SEQUEL dari kisah sebelumnya yang berjudul BUKAN JANDA BIASA ( Hanya status )
Amelia Putri Al-Hussein, gadis cantik berkacamata yang tidak menyukai orang dewasa justru terjerat cinta seseorang dengan perbedaan usia terpaut 11 tahun.
Doni Alexander, di usianya yang menginjak 36 tahun tak ingin menikah sebelum misinya berhasil. Namun, kini pemikirannya berubah setelah bertemu dengan gadis cantik adik ipar keponakannya.
Akankah keduanya bersatu? dan mampukah Doni menjalankan misinya? dan misi apakah yang sedang ia lakoni?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Terduga
Amel dan Doni sudah sampai di depan rumah Papa Arman saat malam hari. Sebelumnya Doni mengantarkan Sari dan Leo terlebih dulu, baru kemudian terakhir mengantarkan Amel pulang.
Mereka berdua masih berada di dalam mobil dan Amel enggan turun kalau Doni tidak mau ikut ke dalam. "Aku tidak mau turun kalau kamu juga tidak turun ikut masuk ke dalam."
"Mel, bukannya aku tidak mau mampir, tapi di rumahmu tidak ada siapapun jadi aku tidak ingin warga menjadi salah faham. Kan kamu tahu kalau kita sedang berdua yang ke tiga itu setan. Aku takut khilaf lagi dan takut tak bisa mengendalikan hawa nafsuku. Kamu taku kan kita sudah dewasa," jelas Doni.
"Makanya kamu cepetan nikahin aku supaya kita leluasa dan saat bersama pun tidak akan menjadi dosa," jawab Amel menyampingkan duduknya menghadap Doni.
"Sabar dulu ya sayang. Aku pasti akan nikahin kamu setelah orang tua kamu pulang," balas Doni mengusap pipi Amel.
"Tapi kamu mampir dulu ke dalam, ya. Istirahat sebentaaaar saja," balas Amel memohon.
Dan Donipun mengangguk karena tak tega melihat Amel memohon.
Setelah tiba di dalam rumah, Amel membuatkan susu jahe kesukaan Doni dan memasakkan beberapa makanan lain.
Keduanya makan malam bersama layaknya pasangan pengantin baru. Amel senang bisa berada dekat Doni dan ia terus duduk di samping Doni tak sedikitpun jauh dari lelaki yang ia cintai.
Amel menyenderkan kepalanya di pundak Doni menatap kedepan layar tv.
"Aku ingin seperti ini terus sama kamu, Mel. Aku janji setelah orang tuamu pulang akan segera melamar dan menikahimu."
Amel mendongak, "Aku juga sama ingin terus bareng kamu, Mas."
Doni menunduk menatap mata Amel yang sedang bersandar di bahunya.
Keduanya saling tatap memancarkan cinta di antara mereka. Doni benar-benar tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengecup bibir Amel yang terus melambai-lambai seolah minta di hampiri.
"Mel, aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu, Mas Doni."
Doni menarik tengkuk Amel dan iapun ikut mendekatkan wajahnya. Kali ini kedua bibir mereka menempel sempurna, Doni yang awalnya hanya mengecup perlahan menggerakkan bibirnya untuk menyesap bibir Amel.
Amel memejamkan mata menikmati kecupan yang di berikan Doni. Dan keduanya hanyut dalam ciuman mesra di sofa ruang keluarga bahkan Doni mulai lepas kontrol. Ia semakin rakus ******* bibir Amel dan menyenderkan tubuh Amel ke kursi sehingga Amel berada di bawak kungkungannya.
Doni melepaskan tautannya menatap sayu mata Amel menghirup udara dan kembali menyesap bibir Amel. Amel terbuai dengan ciuman yang di berikan Doni, mereka melupakan kalau terus berduaan akan terjadi hal tak terduga.
Tangan Doni mulai nakal memegang gundukan Amel secara lembut. Apa yang Doni lakukan membuat Amel gelap mata dan semakin membusungkan dadanya di kala sesuatu yang berbeda terasa.
Ini pertama kali bagi keduanya melakukan ciuman lebih seperti ini. Di saat gairah Doni mulai naik, Doni menjauhkan wajahnya.
"Sayang, aku tidak bisa lagi menahannya," ucap Doni serak menahan gairah.
Amel menggigit bibirnya, ia pun sama ingin merasakan sesuatu yang berbeda namun ia takut.
"Sayang, aku janji akan bertanggungjawab dan akan secepatnya menikahimu," bujuk Doni mengecup bibir Amel.
"Mas, aku takut."
"Tidak perlu di takutkan lagi, sayang. Aku mencintaimu dan kamu juga mencintaiku, kita sama-sama suka, Mel. Kamu percaya kan sama aku?"
Amel menatap serius Doni dan entah mengapa ia mengangguk mengiakan. Doni sudah buta oleh hasrat yang semakin memuncak begitupun dengan Amel.
"Tapi jangan di sini," bisik Amel. Doni langsung saja membopong tubuh Amel membawanya ke kamar terdekat sambil saling ciuman.
Keduanya sudah berada di bawah selimut yang sama dalam keadaan polos tak berpakaian. Amel menggigit bibirnya di kala sesuatu mulai menerobos masuk, iapun sampai meneteskan air mata.
Doni tersenyum bahwa ialah yang pertama menyentuh Amel. Mereka benar-benar sudah tergoda setan dan hal tak terduga pun terjadi yaitu penyatuan tanpa adanya tali pernikahan.
Nafsu mengalahkan iman di kala dua insan sedang jatuh cinta dan berduaan. Nafsu mampu membuat manusia lupa dan itu semua berkat setan yang mampu menggoda manusia.
Doni mengecup dahi Amel penuh sayang. "Besok aku akan menikahimu, Mel."
********
"Lelah Mama jadi hilang saat melihat Anin," ucap Dinda.
"Papa juga sama, Mah. Pulang dari luar kota malah langsung kesini ingin melihat kedua cucu kita," sahut Arman.
"Kakek sama Nenek menginap di sini saja bareng Felix dan adik, besok kita pulang bareng kerumah Kakek. Aku mau menginap disana," timpal Felix duduk di samping Dinda.
"Benar, Mah. Lagian ini sudah malam mending kalian menginap di sini saja," ujar Reyhan.
"Pah, kita nginap di sini, ya. Mama kangen mereka," pinta Dinda memelas pada Arman.
"Baiklah, Kita akan menginap di sini. Oh iya, Amel mana?" tanya Arman.
"Amel, Paman Doni, Sari, dan Leo sedang berada di kota B, mereka sedang menyelesaikan masalah di sana." jawab Syafira.
"Oh, gitu...." Dinda dan Arman mengangguk.
Ketika mereka sedang berbincang-bincang, ada panggilan masuk ke ponsel Fira dan Firapun mengangkatnya.
"Halo."
"Apa, mereka sudah pulang dan sekarang berada di rumah berduaan?" ucap Fira terkejut, ini di luar dugaan dia dan baru kali ini ia kecolongan mengenai orang-orang di dekatnya.
"Ini tidak bisa di biarkan sebelum terjadi. Paman kalau kau melakukannya akan ku hajar kau..!" batin Syafira.
"Apa yang terjadi, sayang?" tanya Reyhan penasaran begitupun dengan yang lainnya.
"Mah, Pah, kita harus pulang ke rumah kalian sekarang juga!" Fira sudah berdiri.
"Ada apa? bukannya tadi kamu setuju kami menginap?" tanya Arman.
"Nanti aku jelasin, sekarang kita harus ke rumah Papa sebelum terjadi hal yang tak terduga!"
Dan merekapun mengikuti Syafira karena ingin tahu apa yang terjadi.
********
"Lho, inikan mobilnya Doni?" ucap Reyhan setelah memarkirkan mobilnya di dekat mobil Doni.
"Kita segera masuk, Mas. Perasaanku tidak enak." Syafira turun duluan.
Reyhan, Arman, Dinda, dan Felix juga ikut turun mengejar langkah Syafira yang tergesa-gesa sedangkan Baby Anin ada di gendongan Dinda karena Dinda yang minta.
Fira mengedarkan pandangannya menatap kesekeliling tempat dan ia menemukan makanan dekat ruang keluarga. Matanya seketika tertuju kepada satu pintu yang ada di sana.
Fira langsung saja membuka kasar pintunya dan pintu tersebut tidak di kunci. Matanya terbelalak terkejut melihat dua sejoli yang sedang tidur di bawah selimut yang sama dalam posisi berpelukan.
Fira mengepalkan tangannya marah terhadap Sang Paman. "Paman....Amel....banguuun!!!" teriak Fira membangunkan keduanya.
"Fira ada apa?" tanya Rey namun ia ikut mematung melihat pemandangan yang tak terduga begitupun dengan Arman dan Dinda.
"Ya Tuhan..!!! Amel, Doni...!!"
Doni dan Amel merasa terganggu dengan kebisingan yang terjadi. Mereka membuka matanya dan melihat kearah suara. Seketika mereka terkejut, dan langsung bangun dengan Amel menarik selimut menutupi tubuh polosnya.
"Ka-kalian..!!!"
Bersambung....