"Kalau kau mau menjadi laki-laki sukses, jangan pernah hadirkan wanita dalam hidup mu!!! Karena wanita hanya akan membuat hidup mu hancur!!!"
Itulah kata-kata yang terngiang-ngiang dalam otak Dave Winstone. Satu nasehat yang selalu Ayahnya katakan jika Dave ingin menjadi orang sukses.
Dave pun mengikuti saran sang Ayah, di usianya yang menginjak 35 tahun, tak pernah sekalipun Dave menjalin hubungan serius dengan seorang wanita, sampai-sampai banyak yang mengatakan kalau Dave adalah seorang penyuka sesama jenis.
Meski begitu, dia berhasil mewujudkan impiannya menjadi pengusaha muda yang sukses.
Hingga suatu hari dokter salah memberikan hasil diagnosa penyakit, Dave dinyatakan mengidap penyakit kanker otak stadium tiga.
Dave yang bingung akan memberikan semua hartanya kepada siapa, akhirnya memutuskan untuk mengontrak seorang wanita untuk melahirkan keturunannya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mari kita ikuti cerita Pernikahan Kontrak CEO Arogan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
🍁 Happy Reading 🍁
Setelah melalui proses panjang, akhirnya Paman Harold berhasil membujuk Nyonya Dominique untuk hadir di pesta pernikahan Dave. Ya walaupun Nyonya Dominique tidak ingin berada di tengah-tengah tamu undangan. Nyonya Dominique ingin menyamar menjadi pelayan hotel yang bertugas mengurus katering saat resepsi.
Daripada Nyonya Dominique tidak hadir sama sekali ke pesta pernikahan Dave, mau tak mau Paman Harold mengiyakan permintaan Nyonya Dominique itu.
Setelah puas melihat wajah gadis yang sebentar lagi akan menjadi menantunya, Nyonya Dominique pun pamit undur diri dari ruang tunggu itu.
Selang beberapa menit setelah keluarnya Nyonya Dominique, tiba-tiba pintu ruang tunggu itu kembali terbuka.
Ceklek.
Dhea yang sedang menikmati aroma teh lavender pun menoleh ke arah pintu.
Ternyata sang Ayah lah yang datang.
"Dhea, ayo sudah waktunya." Ucap Ayah Doddy seraya berjalan mendekati Dhea.
Dhea pun meletakkan cangkirnya ke meja.
Dengan bantuan sang Ayah, Dhea pun berdiri dari duduknya.
"Ayah tidak menyangka waktu cepat sekali berlalu, rasa-rasanya baru kemaren Ayah melatih mu berjalan, rasa-rasanya baru kemaren kamu bisa memanggil Ayah dengan mulut kecil kecil mu. Tapi hari ini, Ayah sudah harus mengantar mu pada laki-laki pilihan mu dan mengestafetkan tanggung jawab Ayah kepada laki-laki pilihan hati mu." Ucap Ayah Doddy seraya menatap wajah Dhea.
Air mata menggenang di pelupuk mata Ayah Doddy kala mengulang kembali momen mulai dari Dhea lahir lalu bertumbuh menjadi balita yang menggemaskan, kemudian bertumbuh menjadi gadis kecil yang manis dan sekarang gadis kecilnya itu sudah bertransformasi menjadi wanita yang dewasa yang cantik, mempesona dan pastinya sangat membanggakan orang tua.
"Ayah..." Melihat air mata menggenang di pelupuk mata Ayah-nya, Dhea pun memeluk sang Ayah.
"Tidak akan ada yang berubah Ayah, Dhea akan tetap menjadi putri kecil Ayah. Dan tidak ada satu laki-laki pun yang bisa menggantikan tugas Ayah sekalipun itu suami Dhea. Suami Dhea hanya membantu meringankan tugas Ayah untuk menjaga dan melindungi Dhea, bukan menggantikan. Dan tidak ada satu laki-laki pun yang sehebat seorang Ayah di mata semua putri yang ada di dunia ini." Ucap Dhea.
Dhea pun melepaskan pelukannya lalu menggenggam kedua tangan Ayah-nya.
"Selembut apapun tangan suami Dhea memperlakukan Dhea, tapi tangan kasar ini lah tangan terbaik untuk Dhea, tangan kasar ini adalah bukti perjuangan seorang Ayah membahagiakan keluarganya. Dhea tidak akan bisa menjadi seperti ini kalau bukan karena tangan ini. Meski tangan ini kasar, tapi tangan ini tidak pernah sekalipun mengasari Dhea. Hal yang belum tentu Dhea dapatkan dari suami Dhea. Bisa saja tangan lembut-nya itu adalah tangan pertama yang akan mengasari Dhea."
"Ayah tidak akan membiarkan itu terjadi. Sekalipun raga Ayah sudah renta, Ayah akan menghajar suami mu kalau sampai berani dia mengasari mu." Balas Ayah Doddy.
Dhea tersenyum mendengar kata-kata Ayah-nya, namun air mata yang sejak tadi ia tahan tak sanggup lagi ia bendung dan mengalir begitu saja membasahi pipi Dhea.
"Hei.. kenapa menangis. Riasan wajah mu akan luntur Sayang." Ucap Ayah Doddy.
Ayah Doddy pun mengambil tissue lalu mengusap lembut air mata Dhea agar riasan wajah Dhea tidak memudar.
Belum juga Ayah Doddy mengusap air mata Dhea, Dhea kembali memeluk sang Ayah.
"Terimakasih Ayah atas semua pengorbanan mu untuk Dhea, untuk keluarga kita." Ucap Dhea dalam pelukan sang Ayah.
"Tidak perlu berterimakasih Sayang, itulah tugas seorang Ayah." Balas Ayah Doddy seraya menepuk-nepuk lembut pundak Dhea.
Ayah dan anak itu pun saling berpelukan beberapa detik, setelah itu Dhea pun melepaskan pelukannya dan Ayah Doddy kembali mengusap air mata Dhea, setelah itu mereka pun keluar dari ruang tunggu dan berjalan menuju ruang pengucapan janji suci dimana Dave sudah menunggu kedatangan Dhea.
🍁🍁🍁
Bersambung...
...Jangan lupa FAV dan dukung novel terbaru Miss ini dengan memberikan LIKE, HADIAH dan VOTE....
...🙏🙏🙏...
can't hardly stop... U guys so lovely