Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

Setelah sarapan, Alisa ikut membantu mama mertuanya untuk mencuci piring kotor bekas mereka makan dan peralatan masak yang kotor. 

"Tadi kenapa turun nya lama?" Tanya Larissa. Lagi-lagi Alisa di hadapkan pertanyaan yang membuat dirinya bingung hendak menjawab seperti apa. 

Rasanya tak mungkin jika dia harus menjawab kalau Jimmy malah mengajak nya perang bibir kan? Aisshh, pasti dia dan Jimmy akan merasa sangat malu. 

"Harusnya Mama gak usah nanya gitu sama Alisa, emang nya kenapa kalau dia turun nya lama? Alisa istri Jimmy bukan pembantu yang harus bantu-bantu mama pagi-pagi buta." Jawab Jimmy ketus, membuat Larissa berbalik dan melihat putranya sudah berdiri tepat di belakang Alisa. 

"Eehh, bukan gitu maksud mama, Jim. Gak biasanya aja Alisa turun nya siang."

"Terus, kenapa? Harusnya hal kayak gini tuh gak usah di pertanyakan. Alisa sama Jimmy itu suami istri, mau ngapain aja bebas kan?" Sewot nya, dengan cepat dia menarik tangan Alisa.

"Jim, aku belum selesai cuci piring." 

"Gak usah, nanti tangan Lo ke gores." Jawab Jimmy tegas, dia menarik Alisa dan membawa nya ke kamar.

Entah kenapa dia merasa sangat kesal saat kedua orang tua nya seakan menginterogasi Alisa, memang nya kenapa sih kalau keluar dari kamar agak siang? Padahal kan hari minggu.

Jimmy menutup pintu dan mengunci nya, dia melempar Alisa ke atas ranjang dan segera mengungkung nya, membuat Alisa ketakutan.

"Lo takut liat gue?" Alisa mengangguk pelan lalu menunduk.

"Gak usah takut, gua minta maaf kalo iya sikap gue bikin Lo gak nyaman." 

"Jangan minta maaf sama gue, Jim. Lo gak ngerasa ya, Lo udah kasar banget sama mama. Harusnya, Lo minta maaf sama dia bukan sama gue." Ucap Alisa.

Menurut nya, perkataan Jimmy tadi sangat kasar, pasti hati mama nya sangat sakit mendengar kata-kata kasar yang di lontarkan oleh putranya sendiri.

"Gue paling gak suka sama orang yang ikut campur urusan orang lain, Alisa."

"Gue tau, tapi kata-kata Lo tadi bener-bener gak pantas Lo ucapin sama orang tua Lo sendiri, Jim." Nasihat Alisa membuat Jimmy menatap wajah cantik di depan nya dengan intens.

"Kok Lo natap gue kek gitu sih?"

"Emang kenapa? Gak dosa ini gue natap Lo kayak gini, kita kan suami istri." 

"Jadi, Lo ngakuin gue istri ya?" Tanya Alisa membuat Jimmy terkekeh lalu menyentil kening Alisa, membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Lo gak ngerasa selama ini perlakuan gue sama Lo itu jauh berubah ya?"

"Iya sih, gue ngerasa. Tapi gue pikir itu cuma Lo lakuin sebagai bentuk tanggung jawab aja." 

"Karena apa? Karena Lo tuh bini gue, sampai sini paham?" Tanya Jimmy membuat Alisa mengangguk.

"Bagus, jadi jaga jarak sama si Denis kalau Lo gak mau gue tidurin." Alisa membulatkan kedua mata nya, lalu menganggukan kepala nya dengan cepat pertanda mengerti.

"Sekali lagi gue liat Lo deket-deket sama tuh cowok, gue gak segan-segan bikin Lo gak bisa jalan besok nya."

"Iya iya, Jim." 

Jimmy tersenyum puas mendengar jawaban Alisa, dia membaringkan kepala nya di pangkuan sang istri.

"Eeh, Jim.." 

"Kenapa?"

"Kok gini sih, jangan lah gak nyaman gue." Ucap Alisa, dia mendorong kepala Jimmy agar menjauh dari paha nya.

"Diem sih, cuma gini doang. Kita nonton film aja, mau?"

"Gue maunya jalan-jalan." Ketus Alisa sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kemana?"

"Kemana aja, bosen di rumah terus." Jawab Alisa.

"Dahlah, gue mager. Kapan-kapan aja, sekarang nonton film aja." Jimmy bangun dari rebahan nya dan pergi ke arah televisi besar, lalu mengambil kaset dan memasukan nya ke alat pemutar kaset. 

Jimmy sengaja memilih film yang banyak adegan mesra nya, dia akan memanfaatkan situasi itu sebaik mungkin untuk bisa bermesraan juga bersama Alisa. Entahlah, seperti nya Dia sudah kecanduan bibir Alisa yang sangat manis menurutnya.

Film di mulai, di awal saja sudah menunjukan sepasang anak manusia yang tengah bercumbu mesra di tengah hutan, hanya di alasi dengan selembar kain, keduanya berciuman mesra sambil berbaring saling menghadap satu sama lain.

"Jim, gak ada film lain? Ini mah film dewasa njir." 

"Emang nya Lo belom dewasa ya?" Tanya Jimmy, kembali merebahkan kepala nya di pangkuan sang istri. 

"Gue masih polos ini."

"Polos ya, mau gue polosin gak?" Tanya Jimmy sambil memainkan alis nya, membuat Alisa refleks menggeplak wajah menyebalkan suaminya itu.

"Sakit anjir, wajah ganteng gue!"

"Lebay Lo, biasa nya gue tabok itu muka." Jawab Alisa sinis, entah sudah berapa puluh kali dia memukul aset seorang Jimmy, yakni wajah tampan nya.

Di pertengahan film, tokoh utama di tim tersebut melakukan sesi panas di atas ranjang, yang sialnya no sensor. Membuat semuanya terlihat jelas, bahkan benda panjang yang keluar masuk di lubang milik sang wanita pun terlihat jelas. 

Tubuh Alisa menegang, dia memalingkan wajahnya ke arah lain. Tapi suara-suara erotis dan jeritan nikmat membuat nya penasaran ingin melihat adegan itu. Dia begitu fokus hingga tak sadar bahwa Jimmy sedang memperhatikan nya.

"Pengen Lo? Fokus bener nonton nya."

"Isshh apaan sih Jim, ganti lah film nya bikin tegang aja." Ketus Alisa membuat Jimmy terkekeh.

"Kalau Lo mau tinggal bilang aja, gue siap kok."

"Idih, kagak." 

"Kenapa? Gak ngiler gitu, keliatan nya enak." 

"Enak dari mana? Emang Lo pernah hmm?"

"Ya belom sih." Jawab Jimmy sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Terus tau itu enak dari mana?"

"Keliatan nya, lihat aja ceweknya sampe teriak-teriak gitu."

"Dahlah, gak usah manas-manasin gue. Gak ada gituan sebelum selesai ujian nasional." Tegas Alisa membuat Jimmy tersenyum miring.

"Oke, tapi kalo silaturahmi bibir boleh?"

"Kan tadi udah, lagian Lo kan gak pernah izin kalo mau cium gue." Jawab Alisa.

"Iya sih, yaudah deh."

"Yaudah apanya?" Tanya Alisa dengan kening berkerut, tapi sedetik kemudian dia tau jawaban nya saat Jimmy mendekat dan menyerang bibir nya dengan brutal.  

......

🌻🌻🌻🌻🌻