Love Me Please, Honey

🔞🔞🔞!!!

"Nona, sebaiknya anda berendam di air dingin du-...uupbhhh" namun, tiba-tiba saja Valerie langsung menarik kerah kemeja nya lalu menc*um bibirnya begitu saja tanpa aba-aba.

Ummhhhnn...

Edgar lalu mencoba melepaskan tautan bibir mereka dengan paksa "No,nona ap, apa yang anda..."

"Tolong... sentuh saya" pinta Valerie sembari menatap sayu kearahnya.

"A,apa?" Edgar menatap tak percaya kearahnya.

"Ti,tidak nona, sa,saya tidak- ummmhhhn..."

Valerie kembali menc*um bibir Edgar dengan lebih rakus, bibirnya terus mel*mat hingga membuat pria itu kewalahan dengan deru nafasnya yang mulai tak terkendali. C*uman itu semakin lama semakin menuntut dan mendalam, membuat Edgar tak mampu menghentikannya.

Tangan Valerie pun kemudian melingkar di leher Edgar, menekan kepala pria itu lebih dalam, seakan tak ingin melepaskannya.

Hah...hah...hah...

"No,nona..."Nafas Edgar mulai tersengal, ia hampir tak mampu lagi menyangkal hasrat yang perlahan menyeretnya masuk.

Perlahan, Bibir Valerie kembali bergerak, ia mulai turun lalu menc*mbu rahang Edgar dengan begitu intens, Ia kemudian melanjutkan c*umannya ke leher pria itu yang sudah bergetar oleh panas sentuhannya.

Edgar berusaha menarik nafas, tubuhnya terasa tegang dan tersengat saat bibir Valerie bergerak semakin berani, meninggalkan jejak kemerahan di sepanjang lehernya. jari-jarinya wanita itu mulai menyusuri garis tubuh nya, memicu sensasi yang membuat Edgar semakin kehilangan kendali atas akal sehatnya.

"No, nona..." gumam Edgar dengan nafasnya yang terputus-putus dan suaranya yang bergetar, antara ingin menghentikan atau membiarkan tindakan wanita itu kepada nya.

Dirinya kemudian terhuyung sedikit ke belakang, tubuhnya memanas dengan cepat saat tangan Valerie terus bergerak dengan liar meraba-raba setiap inci tubuhnya.

"No,nona...nona, tolong...hentikan... i,ini salah..." bisik Edgar dengan suaranya yang tercekat. Pertahanan nya semakin lama semakin runtuh saat sentuhan-sentuhan wanita itu mulai menyentuh area sensitifnya.

Namun tubuhnya seolah tak bisa mengelak dari apa yang sedang terjadi. Setiap c*uman yang Valerie berikan membuat kulitnya bergetar, memicu adrenalin dan gairah yang tak bisa ia lawan.

Valerie tidak mendengarkan. Jari-jemarinya mulai membuka satu per satu kancing kemeja Edgar dengan cepat. Lalu setelah semua kancing itu terbuka, ia segera melepaskan sabuk serta pengait celana pria itu.

Dengan sigap, Edgar langsung menahan gerakan tangan Valerie di tengah tindakannya yang semakin menggila "Berhenti, nona! Tolong... jangan... jangan buat saya kehilangan kendali!"

"Lakukan" balas Valerie

"Lakukan saja, saya tidak masalah" sambung nya sembari menangkup wajah Edgar dan mendekatkan wajahnya ke wajah pria itu.

"Tidak! Saya ti-... ummmhhhn..."

Valerie tidak menghiraukan ucapan Edgar, dirinya terus melanjutkan aksinya kembali menc*um bibirnya pria itu yang membuat Edgar semakin sulit untuk menahan diri.

Ughhh...

"Cukup!"

Dalam sekejap, kesabaran Edgar habis. Dirinya lalu mendorong Valerie ke arah tembok dengan lembut namun tegas lalu mengungkung wanita itu dengan sorot mata tajam.

"Anda harus bertanggung jawab atas apa yang telah anda lakukan pada saya" ucapnya dengan nada tegas penuh penekanan.

Tanpa basa-basi lagi dirinya kemudian langsung menc*um bibir Valerie dengan penuh hasrat, gerakannya begitu kuat dan mendalam. Bibirnya melumat bibir Valerie dengan rasa yang mendalam, seolah ingin menyerap setiap partikel keinginan dari wanita itu.

Valerie merespons dengan mend*sah lembut, mulutnya terbuka sedikit seiring dengan bertambahnya intensitas c*uman Edgar. Tangannya meremas bahu Edgar, seolah mencari pegangan di tengah-tengah dorongan gairah yang membara.

Ciuman Edgar yang semakin lama semakin mendalam, seolah ia ingin memastikan bahwa Valerie merasakan setiap emosi dan hasrat yang ia miliki.

💓💓💓

Ahhh...ahh...haahhh...

Val...

Val!...

Valerie!....

"Hah?!"Valerie seketika terbangun saat mendengar suara Edgar yang terus-menerus memanggil namanya.

"Apa tadi anda sedang mimpi buruk? Anda sampai berkeringat panas dingin seperti ini??..." Tanya Edgar dengan raut wajah khawatir

"Apa? Apa maksud mu-...eh?" Valerie baru tersadar kalau barusan dirinya hanya bermimpi.

'tunggu...tadi aku mimpi buruk? Atau... mimpi basah?' batinnya dengan raut wajah linglung.

To be continue~

___________________________________________

Segitu dulu ya, author lagi disibukkin sama deadline yang di real life.

aduh mana karya satu nya lagi belum up up lagi tuh aaaakhhh....