Nur Aini seorang gadis piatu yang beragama muslim yang di asuh oleh nenek dan kakeknya, dan sudah di lamar oleh kakak seperguruan tempatnya belajar ilmu agama islam. tapi karena berahli asuh ketangan Pamannya, Aini di bawa ke negara Prancis dan dipaksa pindah agama oleh pamannya, membuat Aini harus memutuskan hubungannya dengan tunangannya.
Setelah kecelakaan, Aini melupakan memori tentang tunangan masa kecilnya, dan kembali ke Indonesia, disinilah Aini bertemu dengan seorang pemuda tampan yang sholeh, sekaligus pengusaha yang terkenal lalu di pinang olehnya yang bernama Ammar Abqori.
Tapi siapa sangka pernikahanya yang baru 2 hari harus merelakan suami tercinta menikah dengan sehabat suaminya.di malam pertamanya. Bagaimana perasaan seorang istri ketika mengijinkan suaminya menikah lagi? bagaimana kisah kehidupan poligami Aini..? Apakah Aini akan kembali ingat dengan tunangannya.. yang bernama Al..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggi (@ngie_an), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. I am yours and you are mine
Perhatian Bab ini khusus usia 21+ jadi harap lah bijak dalam membaca, untuk yang membaca bab ini yang travelingnya sudah melampoi batas,, dosa nya di luar tanggung jawab Author ok 👍🤣 selamat membaca 😘😘
Ammar pergi meninggalkan Nabila seorang diri untuk menenangkan amarah kepada Nabila, berkali kali Ammar bertanya pada hatinya dan pikirannya tapi bertolak belakang, pkirannya marah tapi hatinya gak bisa marah pada Nabila.
Karena bagaimanapun juga Nabila termasuk orang yang Ammar sayang, walaupun hanya sebatas sayang Adik, Ammar pun balik ke dalam hotel Nabila dan masuk kekamar, ingin menjelaskan agar Nabila mau mengerti.
Ammar melihat Nabila yang menangis di balik selimut, Ammar mengecup kening Nabila mengusap rambut hitamnya yang panjang.
"Maafkan abang Nabila atas ucapan abang yang sudah melukai hati mu, " ucap Ammar yang duduk di samping Nabila.
Walaupun Nabila mendengar permintaan maaf Ammar tapi Nabila hanya terdiam.
" Kau tau Nabila..? bahwasannya Allah lah yang maha pemilik hati setiap hambanya, walaupun kamu lah yang selalu ada di samping abang dari kecil, tapi jika allah belum berkehendak untuk menetapkan rasa cinta ini untuk Nabila, abang pun tidak bisa berbuat apa apa" ucap Ammar yang mencoba menjelaskan ke Nabila se halus mungkin
" Tapi cinta itu bisa tumbuh bang dengan cara pelahan" ucap Nabila yang bangun dan duduk mengadap Ammar.
" Ya kau benar, cinta itu tumbuh dengan perlahan itu yang abang rasakan ke Aini, maafkan Abang Nabila, abang masih perlu waktu untuk menerima cinta kamu," ucap Ammar yang menunduk.
" Lalu untuk apa abang perhatian sama Nabila selama ini,? kasih kenyamanan pada Nabila? Abang pikir dengan perlakuan abang selama ini Nabila tidak merasakan hal spesial atas perlakuan abang ke Nabila? " ucap Nabila sambil menangis.
" Maafkan abang yang selama ini hanya menganggapmu sebagai adik gak lebih, mangkanya selama ini abang juga gak pernah bisa marah sama kamu, " ucap Ammar yang memeluk Nabila yang sedang menangis.
"Jadi abang mohon dengan sangat sama kamu Nabila, tolong jangan sebut dia wanita p*l*cur, karena bagi abang dia adalah wanita sholeha untuk abang, wanita yang abang cintai, abang harap kamu bisa mengerti posisi abang, karena abang juga sayang sama kamu walaupun rasa sayang abang ke kamu beda Nabila "ucap Ammar yang berlutut memohon di hadapan Nabila untuk orang yang dicintainya.
" Sebesar itukan cinta mu padanya? sampai kau rela berlutut memohon untuknya, sehebat itukah dia? sampai bisa mendapatkan cinta mu dari pada aku? Apakah aku tidak ada kesempatan untuk bisa mendapatkan cinta mu bang? " ucap Nabila.
" Percayalah jika allah mengijinkan cinta ini hadir untuk mu maka siapapun tidak akan ada yang bisa menghalanginya Nabila" ucap Ammar yang mencium kening istrinya dan memeluknya.
Nabila masih terdiam tak membalas perkataan Ammar diam dalam tangisannya, Ammar tau bagaimana perasaan Nabila sampai dia bisa mengucapkan kata kasar untuk mencaci orang.
Ting pesan masuk ke Ammar,
Ammar sangat terkejut melihat isi pesannya yang berupa video cctv Rs yang memperlihatkan Frans menggedong Aini dalam ke adaan pingsan.
"Nabila maafkan abang,, abang minta izin dulu ya untuk malam ini abang gak bisa menemani kamu tidur, abang akan bermalam di hotel Aini, sekali lagi abang minta maaf, abang harap kamu mengerti posisi abang, assalamualakum " ucap Ammar yang mencium kening Nabila lalu pergi meninggalkannya dengan tergesa gesa
🥀
Di Hotel xxxx
"Astaghfirullahallazim... ya allah, kenapa rasanya sakit seperti ini" ucap Aini yang menagis setelah menutup telephone ke Nabila.
" Sakit mah... hiksk... hikkksss " ucap Aini yang mengingat mendiang mamahnya sambil menepuk nepuk nepuk d*d* nya yang terasa sesak menerima kenyataan.
Bahwa dia harus merelakan malam pertama bersama suaminya menjadi malam pertama madu dan suaminya.
Sungguh lucu bagi dirihnya mungkin orang lain akan mengagap dirinya bodoh karena sudah merelakan suaminya menikah lagi di malam pertamanya.
" Ayyyaahhhh.... sakiiittt Aini gak kuat...... " ucap Aini yang memegang kepalanya dengan kencang.
Darah pun menetes dari hidung Aini membuat Aini setengah sadar ingin menghubungi Ammar tapi dia teringat pesan madunya.
Akhirnya Aini menghubungi Frans.
" Kak... " ucap Aini yang setengah sadar tapi telephone masih terhubung..
" Bbeee....? halo beee......? " ucap Frans yang berteriak lalu segera menuju lokasi Aini.
Dengan panik dan tergesa gesa Frans segera menuju kamar Aini. meminjam kunci cadanngan oleh resepsionis. Frans membuka pintu kamar Aini bersama dokter spesialis saraf yang sudah di conek sebelum Frans ke hotel.
" Beee...? " teriak Frans yang melihat Aini dengan gemeteran mengelap darahnya oleh tisu di mana mana.
" Kak Aini takut " ucap Aini yang menangis gemeteran melihat darah begitu banyak di tisu.
" Tenang ya bee... ada kakak di sini, dok tolong adik saya dok cepat dok" ucap Frans yang mengelap darah Aini di wajah dengan bajunya tanpa merasa jijik.
Dokter pun langsung memberikan pertolongan pertama pada Aini dan menyarankan Aini untuk periksa lebih lanjut ke Rs agar bisa mendapatkan penanganan yang lebih tepat.
Setelah Aini sudah menghabiskan 2 infusan sekaligus dan meminum obat kini Aini sudah merasa baikan walaupun harus berdebat dengan Frans agar tidak mencopot selang infusannya.
" Kak inget ya ini rahasia kita berdua,, jangan kasih tau ayah dan juga mas Ammar" ucap Aini lirih yang duduk di kasur dan menyeder di tembok.
" Sudahlah kakak akan menutup nya rapat rapat sampai hasilnya keluar besok, tidurlah malam ini kakak terpaksa menginap disini menemani kamu." ucap Frans yang langsung berbaring di samping Aini.
" Iihhhh kakak jangan..... banggunnn sana... aku gak mau sampai mas Ammar tau kamu tidur di kasurnya dan menjadi fitnah.. " ucap Aini yang menendang Frans hingga terjatuh di lantai.
" Ya Tuhan Aini,,, kamu benar benar ya... gak ada terimakasinya sama kaka...udah kakak tolongin juga..adduhhh sakiit... tega banget kamu sama kaka.. " ucap Frans yang bangun dari jatuhnya dan mengusap ****** nya yang terasa sakit.
" Yyaaaa maaf kak... gak maksud Aini begitu.. mana yang sakit sini".. ucap Aini yang menepuk ****** Frans pakai bantal.
" Sudah lah, sakitnya sudah sembuh, ya sudah kakak mau chek in dulu di sini,, kalau ada sesuatu telephone kakak y bee... ok" ucap Frans yang bergegas keluar dengan darah yang masih menempel di bajunya Frans.
Frans yang santai menuju lobby utama ke resepsionis meminta kunci kamar sebelah Aini, yang kebetulan Ammar melihat Frans dengan baju berlumuran darah sedang melakukan chek in. tapi Frans tidak melihat Ammar yang menaiki lift.
Sesampainya di kamar Ammar langsung masuk dan melihat istrinya sedang tertidur pulas.
" Rahasia apa yang kau sembunyikan dari mas Aini" ucap pelan Ammar yang melihat istrinya.
Ammar bergegas ke kamar mandi setelah itu memeluk istrinya dari belakang membuat Aini sangat terkejut dan mengeluarkan jurus bela dirinya.
Tapi Ammar malah menangkisnya dengan cepat dan manaklukan istrinya dengan sekali juruaan.
" Aaawwwww.... siapa kamu? " ucap Aini yang menahan sakit tangannya akibat bekas infusan. yang di kunci tangan nya kebelakang punggung oleh tangan Ammar.
Dengan posisi Aini di depan Ammar yang setengan berlutut bersamaan dengan posisi Ammar yang masih berada di atas kasur, tangan kebelakang yang di kunci satu tangan oleh Ammar dan tangan Ammar 1 nya lagi menutup mata Aini
" Mau apa kamu? " ucap Aini yang berusaha membuka kunci tangannya agar terlepas, tapi saat ini kondisi Aini sangat lemah sehinggat tidak ada tenaga yang cukup untuk lepas dari nya.
Perlahan Ammar memajukan wajahnya ke telinga Aini membaca doa ritual di telinga Aini dan menjilatnya dengan perlahan, membuat Aini merasa geli dan hampir saja membuat suara yang memancing bir*hi Ammar.
Ammar mengulangnya lagi sampai akhirnya suara seksi itu lolosan keluar dari mulut Aini, membuat Ammar semakin menjadi melanjutkan aksinya.
Dengan segenap tenaganya Aini memutarkan badannya hingga kini Ammar yang terkunci oleh Aini, dengan posisi Ammar dibawah sedang menghadap Aini dan Aini yang berhasil duduk di atas p*rut Ammar sedang memegang tangan Ammar ke atas. sedangkan kamar dalam ke adaan lampu tidak menyala.
" Hai kau yang masuk tanpa izin, kau tau sekarang aku sedang kesepian karena sekarang suamiku yang menyebalkan itu pasti sedang bermesraan dengan madunya yang lebih woow dari pada aku, jadi apa kah kamu mau menggantikannya bersenang senang dengan ku yang masih tersagel ini? " ucapan Aini membuat Ammar tertawa kecil.
" Kau menertawaiku karena aku masih tersegel? " sambung Aini yang mendengar suaminya tertawa, Aini sudah tau bahwa orang yang di hadapannya adalah suaminya tapi mereka berdua malah membuat drama seolah olah Ammar adalah penyusup.
" Okkk Kalau kau tak percaya,,, aku tunjukan ke kamu kalau aku bisa berselingkuh dari suami ku bang... ? bang apa tau namanya,, mungkin bang-kot-tan, aku buat dia menyesal karena istrinya sudah tidak tersegel lagi, " ucap Aini yang perlahan mencium kening Ammar dengan lembut sampai meneteskan airmatanya.
Karena mungkin pikiran Aini, Ammar sudah melakukannya tadi dengan Nabila karena aromah di tubuh Ammar berbeda, dan Aini tahu betul aroma khas suaminya itu.
" Bolehkan aku menjadi istri yang egois untuk malam ini?" tanya Aini
" Of course..! I am yours and you are mine" ucapan Ammar dengan suara m*buk kepayang sudah ada di tingkat tertinggi.
Malam panjang pun dimulai, dengan suara yang saling berpadu menjadi saksi begitu indah malam yang di lalui Ammar dan Aini.
Pagi pun tiba,, Aini membuka matanya yang masih berat mengambil ponsel melihat jam menunjukan Pukul 04 : 30, ada rasa senang saat Aini membuka mata dia merasakan tubuh berat di pagi hari.
Ini menjadi hal yang paling Aini suka saat bangun di pagi hari karena saat itu Ammar sedang memeluk nya dengan penuh cinta.
Aini mengusap kening Ammar dengan lembut, menciumnya dengan penuh sayang dan senang, Aini pun menggeser pelan tangan Ammar yang melingkar di perutnya agar tidak membangunkan Ammar.
" Aauuuuwwww....... " ucap Aini yang kesakitan di bagian sens*tive nya.
Ammar yang mendengar suara Aini yang kesakitan langsung membuka matanya dan melihat Aini sedang menahan rasa sakit.
" Mau mas gendong? " ucap Ammar yang memeluk Aini dari belakang dan menc*um wajah, serta punggung Aini secara bertubih tubih.
" Mas ihh geliii... " ucap Aini yang merasa malu.
" Mau lagi,, " ucap Ammar dengan manja yang masih menc*umi istrinya
" Mas,,, bentar lagi subuh, Aini mau mandi dulu,," ucap Aini yang mengusap rambut Ammar.
" Mau ikut,,, ? " ucap Ammar yang langsung mengendong istrinya.
" Aaakkhhh astaghfirullah mas,,, " ucap Aini yang malu menutup wajahnya.
" Kita mandi bareng biar cepat, kalau mandi sendiri sendiri makan waktu lama" ucap modus Ammar.
Akhirnya dengan pasrah Aini hanya menuruti keinginan Ammar, dan yang di takuti Aini benar saja terjadi bukannya sebentar mandinya malah mangkin lama mandi nya.
Ammar dan Aini melaksanakan sholat subuh berjamaah di dalam hotel di lanjut dengan mengaji bersama, sungguh indah bacaan Aini saat mengaji membuat siapapun yang mendengarnya merasa tenang.
Ammar tersenyum saat melihat di cermin besar pemandangan suami istri yang sedang di mabuk cinta bersama sama melantunkan ayat ayat suci Al quran.
" Hanya ini yang hamba mu inginkan ya allah, bersama orang yang di cintai dan mencintai menjalankan ibadah bersama sama" ucap dalam hati Ammar yang mengingat bawahsannya bukan Aini saja yang menjadi istri Ammar membuat Ammar sedih bila mengingatnya.
Bersambung,,,,,,
intip karyaku juga ya..