He'S Obsessed

...happy reading...

Karena ailen memiliki jadwal hari ini, gadis itu bangun tidur lebih awal. Dia bersiap siap dari mulai mandi sampai memakai riasan. Memakai celana licin panjang, kemeja putih polos di baluti blazer hitam. Sedikit perhiasan di tangannya, dengan tas tangan berukuran small.

Butuh waktu satu jam untuk bersiap dan kini, ailen turun untuk sarapan. Disana sudah tampak semua orang dengan baju kerja masing masing.

"Pagi bun, yah" ailen mencium pipi ayah dan ibunya bergantian.

"Pagi sayang"

Dia duduk di samping sang bunda, di depannya ada jess sang kekasih yang juga sudah siap untuk bekerja.

"Hari ini jadwal kamu apa ai?" tanya haikal. Memulai percakapan hangat pagi ini.

"Aku ada panggilan ke livia hospital untuk meresmikan pekerjaan" jawab ailen di angguki haikal.

Menu pagi ini cukup ramai, ada ayam serundeng, bakwan jagung, sayur sup dan juga tumis tempe buncis. Karena ailen tak menyukai buncis, gadis itu menyisihkan nya di samping piring.

"Bagaimana dengan mu jess? Kau juga pergi bekerja?" haikal beralih pada kekasih putrinya.

"Kebetulan kami mendapat panggilan dari rumah sakit yang sama, jadi aku juga akan kesana meresmikan pekerjaan" jawab jess sopan.

Haikal mengangguk, sedikit speechless dengan jawaban pria itu. "Yah, sangat kebetulan sekali. Seperti nya kalian memang di takdirkan bersama" kata haikal penuh arti.

Ailen menanggapi dengan anggukan dan jess menanggapinya dengan senyuman. Berbanding terbalik dengan arsen yang diam sambil membantah nya sesekali dalam hati.

Selesai sarapan mereka mulai berangkat, lebih dahulu ailen dan juga jess. Kemudian di susul haikal dan juga arsen, dua pria itu memiliki pekerjaan di tempat yang sama.

Livia hospital merupakan rumah sakit besar di jakarta, salah satu hospital terbaik di indonesia. Ailen meresmikan pekerjaan yang sama dengan jess tetapi beda bidang, ailen bekerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam dan jess bekerja sebagai dokter kulit.

Hari ini kedatangan kedua orang tua jess dari belanda, pria itu lebih dahulu pamit untuk menyambutnya. Tetapi sayang nya ailen tak bisa menemani karena masih ada yang harus dia urus di rumah sakit.

Ini belum hari resmi nya bekerja, tetapi karena ada pasien darurat yang harus segera di tangani ailen pun turun tangan karena dokter yang lain sedang ada pasien.

Cara ailen menangani pasien dan pelayanan nya di beri acungan jempol oleh staf disana, bahkan sang direktur rumah sakit pun ikut kagum dengan kejadian itu.

"Saya sungguh beruntung bisa bertemu dokter seperti anda, penanganan dan pelayanan anda mendapat respon baik dari pasien" itu yang dikatakan sang direktur rumah sakit saat dia bertemu.

Yah, karena pasien dadakan itu ailen pulang pukul dua siang. Seperti rencana nya, dia melajukan tesla nya menuju alamat rumah abangnya. Dia akan menjenguk yuri, sang keponakan.

Tok tok tok

Tak lama setelah ailen mengetuk pintu, pintu itu terbuka menampilkan kakak Iparnya. "Ailen? Ayo masuk dek" nara sang kakak ipar mempersilahkan masuk.

Ailen tersenyum, dia melangkah di belakang wanita itu mengikutinya. Terlihat dari kejauhan, yuri tengah bermain di area pasir. Ailen segera menghampiri nya, tersenyum manis dan tertawa.

"Yuri" ailen segera meraih tubuh mungil itu.

....

Perusahaan R.A group

Termenung pelan, berkali kali pria itu berdecak kesal. Memandang layar di depannya yang menampilkan biodata seorang wanita. Itu ailen, yang kini resmi bekerja salah satu rumah sakit milik keluarganya.

Napasnya memburu, perasaan nya membara terbakar. Saat seseorang masuk, arsen cepat alihkan atensi nya. Dia bangkit dan berjalan cepat menuju pria itu, ingin rasanya dia memukul nya.

"Kau gila?" todong arsen.

"Gila apa? Apa maksud ucapan mu itu hah?"

"Kenapa kau juga terima pria itu di rumah sakit? Kenapa tidak hanya ailen saja yang kau terima?" arsen bertanya dengan marahnya. Memprotes dengan keputusan yang di ambil oleh sepupu nya.

Pria itu dengan santainya duduk, menyilangkan kaki dan melipat kedua tangan di dadanya. Dia menyunggingkan bibirnya, melempar tawa pelan keluar.

"Apa salah nya? Kemampuan nya sebagai dokter kulit sudah di akui di london. Rumah sakit pasti beruntung memilikinya, itu menguntungkan kita" kata pria itu tenang.

"Kau benar. Tapi pria kekasih wanita ku, aku tak bisa membiarkan mereka terus berduaan" sergah arsen cepat cepat. Ikut duduk dan dia layangkan tatapan protesnya.

"Apa salahnya mereka berduaan? Selagi tak mengganggu ke profesional bekerja apa salahnya?" pria itu naikkan alisnya, bahunya dia sandarkan dan ia hela napas pelan.

"Hei kau tak kasihan padaku? Jika mereka terus berduaan bagaimana aku bisa mendapatkan wanitaku kembali. Tak mungkin aku memakai cara kotor sepertimu" dia memalingkan wajah, membuang muka dan kembali berdecak.

"Lalu haruskah kita kehilangan keuntungan hanya untuk keinginan pribadi mu? Jangan konyol. Aku tak mungkin menyia nyiakan kesempatan besar ini".

...****************...