Perfection System

Melihat Sherly yang asik nonton drama korea di tv, Furya mendekat dan mencoba mengagetkannya.

Saat sampai di belakang, Furya dengan cepat mengangkat tangan dan menyentuh pundak Sherly.

“HAAAA...”

Sherly yang di kejutkan langsung kaget dan refleks melemparkan sendok ke atas meja.

Melihat sang kekasih jahil, Sherly langsung marah dan berbicara dengan bahasa isyarat.

“Jahat. Banget. Sih. Aku. Hampir. Jantungan. Tau!”

“Hehehe, maaf-maaf. Lagian kamu serius banget nontonnya.”

Dengan cepat Furya meminta maaf dan mengambilkan sendok yang melayang ke atas meja.

Melihat kondisi sang kekasih yang sudah lebih baik, Furya menjadi sedikit lega.

Hari itu badan Sherly sangat panas sampai pingsan.

Tapi melihat sekarang Sherly sudah bisa tersenyum lagi, Furya merasa lebih baik.

“Kamu udah gak sakit lagi?”

“Gak. Aku. Udah. Minum. Obat.”

“Ohhh, berarti besok  bisa sekolah dong?”

Mendengar perkataan sang pacar, Sherly yang masih sedikit trauma hanya diam saja.

Furya yang salah bicara dan tau pacarnya pasti masih belum siap bersekolah kembali setelah kejadian waktu itu langsung mengganti topik pembicaraan.

“Ngomong-ngomong kamu nonton film apa? kok kayaknya serius banget?”

“Ini. Film. Kesukaan. Aku. Judulnya. Perfect Boyfriend.”

Demi menyenangkan sang kekasih, Furya yang sampai di sana akhirnya ikut nonton drama korea perbucinan.

Dirinya yang jujur saja tak terlalu suka film drama terlihat duduk manis di samping Sherly.

Film yang hampir mirip dengan hubungan mereka yaitu menceritakan gadis bisu dan ketua OSIS populer memang sedang trending di netflix.

Melihat Sherly yang begitu antusias, Furya sedikit demi sedikit mulai menikmati film tersebut.

“Waduh, kalo di pikir-pikir mirip juga sama kita ya. Cuman bedanya aku gak populer, hehehe.”

Sherly yang melihat sang kekasih mencoba merendah langsung tersenyum dan berbicara dengan bahasa tangan.

“Tapi. Ada. Satu. Scene. Yang. Mirip. Banget. Sama. Kita.”

“Huh, yang mana?”

“Ada. Di. Episode. Lima. Di. Sana. Lee Min Ho. Nolongin. Pacarnya. Yang. Di. Bully.”

“Kamu. Waktu. Itu. Juga. Keren. Banget. Sama. Kayak. Di. Film.”

Di puji oleh sang kekasih, Furya menjadi salah tingkah dan malu-malu.

Niat awalnya yang ingin merendah justru berbalik dengan pujian manis.

Sambil duduk dan menonton, Furya yang melihat banyak persamaan hubungan mereka berdua dengan film itu menjadi tau satu hal.

Sherly yang selalu di bully pasti menyukai karakter pria yang dapat di andalkan seperti sosok pameran pria di film tersebut.

Furya yang selama ini tak terlalu dapat di andalkan menjadi makin bertekat kuat.

Jangankan menjadi sosok seperti Lee Min Ho si pacar yang selalu dapat di andalkan. Ia bertekat akan melampauin itu dan menjadi pacar paling sempurna di dunia.

Setelah 1 jam lebih menonton, akhirnya film selesai.

“Lah abis...lanjutannya mana?”

“Belum. Ada. Ini Drama. Ongoing. Kalau. Kamu Suka. Nonton. Dari. Awal. Aja.”

“Ohhh, yaudah nanti aku coba nonton deh.”

“Bagus. Aku. Yakin. Kamu. Pasti. Suka.”

Setelah selesai menonton, Sherly pergi ke dapur dan mencuci piring yang selesai dia pakai.

Tak lupa Sherly juga membuatkan kopi susu kesukaan sang kekasih.

Furya yang duduk dan bersantai langsung tersenyum ketika melihat Sherly membawakan minuman kesukaannya.

“Nih. Ku. Buatin. Kopi. Kesukaanmu.”

“Hehehe, makasih...”

Karena bosan di dalam rumah terus, malam itu Furya dan Sherly duduk bersama di taman kecil sebelah rumah Sherly.

Di temani cahaya bulan dan langit berbintang yang malam itu sangat bersahabat, malam ngapel Furya menjadi sempurna.

Tapi seperti menginginkan lebih, Furya yang sedang duduk di samping Sherly sambil berpegangan tangan dan manja-manjaan di kejutkan dengan suara misi yang aktif.

[Ding! Selamat tuan menerima misi baru]

[Berikan Sherly sebuah ciuman yang berkesan, hadiah 9.000 perfection Poin]

Mendengar misi absurb yang aktif, Furya langsung kaget dan di buat jantungan.

Meskpun sudah 2 tahun berpacaran, Furya yang masih amatiran dalam percintaan tak pernah sekalipun mencium Sherly.

Dirinya yang pasif dan Sherly yang pemalu memang membuat hubungan mereka seperti jalan di tempat.

Di berikan misi luar biasa oleh sistem, Furya yang duduk di sebelah Sherly langsung menatap wajah sang kekasih yang tiduran manja di sebelahnya.

“Ayo Furya...ini kesempatan yang pas.”

“Kapan lagi dapat Poin sekaligus Jackpot!” Kata Furya dalam hati yang mencoba  meyakinkan dirinya.

Melihat wajah imut Sherly yang memeluknya, Furya yang sebenarnya sudah lama ingin melakukan hal itu makin di buat grogi.

Meskipun terlihat gampang, justru bagi pria 17 tahun itu misi kali ini sangat sulit bahkan hampir di bilang mustahil.

Dirinya yang amatiran dan sangat mencintai sang kekasih selama ini sudah puas hanya dengan berpegangan tangan.

Tapi seperti di desak oleh sistem untuk lebih berani, Furya akhirnya membulatkan tekadnya.

“Huhh, Ayo Furya kau pasti bisa...”

Tepat sesaat sebelum Furya mencium mulut Sherly, entah karena apa Sherly terbangun dan menatapnya.

Di tatap oleh sang kekasih, Furya yang sudah hampir menyelesaikan misi di buat mundur kembali.

“Kamu. Kenapa. Kok. Kayak. Gelisah. Gitu?”

“Hehehe, gpp. Aku cuman...”

Melihat Furya yang tak seperti biasanya, Sherly yang selama ini di perlakukan seperti anak kecil menjadi makin kesal.

Sudah 2 tahun mereka berpacaran tapi sang pacar sama sekali tak pernah menyentuhnya.

Hubungan mereka juga tak pernah ada kemajuan.

Sherly yang merupakan gadis normal sebenarnya sudah lama menunggu sang pacar untuk bertindak lebih agresif.

Tapi Furya yang pasif dan pengecut tak pernah bertindak lebih dulu.

Melihat situasi yang pas dan suasana yang mendukung, perasaan Sherly menjadi makin tak terbendung.

Sherly yang pemalu akhirnya bertindak lebih dulu dan merangkul leher sang pacar.

Furya yang lehernya di belai langsung kaget dan tak dapat lagi menahan hasrat di hatinya.

Malam itu, momen yang ia tunggu-tunggu sejak lama akhirnya terjadi.

Di temani cahaya bulan dan bintang, Furya mendapatkan ciuman pertamanya.

Selama hampir 10 detik, mulut mereka saling menempel.

Furya yang berciuman untuk pertama kalinya dapat merasakan sensasi luar biasa memenuhi dirinya.

Rasa manis dari bibir Sherly yang seperti Chery merah membuat Furya terbang melayang.

Setelah ciuman hangat penuh cinta, Sherly yang mencuri ciuman pertama sang kekasih tak dapat menahan rasa malunya dan langsung memeluk sang pacar.

Furya yang di peluk manja hanya bisa cengengesan dan tersenyum puas.

Tapi seperti tak terhitung oleh sistem, ciuman itu di anggap tak sah karena bukan Furya yang mencium lebih dulu.

“Si-sistem kenapa misi belum selesai?” kata Furya dalam hati.

[Maaf tuan, itu tak di hitung karena bukan tuan yang memulai]

“Huh...apa maksudnya, bukankah-”

[Ding! Sistem Error. Tak dapat menerima keluhan seorang pengecut]

Furya yang di katain pengecut oleh partnernya hanya bisa menahan kekesalannya.

Karena dirinya yang terlalu lama berfikir dan tak peka, Sherly sendiri yang bahkan menciumnya lebih dulu.

Sadar dirinya memang benar-benar pecundang sejati, Furya yang menatap langit malam berbintang saat itu tanpa sadar berbicara.

“Sherly, apa menurutmu aku ini seorang pengecut?”

Sherly yang mendengar perkataan Furya langsung mengangkat kepalanya yang sempat ia sembunykan di dada sang pacar.

Dengan wajah merah dan sedikit malu-malu, Sherly menjawab dengan bahasa isyarat.

“Kamu. Adalah. Pacar. Terhebat!”

Melihat jawaban Sherly, Furya menatapnya dalam-dalam dan mencium kembali mulut sang pacar.

Malam itu, di bantu sistem, hubungan Furya dan sang kekasih berjalan ke tahap selanjutnya.