"Setelah menghancurkan hidupku, kau malah melupakan ku dan memilih bersama wanita lain! aku hamil anakmu!"
Ucapan lantang Enza membuat suasana pertunangan Orlando semakin kacau. Bahkan keluarga besar Gultom dan Arnold terkejut mendengar perkataan lantang Enza.
Kemunculan ayah kandung Enza secara tiba-tiba mengungkapkan satu rahasia besar yang selama ini keluarga besar Arnold maupun Gultom tutup-tutupi.
Enza tiba-tiba meminta cerai kepada Orlando karena suatu hal dan setelah perceraian itu. Enza tiba-tiba menghilangkan bagaikan di telan bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Tiba di hari H, dimana pertemuan keluarga dilakukan. Keluarga besar Arnold terlihat sibuk mempersiapkan hidangan istimewa menyambut kedatangan wanita yang akan menjadi calon istri Orlando.
Semua keluarga tentu saja excited menyambut kedatangan keduanya. Namun, tidak dengan Enza. Ia masih berdiam diri di kamar dengan wajah murung.
Ceklek
Seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar Enza dan menghela napas melihat kamar putrinya yang masih berantakan.
"Sayang, apa kamu tidak mandi dan bersiap-siap? Sebentar lagi sepupu kamu dan calon istrinya akan datang berkunjung." ujar Christine menatap wajah murung putrinya.
"Enza sepertinya tidak akan ikut, Mom. Enza masih memiliki tugas kuliah yang belum selesai." sahut Enza turun dari tempat tidur.
Christine merapikan kamar putrinya sebelum kembali angkat bicara.
"Mommy tahu bagaimana perasaan kamu pada Orlando. Tapi, kalian tidak mungkin bersama, Nak." kata Christine menatap wajah sedih putrinya.
"Ah! Siapa juga yang menyukai pria berwajah dingin dan kaku sepertinya, Mom." elak Enza buru-buru melangkah ke kamar mandi.
"Orang tua mana yang tidak akan sadar dengan perasaan putrinya? Kalian bersama bukan hanya setahun atau dua tahun. Kalian tumbuh bersama sejak kecil." celetuk Christine membuat langkah Enza terhenti.
Enza membalikkan tubuhnya dan menatap wajah lembut ibunya. "Mungkin Enza masih terlalu muda memikirkan masalah percintaan Enza. Mommy tidak usah khawatir. Perasaan Enza belum terlalu besar. Enza yakin seiring berjalannya waktu perasaan itu juga akan hilang."
Enza tersenyum tipis sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Christine hanya bisa menghela napas mendengar ucapan putrinya.
Tepat pukul 8 malam. Orlando dan Clarissa melangkah memasuki mansion Arnold dengan mesra. Mereka terlihat sangat serasi saat berjalan berdampingan.
"Aku merasa gugup bertemu dengan keluarga besar kamu." cicit Clarissa dengan tatapan lembut.
"Jangan khawatir. Ada aku disana." sahut Orlando berusaha menenangkan Clarissa.
Clarissa tersenyum tipis mendengar perkataan Orlando.
"Baiklah Tuan muda Gultom. Rasanya rasa percaya diriku sudah kembali setelah mendengar perkataan mu."balas Clarissa tersenyum ceria.
Kepribadiannya yang ceria membuat semua orang nyaman bertemu dengannya. Mungkin itu alasan Orlando ingin menikah dengan Clarissa.
Kedatangan Clarissa disambut hangat oleh keluarga besar Arnold.
"Ternyata kamu sangat cantik. Orlando sangat beruntung mendapatkan wanita secantik kamu." puji istri Darren dan David tersenyum hangat menatap wajah cantik Clarissa.
Clarissa hanya tersenyum malu-malu mendengar pujian keduanya.
"Jika kalian ingin menikah dalam waktu dekat. Kami akan membantu kalian mempersiapkan pernikahan kalian. Kami akan meminta wedding organizer menyiapkan semuanya dengan sempurna. Kalian hanya perlu mempersiapkan diri dan mengatakan bagaimana konsep pernikahan impian kalian." tukas Christine membuat Darren dan David mengangguk setuju mendengar penuturan Christine.
"Maaf sudah merepotkan kalian Aunty, Uncle." ujar Orlando dengan tidak enak hati.
"Tidak perlu sungkan." sahut Darren tersenyum tipis.
"Ayo duduk. Kita makan malam dulu sebelum membahas masalah pernikahan kalian lebih lanjut." timpal David mempersilahkan semuanya duduk di meja makan.
"Sayang, apa putri kecil kita tidak akan turun makan malam?" tanya David saat tidak melihat keberadaan Enza.
"Enza masih memiliki tugas kuliah yang belum selesai. Dia akan makan malam di kamar. Mommy sudah meminta maid mengantarkan makan malam untuk putri kita." sahut Christine sembari melayani suaminya.
David terdiam mendengar ucapan istrinya.
Di dalam kamarnya, Enza duduk di depan meja belajarnya sembari menatap langit malam. Masalah pernikahan Orlando dan Clarissa tentu saja menganggu pikirannya.
Ceklek
Salah satu maid masuk ke dalam kamar Enza sembari membawa napan.
"Nona muda, Nyonya besar meminta saya mengantarkan makan malam untuk Anda." ujarnya berdiri di samping Enza.
"Letakkan saja diatas nakas." sahut Enza menatap sekilas kearah maid itu.
Maid itu langsung keluar dari kamar Enza setelah mengantarkan makan malam Enza. Ia tidak ingin keberadaannya menganggu waktu belajar Enza.
Keesokkan harinya
Semua keluarga besar Arnold sudah berkumpul di meja makan bersiap untuk sarapan bersama. Mereka menunggu Enza turun dari lantai dua.
Di dalam kamarnya, Enza masih tidur nyenyak di atas ranjang. Tiba-tiba Enza terduduk dan memperhatikan sekitarnya dengan mata menyipit. Enza langsung beranjak dari atas tempat tidur saat tanpa sengaja melihat angka jarum jam di kamarnya. Ia buru-buru membersihkan diri sebelum berangkat ke kampus.
Gadis itu menuruni tangga dengan langkah tergesa-gesa tanpa memperhatikan sekitarnya.
"Sayang, apa kamu tidak mau sarapan dulu?"ujar David dari ruangan tamu.
"Enza sudah terlambat, Dad. Enza akan sarapan di kantin kampus saja."sahut Enza melangkah menuju pintu keluar.
"Kemungkinan tadi malam Enza begadang menyelesaikan tugas kuliahnya makanya bangun telat." celetuk Christine menatap suaminya.
David menghela napas mendengar perkataan istrinya.
"Enza bukan lagi anak kecil, Dav. Jangan terlalu posesif padanya." nasehat Darren kepada kembarannya.
David lagi-lagi hanya bisa menghela napas mendengar nasehat saudara kembarnya. Mereka pada akhirnya sarapan bersama tanpa Enza.
Di kampus
Enza langsung melangkah menuju ruangan kelas setelah turun dari mobil. Seorang wanita berpakaian modis mengikuti langkah Enza dari belakang.
Tiba-tiba wanita itu menepuk bahu Enza dan tersenyum tipis menatap wajah terkejutnya.
"Kau mengejutkan ku!"
Wanita itu hanya tersenyum tipis melihat wajah terkejut dan kesal sahabatnya.
"Aku pikir kau terkejut karena terlalu merindukan ku." celetuk wanita itu merangkul bahu Enza.
Enza memutar bola matanya dengan raut wajah malas mendengar perkataan sahabatnya.
Selain Fidelis, Enza juga memiliki satu sahabat perempuan bernama Cassandra Wiliam.
"Apa Fidelis masih suka menggoda wanita lain?" bisik Cassandra dengan wajah penasaran.
"Aku tidak terlalu memperhatikannya. Karena beberapa hari ini rencana pernikahan Orlando menganggu pikiranku." sahut Enza duduk di salah satu kursi kosong yang ada disana. Cassandra mengikuti langkah Enza duduk di sampingnya.
"What! Dosen killer itu akan menikah!"
Suara Cassandra membuat beberapa mahasiswa/mahasiswi cukup terusik. Enza dengan cepat minta maaf kepada teman-temannya.
"Pelan kan suaramu. Aku tidak ingin orang lain mendengar pembicaraan kita." bisik Enza dengan wajah panik.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?"
"Aku tidak tahu. Keluarga besar ku cukup welcome setelah mengetahui hubungan mereka. Aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaan mereka." lirih Enza meletakkan kepalanya di atas meja. Ia memperhatikan wajah cantik Cassandra dengan seksama.
"Tapi aku akan tetap mengutarakan perasaan ku padannya. Aku ingin mengakhiri perasaan ini sebelum terlambat. Masalah ditolak urusan belakang." lanjut Enza penuh keyakinan.
Setelah jam mata kuliahnya usai. Enza langsung keluar dari kelas dan melangkah menuju ruangan Orlando.
Tok
Tok
Tok
Enza langsung membuka pintu ruangan Orlando setelah mengetuk pintu kayu itu tiga kali.
Ceklek
Tubuh Enza tiba-tiba membatu saat melihat pemandangan mesra yang terpampang nyata di depannya.
Deg
"Maaf--" katanya dengan terbata-bata sebelum kembali menutup pintu.
Enza berlari menuju parkiran kampus. Ia tanpa sengaja menabrak Fidelis yang ingin pergi ke gedung dosen.
"Ma-maaf..." lirih Enza sebelum melanjutkan langkahnya.
"Hey! Enza! Are you okey?" tanya Fidelis mengejar langkah Enza.
Sayangnya Enza tidak mengindahkan pertanyaan sahabatnya. Ia langsung masuk ke dalam mobilnya dan mengemudi meninggalkan area kampus.
aku kalau suka sama ceritanya gak nanggung nanggung ngasih hadiah tapi author pilih kasih ngasih cetrita nya nanggung muluk😌😌
setelah dewasa bukannya Orlando menikahi lupa nama istrinya tp bkn Enza bahkan istri Orlando hamil kembar 5. Sean kembarannya tdk menikah n kembaran perempuan Orlando terjebak urusan dg mafia lain saat menjauh dari keluarganya.
jk bener maka kemana istri Orlando n anak-anaknya g salah Elle nama istri Orlando klo g salah y, dah lama sih bacanya