NovelToon NovelToon
Jodoh Di Atas Kertas

Jodoh Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak
Popularitas:846.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Untuk membalas budi kepada Elkan yang sudah melunasi hutang ayahnya, Yuna terpaksa menikahi pria yang tak dia kenal itu. Hati Yuna hancur, dunianya seakan runtuh saat mendengar dua orang saksi berkata sah.

Disaat malam pertama yang tak diinginkannya itu, kegundahan hati Yuna lenyap seketika. Elkan ternyata hanya memberinya status sebagai seorang istri, bukan hak menjadi seorang istri. Yuna bahkan harus menandatangani sebuah perjanjian tertulis malam itu juga.

Mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Yuna tentunya sangat bahagia. Namun dia harus menanggung siksaan bertubi-tubi karena hinaan dan perlakuan Elkan yang selalu melukai perasaannya.

Akankah Yuna sanggup bertahan menghadapi sikap Elkan yang kasar?
Ataukah dia malah terikat dengan perjanjian yang sudah mereka sepakati?

Halo Kakak 🖐
Intip yuk bagaimana kelanjutan ceritanya!
Jangan lupa dukungannya ya! Agar author lebih semangat lagi dalam menulis.

Lope lope segudang untuk kalian semua 🥰🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

J.D.A.K BAB 32.

**Hai kak, salam kenal dari Author Kopii Hitam

Meskipun hitam, tetap manis seperti reader yang membaca novel ini kan**

**Jangan lupa tinggalkan jejak petualangannya ya

Happy Reading**

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesaat, isak tangis keduanya menyatu memecah kesunyian malam. Setelah beberapa menit, Elkan akhirnya membuka suara.

"Kenapa tidak pergi saja bersama Beno? Aku sudah memintanya mengurus perceraian kita." tanya Elkan dengan tatapan sendunya.

Mendengar itu, darah Yuna mendidih dengan mata menyala tajam. Dia kembali memukul dada Elkan untuk meluapkan kekesalannya.

"Kenapa kau sangat berambisi untuk menceraikan aku? Apa aku ini istri yang buruk?" bentak Yuna yang terus saja memukuli Elkan tiada henti.

"Tidak Yuna, kamu bukan istri yang buruk." bantah Elkan sambil menggelengkan kepalanya.

"Lalu kenapa? Apa yang salah denganku?" lirih Yuna, kemudian memukulkan kepalanya ke dada Elkan.

Melihat istrinya yang begitu, Elkan dengan cepat melingkarkan tangannya di leher Yuna, lalu membawa Yuna ke dalam dekapan dadanya.

"Tidak ada yang salah denganmu, kamu istri yang baik dan sempurna." Elkan menjeda ucapannya, lalu menyeka pipinya dengan kasar.

"Aku yang salah karena sudah mempermainkan pernikahan ini. Aku juga yang salah karena sudah menyakitimu selama ini." Air mata Elkan semakin tak terbendung mengakui kesalahannya.

"Semua ini salahku, aku pengecut, aku tidak berani menghadapi kenyataan. Aku takut mengakui perasaanku sendiri, aku takut cinta ini terlalu dalam menjerat hatiku, aku juga takut ditinggalkan olehmu." isak Elkan mengungkapkan kebenarannya.

Mendengar itu, isak Yuna pecah di dada Elkan. Yuna melingkarkan tangannya di pinggang Elkan dan memeluknya dengan erat.

"Kenapa Elkan? Apa aku tidak pantas untuk dicintai?" tanya Yuna tersedu.

"Tidak Yuna, kamu sangat layak untuk dicintai. Kamu juga layak mendapatkan kebahagiaan dari pria yang mencintaimu dengan tulus, aku yang salah karena sudah menjeratmu dalam pernikahan palsu ini." lirih Elkan sembari mengusap kepala Yuna dengan lembut.

"Apa itu artinya kau tidak mencintaiku?" tanya Yuna sembari mempererat pelukannya.

"Tidak penting bagaimana perasaanku terhadap dirimu, aku hanya ingin melihatmu bahagia bersama pria yang kamu cintai. Itu sudah cukup bagiku," jelas Elkan.

"Apa kau tau siapa pria yang aku cintai?" tanya Yuna dengan suara seraknya.

"Tentu saja, aku bahkan sudah beberapa kali menyaksikan kemesraan kalian berdua. Dia sangat beruntung, kalian sangat serasi, semoga kalian bahagia." jawab Elkan yang berusaha legowo menerima takdir cintanya.

"Apa kau yakin aku akan bahagia bersama dia?" tanya Yuna.

"Tentu saja, dia pria yang baik. Kalian pasti bahagia jika hidup bersama." jelas Elkan.

"Kalau begitu, besok kita kembali ke Jakarta ya! Aku akan mengenalkannya padamu," pinta Yuna.

"Tidak perlu, kamu kembalilah duluan! Aku masih ingin di sini," tolak Elkan, lalu melepaskan kalungan tangannya dari leher Yuna.

"Kenapa tidak mau kembali?" tanya Yuna sembari menautkan alisnya.

"Aku sudah memutuskan untuk menetap di sini. Sepertinya aku lebih cocok tinggal di sini," Elkan meraih bantal, lalu membaringkan tubuhnya di atas tikar.

"Tidurlah, sudah malam! Mataku sudah sangat mengantuk," Elkan memiringkan tubuhnya, lalu memejamkan matanya perlahan.

"Elkan," panggil Yuna.

"Hmm," gumam Elkan.

"Bolehkah aku tidur di dalam pelukanmu?" pinta Yuna.

"Jangan, tidur saja di belakangku!" sahut Elkan.

"Kenapa? Bukankah kita ini suami istri?" tanya Yuna.

"Aku tau, tapi hubungan kita tidak seperti suami istri pada umumnya. Sebaiknya jaga jarak saja, jangan sampai kita membuat kesalahan yang nantinya akan merugikan dirimu!" jelas Elkan, lalu menarik selimut dan menutupi sebagian tubuhnya.

"Kesalahan apa yang kau maksud?" tanya Yuna seakan tak mengerti.

"Sudahlah Yuna, tidur saja! Aku ngantuk," keluh Elkan, dia sudah kehilangan akal menjawab pertanyaan Yuna yang tiada henti.

Mendengar itu, seulas senyum terpahat indah di wajah Yuna. Dia bergegas masuk ke dalam selimut, kemudian memeluk Elkan dari belakang.

"Yuna, jangan terlalu menempel seperti ini, beri sedikit jarak!" pinta Elkan, lalu beringsut dari posisinya.

"Kenapa? Apa kau takut?" tanya Yuna sembari tersenyum kecil.

"Tidak, untuk apa aku takut? Aku hanya ingin menjaga hubungan ini agar tidak rusak." jelas Elkan dengan mata yang sudah terpejam.

Yuna kembali tersenyum, kemudian menarik selimut hingga menutupi keseluruhan tubuh mereka, lalu menekan bahu Elkan hingga posisinya berubah menjadi telentang.

"Yun...,"

"Sssttt..., jangan banyak bicara! Katanya suami istri itu harus tidur bersama kan? Sekarang, biarkan aku tidur di dada suamiku!" bisik Yuna dengan suara seraknya, lalu meraba dada Elkan, membuat jantung Elkan seketika berdegup kencang.

"Deg Deg"

Seulas senyum terpahat indah di wajah Yuna, dia bisa merasakan detak jantung suaminya melalui sentuhan tangannya. Sementara Elkan sendiri sudah mati kutu melihat Yuna yang semakin merapat dengan dirinya, hawa nafas Yuna terasa hangat menerpa wajahnya.

"Sudah ya, jangan seperti ini!" Elkan menelan ludahnya kasar, sekujur tubuhnya mulai bergetar bak tersengat aliran listrik, bahkan tarikan nafasnya terdengar tak beraturan.

Elkan melempar pandangannya ke arah lain, dia takut tak bisa mengendalikan diri di hadapan Yuna. Terakhir kali, dia sudah menyakiti Yuna sebab tak kuat menahan li*bi*do nya.

Yuna menyentuh pipi Elkan dengan tangan lembutnya, tatapan keduanya kembali saling bertemu. "Kenapa tak mau menatapku?"

Suara Yuna yang serak semakin membuat Elkan tak berkutik, apa yang bisa dia buat? Dia tak mungkin menyatakan keinginannya di hadapan Yuna.

"Tidurlah!" Elkan mengusap pucuk kepala Yuna dengan lembut, lalu membawanya ke dalam dekapan dadanya. Hanya itu yang bisa dia lakukan saat ini.

Malam berlalu begitu cepat. Pagi hari, keduanya terbangun dalam posisi saling berpelukan.

"Pagi," gumam Yuna sembari tersenyum kecil.

"Pagi juga," Elkan membalas senyuman Yuna, lalu melepaskan pelukannya dan beringsut hendak menjauhkan diri.

"Mau kemana?" tanya Yuna sembari menahan dada Elkan, kemudian mempererat pelukannya.

"Sudah pagi, aku mau keluar menghirup udara segar." sahut Elkan tanpa ekspresi sedikitpun.

"Apa udara di sini tidak segar?" tanya Yuna dengan tatapan yang sulit dimengerti.

"Segar, tapi aku mau sekalian berolahraga di luar sana." jawab Elkan.

"Hmm, apa aku boleh ikut denganmu?" tanya Yuna.

"Untuk apa? Aku mau jalan-jalan di dalam hutan. Apa kamu tidak takut? Di sini banyak binatang buas," jelas Elkan.

"Kenapa harus takut? Bukankah salah satu binatang buasnya ada di sini?" celetuk Yuna sembari tersenyum manis.

Mendengar itu, seulas senyum terpahat indah di wajah Elkan, dia pun mencubit pipi Yuna saking gemasnya.

"Ayo bangun, pergilah cuci mukamu! Ada iler yang menempel di sudut bibirmu," ucap Elkan menggoda Yuna.

"Iler?" Yuna menautkan alisnya, matanya melotot tajam, lalu bergegas melepaskan pelukannya dan berlari meninggalkan rumah pohon.

"Hahaha," Elkan terkekeh melihat ekspresi Yuna yang sangat menggemaskan.

Elkan menyusul Yuna meninggalkan rumah pohon, dia memilih mencuci mukanya di tepi kolam. Di sana ada air pancuran yang bersumber dari bukit kecil yang tak jauh dari rumah Pak Sobri.

"Pagi Kak, bagaimana tidurnya semalam?" sapa Alvi yang tiba-tiba muncul dari arah belakang.

"Pertanyaan macam apa itu?" tanya Elkan dengan kening sedikit mengkerut.

"Hanya pertanyaan biasa. Siapa tau tidur Kakak tidak nyenyak, soalnya ada bidadari yang menemani Kakak semalaman." goda Alvi, kemudian terkekeh dengan sendirinya.

"Apaan sih? Dasar bocil kepo!" geram Elkan, lalu menyeka wajahnya dengan handuk kecil.

"Hahaha," Tawa Alvi menggelegar sampai ke dalam rumah.

Bersambung...

1
Hᵃⁿʸᵃ ʳⁱⁿᴅᵘ
mampir thorr
Lena Sari
akhirnya menyadari jga.
Mamah Enung
paling mmh nya elkan kerjasama sama orang dalam nebak nebak aja sih
Nur Roudhotul Janah
knp cerita muter-muter ya thor
Erna M Jen
sombong sekali ya..si elkan
Vani_27
berbelit
Apriana Suci
Luar biasa
Aswi Yanti
buah dari kesabaran Elkan dalam menuggu sadarnya Yuna dari koma
lanjut👍
Omi Rohimah Omi
Luar biasa
Sri mulyanah Mulya
semua kalau di kerjakan dengan ikhlas jadi ringan TDK jadi beban
Enung Samsiah
yuna jngn marah marah terus suami palsumu aneh otaknya geser kali,, wkkw wkwk,,,
Jusniar AJ
lanjut
Yani Mulyani
Kecewa
Salsabila Saiful
Luar biasa
Jeni Safitri
Benar kata krg jodoh cerminan diri, sama" meras dan bisa kasar😊🤭
Lisa Icha
hi Thor Aku mampir LG Di karyamu ini.Semangat nulisnya.
Nurlaila Hasan
syukurin lelaki sombong,,, maaf yah jg gregetan akoh
Kopii Hitam: Makasih kk udah mampir 🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Kasmiwati P Yusuf
tak bentur pala mu dinding biar oon beneran kau jd org..
Darmawan Aja
kisah beno n rini di mulai..
Ifa Masrifah Basman
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!