Divya Veronika Ibrahim Gadis Manis yang punya segudang mimpi yang ingin dicapai nya.
Perjodohan nya dengan Tuan Muda yang tak lain sahabat masa kecilnya dulu berjalan rumit karena masa lalu orangtua mereka.
kisah ini ditulis berdasarkan pemikiran dari sang penulis,jika ada kesamaan tempat,Nama,Karakter bahkan alur cerita, mohon untuk memakluminya
karya pertama ku
Bissmillah dukung terus Ya jangan lupa like dan komen nya,terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RhinYani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Erik?
Senja datang meninggalkan teriknya matahari.
Petang tak terasa menghampiri,
Ameera pamit pergi ke kamarnya,
Erik mengikuti masuk lewat pintu belakang,setelah mencuci gelas bekas jus,ia pun masuk ke kamarnya.
Ameera masuk tanpa mengetuk pintu,ia berpikir kakaknya masih belum pulang dari kantor.
Padahal Divya sudah datang dari satu jam lalu,bahkan dirinya sudah menonton adegan, entah drama apa di taman belakang lewat jendela kamarnya.
Taman belakang memang terlihat jelas dari kamar mereka.
"Loh kak Divya ,kapan datang?"
Tanya Ameera begitu pintu terbuka dan melihat kakaknya sudah duduk di depan meja rias.
"Sudah dari satu jam yang lalu"
Divya berdiri dan berjalan menghampiri adiknya.
"Sudah puas juga nonton film secara live tadi dari jendela"
Ia berjalan memutar ke belakang Ameera dan menunjuk arah jendela.
"heum "
Seranya menggerakkan alis.
Seakan meminta penjelasan dari adiknya.
"Oh itu~aku~aku ~"
Ameera bicara terbata-bata.Sudah seperti ketahuan maling saja.
"Yah.Kamu ~sama ?!"
Divya sengaja mengintimidasi suasana dengan nada bicaranya.
"Erik"
Tiba-tiba Dimas menjawab saat membuka pintu kamar,masuk dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Kakak...!"
Ameera cemberut,rona wajahnya berubah merah.
"Iya kan,bener kan? Kakak lihat tadi"
Dimas memang melihat dan mendengarkan pembicaraan mereka di taman tadi.
"Sudah berapa kali kakak lihat kalian mengobrol" Imbuhnya.
"Dan kamu diem aja gitu adik kamu ngobrol sama cowok ? Kakak macam apa itu?"
Divya melengos lalu duduk di sofa.
"Aku gak akan diam saja kalau yang mendekati adikku laki-laki tidak baik,dia Erik.Aku tahu seperti apa dia"
Jawab Dimas.
"Memangnya seperti apa dia itu?"
Divya dan Ameera serentak bertanya.
"Mau tahu?"
"Sini deketan,biar kamu tahu seperti apa Erik itu.Ngobrol sudah berapa kali masih belum tahu seperti apa dia? Sebenarnya apa saja sih yang kalian obrolkan?"
Dimas terlihat meragukan Ameera.
"Ya kan baru tiga kali kak,aku juga malu kalau harus nanya yang aneh-aneh soal urusan pribadinya dia "
Ameera cemberut kesal digoda kakak laki-lakinya itu.
*T*api sejauh ini dia memang baik.
Ameera tersenyum sendiri mengingat apa saja kebaikan dia.
"Hahaha"
Divya juga Dimas sontak tergelak senang melihat raut wajah malu Ameera.
"Ah sudah,sudah ayo cerita!"
Divya memukul pundak Dimas.
Aku juga sudah penasaran sejak lama. siapa sih Erik ini.
Sama kamu deket banget.
Sekarang sama Ameera juga.
Udah gitu beberapa kali aku mergokin
dia pergi bawa tas,setelah semua orang selesai sarapan.
"Sebelum cerita mandi dulu gih,bau tau!"
Titah Dimas pada Ameera seranya menutup hidung.
"Ah kakak nih,nanti saja mandinya"
Ameera menolak .
Ia malah duduk semakin ketengah ranjang.
"Masih wangi tahu "
Dengan polos nya dia mencium aroma tubuhnya sendiri.
Erik itu pemuda yang baik itu yang di ceritakan Dimas.
Memangnya seperti apa dia ?
Sebaik apa?
Dia itu disini karena orangtuanya.
Ayahnya salah satu orang kepercayaan paman.
Beliau memegang kantor cabang di luar kota.
Sementara Ibunya,sahabat baik Bibi Rita.
Setelah lulus SMA Erik mendapat beasiswa kuliah di ibukota.
Karena itu paman memintanya untuk tinggal disini.
Hampir sama seperti Dimas,hanya saja,sebagai bentuk rasa terimakasih nya, Erik memilih menjadi pelayan di rumah ini.
Dia bekerja pagi.Setelah semua orang selesai sarapan dan berangkat kerja,dia juga berangkat kuliah.
Satu kampus dengan Dimas.
Terkadang mereka juga berangkat bersama-sama.
Satu jurusan pula.
Erik termasuk mahasiswa terpandai di kampusnya.
Banyak perempuan yang suka padanya.
Para mahasiswi di kampus mengidolakan Erik.
Tapi yah Erik itu cuek orangnya.
Tak satu pun dia memilih deretan gadis yang rela mengantri hanya sekedar ingin mendapatkan perhatiannya,
dia hanya ingin fokus kuliah.
Erik itu orang nya rajin,sopan juga.
Karena alasan itulah Dimas tidak melarangnya mendekati Ameera.
Kalah populer dong kak Dimas di kampus..Hehe.
Ameera