"Apakah Tuhan sedang tidur? Kenapa laki-laki yang sudah membuat hidup ku hancur, hidup dengan bahagia? Lalu kemana perginya semua doa-doa ku? Jika karma tidak kunjung datang padanya, maka tangan ku sendiri lah yang akan membalas perbuatannya!"
~Anindita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSP ~ Bab 30
Maudy yang baru selesai bercengkrama dengan keluarganya menyusul Hendrik ke kamar Hanna.
Ceklek. Tanpa mengetuk pintu kamar, Maudy langsung membukanya.
Begitu pintu terbuka, Maudy melihat Hendrik sedang berdiri di samping tempat tidur Hanna sedangkan Dita dia berdiri agak jauh dari Hendrik.
"Dia udah tidur daritadi Sus?" tanya Maudy sambil berjalan mendekati Hendrik.
"Belum ada satu jam sih, Bu." jawab Maudy.
"Oh." Maudy hanya membulatkan mulutnya.
"Selama ini dia gak rewel kan?" tanya Maudy.
"Gak Bu." jawab Dita.
"Kalau jatuh, pernah?" tanya Maudy.
"Gak pernah Bu dan mudah-mudahan selama Hanna saya jaga, saya bisa menjaga Hanna agar tidak sampai jatuh." jawab Dita.
"Yah kalau jatuh biasa gak pa-pa lah, namanya juga anak dua tahun, lagi aktif-aktifnya tapi kalau jatuh sampai kepala apalagi kepala belakang jangan sampai yah Sus. Kalau pun kejadian, Sus harus laporan sama saya jangan di sembunyiin, oke." ucap Maudy.
"Iya Bu, pasti." jawab Dita.
"Oh iya Sus, kenalin ini Papanya Hanna." ucap Maudy memperkenalkan Hendrik.
Meski hati Dita masih gondok dengan Hendrik, tapi dia berusaha untuk menyembunyikan kebenciannya lewat senyum manisnya.
Sedangkan Hendrik, sekarang jantungnya sedang berdetak kencang, takut-takut Dita berkata yang macam-macam pada Maudy.
"Selamat malam Pak. Perkenalkan nama saya Anindita, biasa dipanggil Dita." ucap Dita memperkenalkan diri secara formal kepada ayah dari anak yang dia jaga.
"Um." Hendrik hanya menjawab sekedarnya.
"Ya udah yuk Sayang, kita ke kamar, aku udah capek banget ini." ajak Hendrik karena Hendrik tidak mau membiarkan istrinya berduaan dengan Dita.
"Kami tinggal yah Sus, Sus istirahat aja." pamit Maudy.
Maudy dan Hendrik pun keluar dari kamar Hanna.
Setelah Hendrik dan Maudy keluar dari kamar Hanna, Dita berjalan mendekati tempat tidur Hanna lalu menatap Hanna dengan tatapan penuh amarah. Dita tidak marah dengan Hanna atau kepikiran untuk melampiaskan dendamnya pada Hanna. Dita menatap Hanna penuh amarah karena Dita sangat menyayangkan kenapa anak selucu, secantik dan sebaik Hanna adalah anak Hendrik. Apalagi Dita sudah terlanjur sayang pada Hanna.
💋💋💋
Kamar Hendrik-Maudy.
Kini Hendrik dan Maudy sudah berada di kamar mereka.
"Menurut Mas gimana Sus barunya Hanna." tanya Maudy.
Hendrik terdiam. Dia bingung sekarang apa yang harus dia lakukan. Satu sisi kalau dia membiarkan Dita tetap menjadi pengasuh anaknya, Hendrik takut Dita akan melampiaskan dendamnya pada putrinya. Di sisi lain, kalau dia ingin memecat Dita, dia tidak punya alasan kuat untuk memecat Dita.
"Mas, kok malah bengong sih!" tegur Maudy sambil memukul pundak Hendrik.
"Siapa yang bengong Sayang. Ini aku lagi mikir." jawab Hendrik.
"Mikir apa?" tanya Maudy.
"Yah mikir tentang Sus-nya Hanna." jawab Hendrik.
"Memangnya Sus Dita kenapa?" tanya Maudy.
"Aku kok kurang yakin yah Sayang kalau Sus barunya Hanna bisa jaga Hanna dengan baik." jawab Hendrik.
"Kok kamu punya keyakinan kayak gitu?" tanya Maudy.
"Yah feeling seorang bapak aja sih." jawab Hendrik.
"Gimana kalau kamu ganti aja Sus-nya Hanna?" ucap Hendrik.
"Ya gak segampang itu lah Mas! Kamu kan tau gak gampang cari baby sitter yang cocok dengan kita dan dengan anak kita." Jawab Maudy.
"Lagian kenapa baru sekarang kamu ngomong gini, kan sebelum aku memperkerjakan Sus Dita, aku tanya ke kamu dulu dan kamu bilang oke. Eh, kenapa sekarang kamu bilang gitu!" balas Maudy.
"Waktu itu aku kan cuma baca CV aja, jadi feelingnya belum keluar. Tapi tadi, setelah melihat langsung, feeling aku bilang kalau Sus-nya Hanna itu gak bagus." ucap Hendrik.
Hendrik sedang berusaha mencuci otak Maudy agar Maudy memecat Dita.
💋💋💋
Bersambung...
kalau dia mau ketemu istri nya izin kan saja aagar smua cepat selesai
menghadapi wanita bejat hrs dg kekersan .karena mereka sdh tidak punya harga diri dan malu
justru dg ada nya anak diantara bapak dan ibu nya akan tambah hangat bekeluarga 😁😁