Info novel 👉🏻 ig @syifa_sifana
Salah sambung hingga berakhir pacaran. Sepasang kekasih yang sudah siap menikah harus kandas karena sebuah kecelakaan.
Restu terlepas, seorang anak harus berbakti pada orangtuanya dengan menikahi wanita pilihan mereka.
Bertemu kembali dengan status berbeda, dengan harapan ingin kembali dengan cinta lama.
"Aku tidak ingin menikahi bekas orang!" kalimat penegasan keluar dari bibir seorang mantan.
Strategi meraih mantan tercinta hingga berujung pada sebuah pernikahan.
Perjuangan mendapatkan cinta kembali dari sang mantan hingga air mata menjadi saksi bisu.
Inilah kisah Terpaksa Menikahi Mantan yang penuh dengan tawa dan air mata.
Lanjutan novel ini 👉🏻 Sang Penakluk Playboy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Sifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Raka
Hari-hari Raka menjadi begitu menyenangkan saat sang mentari masih menyinari hidupnya dan cinta masih terkukuh untuk sang pelita, bidadari surga Melisa.
Namun seketika mentari redup dengan hembusan angin yang mendatangkan awan gelap menutupi mentari.
Raka bingung melihat penghulu, Bella dan Laras datang memasuki ruangan Talita.
Ia buru-buru berjalan dan menemui mereka. Seperti ada sesuatu hal buruk yang akan segera terjadi padanya.
"Ada apa ini?" tanya Raka berjalan menghampiri mereka.
"Mommy ingin kamu menikah di sini nak!" pinta Talita dengan lembut. Membuat mata Raka melebar dan shock.
"Tolong kalian keluar dulu! Saya ingin berbicara dengan orangtua saya" pinta Raka menatap penghulu, Bella dan Laras.
Mereka menganggukan kepala dan beranjak keluar.
Setelah mereka semuanya keluar, kini tinggal Raka, Talita dan Gunawan. Raka pun mulai serius dengan ucapannya.
"Mommy kita baru membicarakan masalah ini beberapa hari yang lalu dan ngapain mommy langsung ambil keputusan tanpa sepengetahuan dan seizin Raka?" protes Raka kesal dengan tindakan Talita yang terburu-buru.
"Bukannya kamu sudah setuju untuk menikahi Bella?" tanya Talita memasang wajah polosnya.
"Kapan Raka bilang setuju, Mom. Mommy tolong dong jangan langsung ambil keputusan sepihak!" sahut Raka kesal.
"Nak! Mommy sudah sakit-sakitan, mommy hanya ingin melihat Raka menikah. Itu saja harapan mommy! mommy gak pernah minta lebih dari kamu, cuma pernikahan kamu yang mommy inginkan" bujuk Talita memasang wajah melasnya.
Merasa Talita tidak dapat membantunya, Raka pun berjalan menghampiri Gunawan dengan alasan yang sama.
"Daddy! Please! Bujuk mommy untuk membatalkan ini semua" pinta Raka memohon dan memasang wajah melas di depan Gunawan.
"Daddy gak bisa lakukan apa-apa nak! Sebaiknya kamu turuti permintaan mommy. Jadilah anak yang berbakti" sahut Gunawan memberi pengertian. Padahal mereka sudah merencanakan untuk menyegerakan pernikahan Raka.
"Gak Mom! Gak Dad! Raka gak bisa melakukan ini" ucap Raka menolaknya.
"Raka!" pekik Talita memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing.
"Mommy!" Raka langsung menghampiri Talita dan juga ia memencet tombol di samping bangkar untuk memanggil dokter.
"Kamu tahan sebentar. Dokter akan segera datang" ucap Gunawan khawatir pada kondisi Talita.
Tidak lama kemudian dokter datang menghampiri mereka.
"Dok! Tolong mommy saya!" pinta Raka khawatir.
"Baik. Silakan kalian keluar dulu! Biar saya periksa kondisi Bu Talita" pinta dokter dengan lembut.
Raka dan Gunawan mengangguk kepalanya dan pergi keluar dari ruangnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Laras khawatir.
"Gak ada apa-apa kok. Jangan terlalu khawatir" sahut Gunawan terpaksa berbohong agar tidak terjadi kepanikan.
Setelah melakukan pemeriksaan dokter keluar dan menemui mereka.
"Alhamdulillah pasien tidak sampai drop, hanya saja bu Talita jangan terlalu banyak berpikir dulu. Tolong jaga kondisinya selama masa penyembuhan" titah dokter dengan lembut.
"Oh iya. Mas Raka! Anda diminta untuk menemui bu Talita di dalam" ucap dokter menatap Raka.
Raka langsung membuka pintu dan berjalan masuk menghampiri Talita.
"Mommy!" panggil Raka pilu melihat Talita kembali sakit karenanya. Ia langsung memeluk tubuh Melisa.
"Sudah! Kamu jangan seperti anak kecil. Mommy gak apa-apa kok" ucap Talita terpaksa senyum meskipun sulit demi tidak membuat Raka khawatir terhadapnya.
"Mommy maafin Raka. Lagi-lagi Raka membuat mommy seperti itu" lirih Raka tak kuasa menahan bendungan air matanya, karena ia amat sangat menyayangi Talita.
"Raka gak salah. Mommy yang salah. Mommy terlalu memaksakan kehendak mommy untuk melihat Raka menikah, akhirnya mommy seperti ini" tutur lembut Talita merasa bersalah.
"Mommy jangan ngomong seperti itu" sahut Raka menenggelamkan wajahnya di tangan Talita.
"Mommy hanya bisa berharap mommy bisa melihat Menikah. Itu saja harapan mommy. Tapi kalau Raka gak mau ya sudah, jangan paksaan diri" ucap Talita dengan melas, ia berharap dengan bujukannya kali ini bisa membuat Raka menikahi Bella.
"Jika itu keinginan mommy, Ok Raka mau menikahi Bella" ucap Raka spontan. Ia terpaksa menyampingkan cinta dan kebahagiaannya demi melihat Talita bahagia.
"Benarkah itu nak?" tanya Talita menungging bibirnya.
"Iya" ucap Raka menganggukkan kepalanya.
"Terima kasih nak" ucap Talita tersenyum bahagia. Akhirnya apa yang diinginkan Talita terwujud sudah.
"Sekarang suruh mereka masuk! Biarkan kalian menikah di disini, di depan mommy" pinta Talita dengan senyuman mengembang di bibirnya.
Raka hanya bisa pasrah dan memanggil mereka semua untuk menemui Talita.
Setelah semuanya berkumpul, akad nikahpun berlangsung.
"Saya terima nikah dan kawinnya Bella yulia binti Setiawan dengan mas kawin tersebut tunai" ucap Raka dalam satu tarikan nafas.
"Sah" ucap mereka semua.
Jauh di Singapore sana, Melisa sedang minum, tiba-tiba tangannya licin dan gelas jatuh sendiri ke lantai.
Prak...
Melisa berusaha mengutipnya namun jajrinya malah tergores dengan pecahan kaca.
"Aw.." pekik Melisa merasakan sakit pada jarinya dan kini sudah mengeluarkan darah.
"Ada apa?" tanya Reno baru saja masuk dan langsung berjalan menghampiri Melisa.
"Tanganmu berdarah Lisa. Sini kakak obati" ucap Reno hendak membantu Melisa.
Melisa menganggukkan kepala. Hatinya menjadi tidak tenang, tiba-tiba ia memiliki firasat Raka sudah menikah. Tapi ia mencoba menepisnya.
"Jangan pikirkan yang bukan-bukan. Dia tidak mungkin mengkhianatimu"
Gumam hati Melisa mencoba menepis semua pikiran buruk terhadap Raka. Meskipun firasatnya salahlah kuat.
Drrrttt...drrrttrr...
Suara ponsel, membuat lamunan Melisa membuyar ia pun meraih ponsel di atas nakas.
"Siska? Ngapain dia hubungi aku malam-malam begini?"
Gumam Melisa mengernyit keningnya.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Lisa! Gue ada berita buruk untuk lo" ucap Siska langsung to the point.
"Berita buruk gimana?" tanya Melisa bingung.
"Mas Irsyad sudah menikah" jawab Siska dengan spontan.
"Kamu jangan bohong" ucap Melisa berusaha menepis, meskipun hatinya sudah mulai sakit.
"Gue gak bohong. Coba lo buka grup asrama kita" titah Siska dengan serius.
Melisa membuka grup asramanya, dan seketika ia shock dan patah hati.
Sebuah foto pernikahan Raka dengan Bella, yang menjadi seniornya sendiri.
Sesak di dada tak mampu membendung air matanya Melisa yang sudah tumpah membasahi pipinya.
Sebuah pengkhiatan cinta, dilakukan oleh Raka yang pernah singgah di hati Melisa, bahkan menjadi cinta pertamanya.
"Mas! Tega kamu, Mas! Bahkan kamu gak bisa menunggu aku sebentar lagi. Kamu memberi aku harapan lalu kamu sendiri yang menghancurkannya. Begitu kejam dirimu"
Gumam hati Melisa dengan sakit hati tak tertahan lagi.
Reno mengernyit keningnya melihat Melisa yang menangis sendirian. Ia pun berjalan menghampirinya.
"Kamu kenapa?" tanya Reno menatap Melisa.
"Gak apa-apa kok" jawab Melisa menghapus kasar air matanya.
"Jangan bohong sama kakak!"
"Gak ada apa-apa kok kak, aku cuma sedih aja baca berita duka tadi di ponsel" jawab Melisa berusaha menutupi kebenarannya dari Reno.
"Ooo.. Kalau gitu sekarang kamu istirahat. Bisa bangun sendiri kan?" tanya Reno dengan lembut.
"Iya kak, kan aku hampir sembuh" jawab Melisa menyungging bibirnya.
Perlahan Melisa menurunkan kakinya kemudian ia bangun dari kursi roda dan duduk di atas ranjang.
"Ayo sedikit lagi!" titah Reno tersenyum melihat kemajuan Melisa.
Melisa menganggukkan kepalanya dan perlahan ia angkat kaki ke atas bangkar.
"Selamat Lisa. Akhirnya kamu bisa juga. Semoga aja gak lama lagi kamu bisa jalan dan kita bisa kembali ke Bandung" tutur Reno penuh harapan.
"Iya kak" jawab Melisa menyungging bibirnya.
rasanya juga tdk puas kalo tdk ada karma utk keluarga raka