SEQUEL dari kisah sebelumnya yang berjudul BUKAN JANDA BIASA ( Hanya status )
Amelia Putri Al-Hussein, gadis cantik berkacamata yang tidak menyukai orang dewasa justru terjerat cinta seseorang dengan perbedaan usia terpaut 11 tahun.
Doni Alexander, di usianya yang menginjak 36 tahun tak ingin menikah sebelum misinya berhasil. Namun, kini pemikirannya berubah setelah bertemu dengan gadis cantik adik ipar keponakannya.
Akankah keduanya bersatu? dan mampukah Doni menjalankan misinya? dan misi apakah yang sedang ia lakoni?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selesai
"Jangan bawa anak kami, Pak!" teriak ibu Ami mencegah polisi membawa anaknya.
"Diam kau nenek tua, kami sedang menjalankan tugas negara dan kalian semua bersalah," sentak polisi.
"Jangan kalian bawa mereka!" teriak Doni berdiri gagah paling depan. dan di belakang ada Amel, Leo, Sari, dan Pak Ian.
"Jangan ikut campur, kami sedang menjalankan tugas sebab mereka telah melakukan tindakan kejahatan."
"Kejahatan seperti apa yang membuat kau menangkapnya? bukankan pelapor merupakan tersangka utama yang memfitnah kita bahkan mereka telah melakukan penipuan dan merampas hak warga," jawab Doni tak kalah tinggi.
"Kau jangan menuduhku, saya tidak melakukan apa yang kau tuduhkan," elak Jamet.
"Pak Polisi, lepaskan mereka atau kau akan menyesal telah berurusan dengan kami," sahut Leo.
"Maaf kami hanya menjalankan tugas saja. Bawa mereka!" titahnya kembali menyuruh anak buahnya menangkap Doni.
Adak buah polisi itu mencekal tangan Doni, Amel, Leo dan Sari. Tapi Doni malah mendorong polisi itu sampai jatuh.
"Jangan kau coba-coba menangkap mereka atau kau akan kehilangan pekerjaan kalian!" ucap Doni menatap tajam.
"Kami sudah baik-baik tapi kalian malah berontak. Tangkap mereka hidup atau mati!" titah polisi.
Jamet mah tersenyum senang sebab polisi itu memihaknya. Dia menonton ingin lihat polisi itu menyeret paksa orang yang sudah melawannya.
Para polisi itu malah menodongkan pistol kepada Doni dan ketiga kawan-kawan. Mereka tak sedikitpun takut dan tak sedikitpun mundur.
Doni menatap satu persatu ke empat polisi tersebut. Dia mencari titik-titik untuk melepaskan pistol nya.
Kemudian Doni menendang dua orang polisi dan merampas pistol dari tangan poilsi itu sehingga pistolnya lepas. "Le, tangkap..!"
Leopun menangkap cepas empat pistol.
"Tangkapan yang sempurna, Le." Ucap Leo sendiri.
Mereka melongo akan aksi yang di tunjukan oleh Doni, kini tinggal atasannya yang akan melakukan tindakan. Secepatnya ia membidikkan pistolnya ke kaki Doni.
Dor....
"Mas, Doni......!!!" Teriak Amel terpaku melihat kaki Doni di tembak.
"Bos, Don...!"
"Nak Doni....!!" Semua orang terkejut melotot sempurna.
Amel ingin menghampiri Doni tapi malah tangannya di cekal. "Mas, kamu kuat, Mas..." pekik Amel sudah menangis takut orang yang ia cintai pergi meninggalkannya.
Leo menghampiri Doni ingin membantu Doni bangun. "Kau tidak apa-apa, Don?" tapi Doni malah mengangkat telapak tangannya supaya Leo tidak banyak bicara.
Doni yang bersimpuh di tanah menatap tajam kepada polisi yang sudah menembak betisnya. Tidak ada yang berani membantu Doni sebab mereka ketakutan.
"Rupanya kalian semua ingin lepas dari jabatannya. Baiklah, kali ini aku tidak akan main-main lagi dengan kalian," ucap Doni melihat satu persatu orang-orang yang menurutnya harus berada di penjara milik Syafira.
"Semuanya, lakukan..!!!" teriak Doni dan Leo, Amel, serta Sari langsung menghajar mereka-mereka yang sudah terlibat dalam kasus ini.
Doni berdiri, tak ada sedikitpun rasa sakit yang ia tunjukan kepada polisi yang menembaknya. Semua orang melongo begitupun dengan Jamet tidak percaya Doni kembali bangun malah ia menatap tajam mata Jamet.
Secepat kilat Doni berlari mengambil pergelangan tangan polisi itu dan mengambil pistol nya kemudian menembakkan ke kaki Jamet.
Dor....Dor...
Dua tembakan melesat sempurna mengenai kedua kaki Jamet sampai tersungkur di tanah dan Doni memukul wajah polisinya sampai tersungkur pula.
Aksi yang luar biasa dan sungguh memukau mata para warga yang di sana.
Ke empatnya mendekat saling memunggungi melihat orang-orang yang mereka hajar sudah terkapar lemah tak berdaya.
Doni menekan sesuatu yang tersemat di telinganya. "Pecat semua polisi yang sudah terlibat dalam makelar tanah ini! Mereka semua sudah kena suap dan tidak menjalankan tugas dengan adil."
"Siapa kau sebenarnya? kau tidak berhak memecat kami karena kau bukan siapa-siapa."
"Kau tidak perlu tahu siapa kita yang penting tugas kita selesai."
Dan tak berselang lama, orang-orang Doni datang setelah semuanya selesai. Mereka membawa mobil penjara yang telah mereka siapkan dan tentunya tugas mereka dapat izin dari pemerintah. (Halu tingkat tinggi, 🤣🤣🤦)
"Ck, kebiasaan. Setelah pemeran utama berhasil mengalahkan, barulah bala bantuan datang. Dasar tidak peka," celetuk Leo menggerutu.
"Eh, Lele. Syafira noh yang nyuruh, salahin tuh keponakannya si Bos Doni," jawab Alex berdiri di antara mereka.
"Kalau gue nyalahin Syafira, yang ada gue di cincang sama Pamannya. Diakan keponakan tersayang," sindir Leo kepada Doni.
Doni tak menjawab hanya menggelengkan kepalanya. Sedangkan Amel menatap haru orang yang ia cintai tak kenapa-kenapa, ia pun langsung berbalik memeluk Doni dari belakang Karena posisinya punggung mereka saling membelakangi.
"Aku takut banget kamu pergi, Mas. Aku takut kamu kesakitan, aku takut," lirih Amel menangis.
Doni tersenyum, ia mengusap lembut tangan Amel yang ada di perutnya. "Aku baik-baik, saja. Kami sudah terlatih dan dalam tembakan bukanlah apa-apa bagi kami para BLACK EAGLE.
"Ck, yang mentang-mentang punya ayang pamer teruuuuussss," celetuk Leo dan Alex.
"Kamu sirik aja, Bang Le. Makanya cari pacar!" sahut Sari.
Leo menoleh kepada Sari. "Kamu saja yang jadi pacar aku, mau gak?" tanya Leo menaik nurunkan alisnya.
Sari tersipu malu ia menunduk ingin mengangguk namun...
"Tapi bo'ong," tawa Leo pecah bisa mengerjai Sari. Sari yang merasa di permainkan kesal ia mencubit keras lengan Leo.
"Dasar Lele kurang asem, rasakan ini, jurus cubit mencubit."
"Aw, aw, ampun Sari, aw sakit tahu...!" pekik Leo menghindari amukan Sari.
Semua orang malah tertawa melihat keduanya dan misi mereka kali ini berhasil.
*******
Ke empat orang itupun akan kembali ke kota J.
"Misi kali ini adalah datang ke rumahmu untuk melamar kamu, sayang." ucap Doni menggenggam tangan Amel.
Seperti biasanya kedua orang yang sedang jatuh cinta itupun duduk di bagian jok belakang.
"Kamu juga harus selesaikan misi ajang pencarian jodoh itu dan secepatnya putuskan untuk tidak melanjutkan kontesnya. Aku tidak mau mereka terus berharap sama kamu, Mas."
Amel menyenderkan kepalanya di pundak Doni, ini adalah salah satu tempat ternyamannya saat berada di dekat sang kekasih.
"Aku tidak janji tapi akan ku usahakan secepatnya menyelesaikan semuanya karena aku hanya ingin kamu yang menjadi pendamping ku."
"Dan untuk bujang lapuk mencari cinta sudah tak berguna lagi sebab si bujang lapuknya sudah menemukan cintanya yaitu Amelia," lanjut Doni.
Amel tersenyum, ia melingkarkan tangannya di pinggang Doni.
"Gombal teruuuuuusssss, dunia terasa milik berdua, ya. Kita mah apa atuh cuman manusia ada namun tak terlihat jadi tak di hiraukan," sindir Leo mengemudi.
"Berarti kita setan dong Bang, Le. Ada namun tak terlihat kan setan," sahut Sari.
"Emang setan tuh si Leo, suka nongol secara tiba-tiba, menyebalkan," timpal Doni sinis masih kesal menggagalkan acara kiss nya.
"Ck, bos kurang asem eh salah kurang ajarrr." gumam dalam hati mencebik kesal.
Bersambung....