Cinta Terpendam

mamah Rani, melihat ke arah sang anak, yg sudah menjauh dari nya, tatapan nya begitu sendu, ia teringat kembali masa lalu nya.

" kenapa, anak aku harus merasa kan apa yg aku rasa kan dulu ya Allah, aku merasa kan apa yg aku rasa kan dulu, begitu sakit, di saat mencintai tapi tak terbalas kan. " ( mamah Rani) ucap nya lirih.

dulu kisah mamah Rani, hampir sama dengan kisah sang anak, dulu mamah Rani mempunyai sahabat, sehingga tumbuh lah benih benih cinta, sayang amat di sayang, sahabat nya mempunyai wanita idaman, sehingga mereka pun sampai menikah.

mamah Rina pun patah hati, sehingga ia memutus kan untuk meninggal kan kota kelahiran nya, walaupun berat tapi ia harus melanjut kan hidup nya .

perjalan nan hidup nya benat benar berat, apa lagi ia harus hidup tanpa sahabat nya, tapi ia berusaha bangkit, tapi dengan seiring nya waktu, akhir nya ia pun bisa melupakan sahabat nya, dan ia di pertemukan dengan laki laki yg sangat mencintai diri nya, siapa lagi kalau papah nya rina.

mamah Rina sangat bersyukur, karena ia bisa melewati masa masa itu, dan ia berharap kalau sang anak pun, bisa melewati nya.

" assalamu'alaikum mah.. ?? " ( papah Rina) memeluk sang istri dari belakang, membuat mamah Rina tersentak kaget.

" astaghfirullah pah, aku kaget. " ( mamah Rina) sambil memegang dada nya.

" kamu ngelamunin apa sih sayang. " ( papah Rina) mengecup kening sang istri, lalu melepas kan peluk kan nya.

mamah Rina hanya menghela napas nya, ingin rasa nya, ia bercerita masalah sang anak, tapi tak mungkin, takut nya suami nya marah, terhadap Radit.

mamah Rina, tau akan sifat sang suami, ia tidak akan membiar kan, anak nya di sakiti oleh siapa pun, kalau sampai itu terjadi, tamat sudah riwayat nya.

" mah, ko di tanya malah bengong. " ( papah Rina)

" engga pah, mamah lagi mikirin apa yg kosong, soal nya besok kan mau belanja bulan nan,jadi mamah mengingat ngingat nya." ( mamah Rina) mencari alasan.

" bener cuman mikirin itu mah. " ( papah Rina) memicing kan mata ny, menatap ke arah sang istri .

" iya mas.. ?? " ( mamah Rina) berusaha meyakin kan sang suami.

tapi sayang papah nya Rina, akan mencari tau, apa yg menyebab kan istri nya melamun, ia tidak mau melihat istri tercinta nya, bersedih.

" iya udah, aku mau mandi. " ( papah Rina) menik turun kan alis nya.

" iya tinggal mandi lah mas. " ( mamah Rina) pura pura tidak tau, padahal ia sudah mengerti atas ucapan sang suami.

" sayang, jangan pura pura engga tau deh. " ( papah Rina) menggenggam tangan sang istri, dan membawa ny ke kamar.

" tapi jangan macam macam ya mas, soal ny bentar lagi udah mau magrib. " ( mamah Rina) dengan tatapan memohon.

" yah, engga asyik dong sayang. " ( papah Rina) dengan tatapan kecewa.

" nanti malam aja, aku kasih servis dobel. " ( mamah Rina) menaik turun kan alis nya.

" bener ya sayang, awas aja kalau bohong. " ( papah Rina)

" iya sayang .. ?? " ( mamah Rina) mengecup pipi sang suami, dan berjalan ke arah kamar, di ikuti oleh suami nya.

sedang kam di kamar Rani, ia terdiam, berusaha menutup mata nya, untuk menenang kan pikiran nya yg begitu rumit.

" ya Alloh, beri kan aku petunjuk. " ( Rina)

Rina menghela napas nya,setelah beberapa detik diam,Rina pun menuju ke kamar mandi .

hampir menghabis kan waktu tiga puluh menit, kini ia sudah rapih, dan bersiap untuk ke bawah.

di saat ia akan turun, handphone nya berbunyi.

dret.. dret.. dret..

Rina pun mengambil handphone nya, dan melihat siapa yg menghubungi nya, ternyata radit.

rasa nya malas, ia harus mengangkat telpon nya, tapi tak enak juga kalau ia menolak nya.

dengan berat hati, rani pun menekan tombol hijau.

" hallo ran.. ?? " ( Radit) dengan antusias.

" waalaikumsalam.. ?? " ( Rani)

" eh.. ?? assalamu'alaikum.. ?? " ( Radit) menggaruk tengkuk nya .

" ada apa. " ( Rani) sedikit judes.

" bias aja kali jangan judes gitu. " ( Radit).

" engga siapa juga yg judes, cepet mau ngomong apa, aku lapar. " ( Rani)

" kamu belum makan.. ??" ( Radit)

" belum, karena aku baru beres shalat sama ngaji. " ( Rani).

" wess.. ?? wanita soleha. " ( Radit)

" bukan karena shaleh atau shaleha, tapi itu kewajiban umat muslim, kamu udah shalat belum, apa lagi magrib itu, waktu nya sangat sebentar, jangan di tunda tunda . " ( Rani)

" he .. he.. he.. ?? " ( Radit) cengengesan.

Rani menggalang kan kepala nya, ia tau maksud dari tawa sang sahabat.

" jangan bilang kamu belum shalat. "( Rani)

" iy.. iya.. habis nya aku masih di jalan. " ( Radit) mencari alasan.

" emang engga ada mesjid, sampai di tunda gitu. " ( Rani)

" iya ada lah. " ( Radit )

" iya kalau ada, kenapa engga mampir. " ( Rani)

tak jawab ban dari radit, ia bingung harus menjawab apa, kalau sedikit aja, di menjawab salah, habis lah dia, akan kena omel dari sang sahabat.

" kenapa diam. " ( Rani)

" engga kenapaa kenapa. " ( Radit)

" lagian kamu ngapain aja sih, sampai jam segini belum nyampai rumah. " ( Rani)

" aku telat, karena aku mengajak enjel makan dulu, biar lebih deket gitu. " ( Radit )

terdengar helaan napas, dari sang sahabat, kini giliran Rina yg diam, tak ada suara kembali.

" kenapa malah diam. " ( Radit)

" eh.. ?? engga. " ( Rani)

" oh iya, aku mau ngucapin makasih ya, karena kamu sangat pengertian. " ( Radit)

" maksud.. ?? " ( Rani) dengan bingung.

" iya, karena kamu engga mengikuti kemauan enjel, untuk pergi, nanti wek and. " ( Radit)

" oh, kalau masalah itu, santay aja, aku ngerti posisi kamu. " ( Rani)

" kamu memang sahabat terbaik aku ran. " ( Radit)

" emm.. ?? " ( Rani).

Radit pun mencerita kan, kejadian tadi , di saat ia membawa enjel makan malam, dengan semangat empat lima.

berbeda dengan Radit, yg hati nya sedang berbunga bunga, hati Rani begitu sakit, saat mendengar cerita dari Radit, ia berusaha menahan isak tangis nya, dengan menggigit bibir nya.

" sumpah aku seneng banget ra. " ( Radit)

" syukur kalau, kamu senang. " ( Rani) ucap ny lirih.

" makasih ya ra, doa kan aku supaya aku bisa jadian sama enjel. " ( Radit )

" amin, aku doa kan, semoga apa yang kamu ingin kan tercapai. " ( Rani)

tok.. tok.. tok..

" nak.. ?? " ( mamah Rani)

" iya mah. " ( Rani) sedikit berteriak.

" kita makan malam, dari tadi mamah sama papah tunggu, kamu nya engga turun turun , jadi mamah susul ke sini. " ( mamah Rina)

" iya mah, bentar lagi aku ke bawah. " ( Rani)

" iya sayang, mamah tunggu di bawah. " ( mamah Rani )

" iya mah. " ( Rani).

" dit aku tutup dulu ya, telpon nya, aku sudah di tunggu sama mamah dan papah aku. " ( Rani)