NovelToon NovelToon
Strange Rebirth

Strange Rebirth

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lemonia

Reyna dikirim ke masa lalu setelah berhasil menjebloskan suaminya kedalam penjara.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa aku kembali saat aku sudah terbebas dari baj*ngan itu?"

.

"<Bos! kamu membuat mereka lebih dekat! Lakukan sesuatu bos!>"

"Biarkan saja dulu. Sistem, dimana tokoh antagonis sekarang?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4: Putus

Sekarang waktunya makan malam, Reyna segera keluar dari kamarnya dan turun ke bawah. Di sana, ayah dan Raka sudah duduk di meja makan, sementara sang ibu sedang menyiapkan makanan di dapur. Reyna berjalan mendekat membantu menyiapkan peralatan makan. Reyna tersenyum, dia merindukan kebersamaan ini.

Setelah makan malam selesai, Raka kembali ke kamarnya, Reyna merasa ini waktunya untuk mengatakan sesuatu kepada orang tuanya.

"Ayah, Ibu, ada yang ingin aku bicarakan, Sebenarnya... " Reyna merasa ragu untuk sejenak, dia sebenarnya mengharapkan respon yang positif dari permintaan yang diajukan. "bolehkah aku pindah sekolah?"

Kedua paruh baya itu mengernyit, merasakan hal yang aneh. Saling pandang dan mencoba untuk berkomunikasi lewat mata, sebelum sang ayah berkata, "Apa Reyna mengalami hal yang sulit disekolah?"

Hal sulit?

Apakah ayahnya mengira dia dirundung?

"Tidak, tidak. Aku sangat nyaman selama bersekolah hanya saja-"

"Apa Reyna melakukan kesalahan?" potong sang ibu yang khawatir. "Jika yang Reyna lakukan tidak fatal, tidak perlu pindah. Tidak apa-apa kalau harus melakukan hukuman ringan."

"Aku tidak melakukan apapun, ibu. Hanya saja aku ingin suasana yang baru. Aku ingin pindah ke luar kota." Reyna menunjukan senyum semeyakinkan mungkin, agar orang tuanya tidak berpikir terlalu jauh lagi.

"Ah, ternyata Reyna hanya sedang patah hati." Ibunya mengusap rambut anaknya pelan. "Apa Reyna putus dengan Radit?"

Ya, orang tuanya tau Reyna memiliki hubungan romantis dengan lelaki itu. Mereka ketahuan mempunyai hubungan dua bulan yang lalu, ketika Radit mengantarnya saat pulang sekolah. Itu cukup manis, namun Reyna setuju dengan pertanyaan ibunya, tentu saja dia harus putus.

"Aku berencana memutuskannya."

"Kalian masih sangat muda, wajar jika ada beberapa hal yang tidak cocok. terserah Reyna untuk meneruskan hubungan atau tidak, namun tidak perlu sampai ke luar kota untuk move on." Reyna hampir mencibir didepan keluarganya yang sedang menertawakannya.

"Jadi, apakah aku benar-benar tidak dibolehkan untuk pindah sekolah?"

"Reyna sayang, Ayah dan ibu masih ingin melihatmu tumbuh sebagai seorang anak, kita belum siap untuk melepasmu untuk tinggal sendiri. Tunggulah sampai Reyna masuk perguruan tinggi. Apakah Reyna masih bisa bersabar?" Sang ayah menjawab dengan senyum teduh dan meminta pengertian pada anaknya.

"Baiklah," Reyna tersenyum tipis. Orang tuanya sangat memanjakannya. Selalu.

...****************...

Reyna merebahkan tubuhnya di kasur, dia mendesah pelan. Kemudian mengambil buku catatannya dan membuka kembali tulisannya tadi sore. Dia menambahkan sesuatu di sana.

Rencana untuk hidup dengan tenang:

1. Pindah sekolah (gagal)

Reyna mengambil ponselnya dan membuka aplikasi pesan. Di urutan paling atas, ada room chat yang ia sematkan saat awal pacaran, tertulis 'My ❤' sebagai nama kontak. Pesan terakhir adalah darinya, menanyakan kabar Radit namun tidak ada balasan sama sekali. Reyna mendengus, kenapa dia tidak menyadari sikap brengs*knya dari awal.

Tiba-tiba telepon masuk sedikit membuat Reyna tersentak, tulisan 'Bulan' terpampang di tengah layar.

"Halo?"

"Halo Reyna! Besok jadi, kan? Tapi aku tidak bisa jika pagi, aku masih ada shift di kafe."

"Hm? Apakah aku menjanjikan sesuatu?"

"Wow, apakah kamu lupa? Kemarin kamu memintaku menemanimu mengambil kue yang kamu pesan untuk kejutan kecil ulang tahun pacarmu."

Reyna baru teringat, itu tindakan bodohnya yang lain. Dia memesan kue ulang tahun untuk Radit, namun lelaki itu dengan santainya bilang bahwa dia sedang berada di luar kota jadi Reyna yang marah, membatalkan kejutan yang sudah direncanakan. Membiarkan bulan mengambil kue itu sendiri.

"Oh, ya aku ingat. Mm.. aku akan mengambilnya sendiri, maaf membuatmu repot dengan urusan pribadiku."

"Ey, kenapa kamu jadi sungkan begitu? Aku tidak masalah karena kamu sahabatku, eh sudah dulu ya aku harus membereskan piring yang menumpuk."

Bunyi 'bib' menandakan panggilan telepon sudah ditutup. Reyna teringat Bulan, sahabatnya yang hilang kontak setelah pernikahannya dengan Radit. Gadis itu semenjak SMA mulai bekerja paruh waktu dibanyak tempat untuk menghidupi dirinya sendiri dan adiknya yang masih kecil setelah kehilangan orang tua mereka dalam kecelakaan tragis beberapa tahun lalu.

"Baiklah, sudah lama aku meninggalkan kota ini," pikir Reyna, "besok waktunya jalan-jalan!"

...****************...

Reyna melangkah ringan menuju toko kue favoritnya, "Sweet Delights". Udara pagi yang segar menyambutnya, sementara sinar matahari yang hangat memancarkan semangat baru. Reyna akan mengambil pesanan kue yang dia pesan tiga hari yang lalu.

Setibanya di toko, Reyna mendorong pintu kaca yang berbunyi lembut saat terbuka. Aroma manis vanila dan cokelat langsung menyeruak ke inderanya, membuat suasana hati yang tadinya biasa saja menjadi sedikit lebih baik. Di balik meja kasir, Kak Sinta, pemilik toko yang ramah, menyambutnya dengan senyum hangat.

“Selamat pagi, Reyna! Pesanan kuemu sudah siap,” kata Kak Sinta sambil mengeluarkan kotak kue besar yang dihiasi dengan pita merah elegan.

Reyna tersenyum, mengangguk pelan. “Terima kasih, Kak.” Dia memeriksa kue itu sekilas, memastikan semuanya sesuai dengan yang dipesan. Lapisan krim yang sempurna dan hiasan bunga-bunga kecil membuat kue itu tampak menakjubkan.

"Apa itu untuk pacarmu? So sweet-nya~" Kak Sinta bertanya sekalian menggoda, dia sudah menganggap Reyna sebagai adiknya.

"Tadinya iya, tapi kami akan putus. Jadi apakah boleh aku meminta potongan harga?" Reyna mengedipkan salah satu matanya, mencoba merayu dengan manis.

Kak Sinta merengut. "Hmm, maaf, bisnis tetap bisnis. Sekarang tolong bayar kuenya."

Jawaban pemilIk toko membuat Reyna tertawa. "Baiklah, Kak Sinta, saya bayar penuh," ujarnya sambil menarik dompetnya.

Setelah membayar dan berpamitan, Reyna melangkah keluar dari toko kue. Jalanan mulai ramai dengan orang-orang yang bergegas memulai hari mereka. Reyna berjalan dengan tenang, menikmati momen pagi itu. Kue di tangannya Terasa sedikit berat, "Tapi setidaknya, aku bisa merasakan manisnya kue ini untuk mengobati sakit hatiku bertahun-tahun yang lalu."

Saat ia menyusuri jalan, perhatiannya tertarik pada sekelompok anak-anak yang bermain di taman kecil di seberang jalan. Tawa mereka menggema, membawa kenangan masa kecil yang menyenangkan. Reyna tersenyum, membiarkan pikirannya melayang sejenak ke masa lalu.

Ketika ia kembali fokus, matanya menangkap sosok seorang pria muda yang berdiri di dekat tiang lampu jalan. Dia tengah kebingungan. Setelah diperhatikan, Reyna merasa sosok itu tidak asing.

"Bukankah dia Bintang? Wah aku tidak menyangka akan bertemu dengannya disini." ujar Reyna menghampiri lelaki itu.

"Permisi, apakah kamu butuh bantuan?" Reyna berlagak tidak mengenalnya karena di kehidupan sebelumnya bintang merupakan siswa baru di kelasnya, dan saat ini mereka masihlah orang asing.

Pria itu, Bintang, terkejut dan menoleh ke arah suara Reyna. Ekspresi bingung di wajahnya berubah menjadi senyuman lega. "Oh, hai. Iya, aku sedang mencari alamat. Aku harus mengantar sesuatu, tapi sepertinya aku tersesat," jawabnya dengan nada canggung.

Reyna tersenyum. "Boleh aku lihat alamatnya? Mungkin aku bisa membantu," katanya sambil mengulurkan tangan.

Bintang menyerahkan selembar kertas dengan alamat yang tertera. Reyna melihatnya sejenak dan mengenali lokasi tersebut. "Oh, itu di jalan berikutnya. Kamu harus belok kiri di ujung jalan ini, lalu terus saja sampai melihat gedung berwarna biru di sebelah kanan."

Bintang tampak senang. "Terima kasih banyak. Aku benar-benar berterima kasih."

"Senang bisa membantu. Apakah kamu orang baru di kota ini?"

Bintang mengangguk. "Namaku Bintang, baru kemarin aku sampai di kota ini. Ngomong-ngomong. Senang bertemu denganmu."

"Reyna," jawabnya singkat. "Senang bertemu denganmu juga, Bintang. Aku harus pergi dulu."

"Hati-hati di jalan."

"Berlaku juga untukmu."

...****************...

Setelah selesai mandi, Reyna mengeringkan rambutnya dengan handuk dan mengambil Ponselnya yang tergeletak di meja. Layar ponsel menyala dengan pesan masuk baru dari Radit.

Reyna, aku sedang di luar kota. Ada apa?

Oh iya aku rindu kamu.

Reyna mengerutkan kening dan mendengus frustasi. Dia mengetik balasan dengan cepat, mengekspresikan keputusannya dengan tegas, lalu memblokir nomor tersebut sebelum membanting ponselnya di atas kasur.

Ayo putus.

1
aca
masih teka teki
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!