NovelToon NovelToon
HIJRAH ITU CINTA

HIJRAH ITU CINTA

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Aisha Naziya Almahyra telah menjalin hubungan selama tiga tahun dengan kekasihnya yang bernama Ikhbar Shaqr Akhdan. Hubungan mereka sudah sangat jauh.

Hingga suatu hari kedua orang tua mereka mengetahuinya, dan memisahkan mereka dengan memasukan keduanya ke pesantren.

Tiga tahun kemudian, Aisha yang ingin mengikuti pengajian terkejut saat mengetahui yang menjadi ustadnya adalah Ikhbar. Hatinya senang karena dipertemukan lagi dalam keadaan telah hijrah.

Namun, kenyataan pahit harus Aisha terima saat usai pengajian seorang wanita dengan bayi berusia satu tahun menghampiri Ikhbar dan memanggil Abi.

Aisha akhirnya kembali ke rumah, tanpa sempat bertemu Ikhbar. Hingga suatu hari dia dijodohkan dengan seorang anak ustad yang bernama Ghibran Naufal Rizal. Apakah Aisha akan menerima perjodohan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Maaf, Aku Harus Pergi

Aku mengangap kamu seperti huruf Ba dalam iklab, tapi bagimu aku seperti "nun mati di antara idgham billagunah" ada namun tak dianggap.

Aisha menyiapkan makanan buat suaminya sebelum pergi. Air mata terus mengalir dari matanya. Dia memutuskan pergi demi kewarasan. Jika tetap di sini, wanita itu takut jika akan terjadi pertengkaran yang akan menambah luka hati.

"Maaf, mungkin aku yang terlalu berlebihan, karena aku menganggap kamu terlalu istimewa. Sedangkan dirimu menganggapku biasa saja. Aku seharusnya siap tergores luka dan rasa kecewa. Karena tidak seharusnya aku menaruh rasa nyaman dan sayang padamu. Setidaknya caramu sudah menjelaskan bahwa bukan aku yang kamu inginkan. Tenang saja, aku orangnya pengertian. Aku akan pergi tanpa kamu minta."

Aisha menyeret koper menuju lift. Dia lalu menghubungi supir taksi. Turun ke lantai dasar menuju halaman apartemen. Setelah masuk ke dalam taksi, dia mematikan ponselnya. Sudah cukup seharian dia menunggu kabar dari sang suami, tapi tidak juga ada.

Padahal jika dia mengabari di mana keberadaannya, mungkin Aisha masih bisa tetap tinggal dan menunggu penjelasan dari sang suami. Namun, ternyata dia tidak sepenting itu bagi Ghibran. Mengabari saja tidak sempat.

"Seharusnya kamu tidak memulai hubungan baru jika kamu belum selesai dengan masa lalumu. Sehebat apapun orang baru itu pasti akan kalah dibanding masa lalumu," gumam Aisha dalam hatinya.

Dia meminta supir taksi mengantar ke stasiun kereta. Dia akan pergi ke desa untuk menenangkan diri. Sekaligus untuk melihat kuburan ayahnya. Walau desa itu memberi banyak kenangan pahit, tapi dia ingin mengadu pada ayahnya. Hanya ayah satu-satunya pria yang tidak pernah menyakiti hatinya, tapi justru dia yang memberikan luka pada sang ayah.

Dalam kereta api yang akan membawanya ke desa, kembali air mata Aisha turun membasahi pipinya. Ghibran yang dia anggap rumah, ternyata tidak bisa memberikan perlindungan dan kenyamanan.

"Aku menangis, bukan karena aku tak bisa meluapkan emosiku. Akan tetapi aku menangis karena betapa luar biasanya rasa yang aku dapat saat aku berusaha menahan segalanya untuk bersabar dan ikhlas, saat amarahku diatas puncak, kesedihan yang paling sedih adalah kesedihan yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata sedikitpun," gumam Aisha dengan diri sendiri.

"Wanita bisa kehilangan akalnya karena orang yang dia cintai. Oleh karena itu dia butuh tamparan ribuan kali agar dia sadar dan tahu diri. Allah biarkan tamparan itu berupa rasa sakit hati dari orang yang dia cintai sehingga logikanya berjalan dan tidak lagi menggunakan perasaan."

Sementara itu di tempat lain, Ghibran terbangun saat merasakan panas matahari yang masuk ke kamar melalui celah jendela. Setelah melaksanakan solat subuh dia tadi kembali tidur.

"Sudah pagi," ucap Ghibran pada diri sendiri. Dia lalu melihat jam di ponsel. Baru sadar jika dia belum mengabari istrinya.

"Maafkan aku, Sayang. Aku lupa memberi kamu kabar, pasti kamu sangat kuatir," ucapnya lirih.

Ghibran langsung menghubungi istrinya. Beberapa kali mencoba, tetap saja ponsel istrinya tidak aktif. Pria itu menjadi sangat kuatir.

"Sayang, tidak biasanya ponselmu tak aktif. Kamu kemana?" tanya Ghibran pada dirinya sendiri.

Syifa terbangun dan langsung memeluk Ghibran. Duduk dipangkuan sang ayah.

"Sudah bangun sayangnya Papi. Gimana tidurnya, nyenyak?" tanya Ghibran dengan lembut.

"Iya, Pi. Tidurku nyenyak banget," jawab Syifa.

"Papi harus pulang. Papi janji akan menjemput kamu sebentar lagi. Kita akan tinggal bareng selamanya."

Ghibran berusaha memberikan pengertian agar sang putri bisa menerima keputusannya. Setengah jam membujuk, Syifa akhirnya setuju.

Setelah membasuh wajahnya, Ghibran keluar kamar dengan menggendong Syifa. Menemui bunda pengurus panti asuhan.

"Bunda, aku pamit. Titip Syifa lagi. Aku janji secepatnya membawa dia dari sini. Aku harus bicara dulu dengan istriku," ucap Ghibran.

"Baiklah, Bunda harap secepatnya kamu bisa bicara. Kasihan Syifa. Dia makin besar. Butuh keluarga yang utuh," ujar Bunda Yeyet.

"Ya, Bunda."

Ghibran lalu pamit dan segera pulang. Pikirannya terus tertuju pada sang istri. Sudah berulang kali dia mencoba menghubungi sang istri tetap saja belum aktif.

"Pasti kamu marah karena aku lupa memberi kabar. Kamu berhak marah, Aisha. Aku memang keterlaluan. Hanya mengabari saja tidak sempat," gumam Ghibran pada dirinya sendiri.

Jam dua belas siang, Ghibran sampai di apartemen. Dengan berlari dia menuju ke lift. Sampai di apartemen dia langsung membuka dan mencari istrinya.

Tidak melihat Aisha di ruang keluarga, Ghibran langsung menuju kamar. Namun, dia juga tidak dapat menemui sang istri. Perasaan kuatirnya makin besar, apa lagi mengingat sang istri lagi hamil.

"Apa Aisha jadi ke rumah Ibu? Bukankah aku yang menyarankan itu kemarin," ujar Ghibran pada dirinya sendiri.

Ghibran turun ke lantai dasar dan langsung melajukan mobilnya menuju rumah orang tuanya. Sepanjang perjalanan pria itu masih mencoba menghubungi sang istri, tapi tetap ponselnya tak aktif.

Sampai di rumah orang tuanya, Ghibran langsung masuk. Di ruang keluarga ada Annisa, suami dan putri mereka yang berada dipangkuan.

"Mana Aisha, Bu?" tanya Ghibran dengan napas memburu karena berlari dari halaman rumah.

"Aisha ... kenapa mencarinya di sini? Memang kenapa dengan istrimu itu? Kalian bertengkar?" tanya Ibu.

"Semua salahku. Aku kemarin ke luar kota tak mengabarinya, hingga tadi pagi baru aku kembali."

"Kemana mau mencarinya?" tanya Ibu.

"Padahal dia hamil," ucap Ghibran dengan lirih.

"P

Apa ...? Aisha hamil?" tanya Ibu dengan raut bahagia.

"Ya, Bu. Makanya aku sangat kuatir," jawab Ghibran.

"Seharusnya Mbak Aisha mengerti. Jika Kak Ghibran itu banyak kerjaan. Wajar lupa. Ada masalah harusnya diselesaikan bukannya menghilang pergi. Padahal aku iri dengannya, karena Kak Ghibran sangat memanjakan Mbak Aisha walau tahu masa lalunya sangat kelam," ucap Annisa.

"Masa lalu apa yang kamu maksud?" tanya Ibunya Ghibran

Ghibran dan Ikhbar langsung menatap dengan raut wajah yang memerah menahan amarah ke arah Annisa. Wanita itu hingga menundukan kepalanya. Dia baru tersadar dengan ucapannya.

...----------------...

1
ولدي انعم
Luar biasa
elly fitriyatun
Bener sikap km Aisha...jauhkan ulat bulu Anisa dr suami perfect km itu/Facepalm/
elly fitriyatun
Yg kuat aisha/Sob/
elly fitriyatun
waaauuuuwww bgt visualnya/Drool//Drool/
Anonymous
m
Reni Setia
makasih untuk novelnya thor
Anna Susiana
ni mertua ya dari dulu sifat jeleknya ga berubah rubah bikin orang saki hati
@Al🌈🌈
Bagus /Good/
Najmiati Zuroya
selalu suka ceritanya
Alvia Inayati
Luar biasa
Alvia Inayati
Buruk
hidagede1
Luar biasa
Sari Ramly
Lah ghibran dulu apa kabar bu nur…syifa kan hadir krn pergaulan bebas anakx bu nur…si yg paling merasa pinter didik anak…kaca mana kacaaaa ???
lucky gril
2 karya the end mak matathon bacanya sekeren itu karya mm 😍😍😍
Mama Reni: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
lucky gril
cerita anin mak khatam duluan😄
Mama Reni: Kebalik ya 🙈🙈
total 1 replies
lucky gril
stop mak mo gosok😂
lucky gril
karma di bayar tunai tuk pk abdul,dan rachel tp ada hana yg kata mak punya sifat kyk bu nur ngga mo disalahin😎
lucky gril
duh hana nurunin sifat mak tirinya nih ngga mo disalahin🤦‍♀️
lucky gril
ialah siapa yg betah dirumah tangga omong sm anak kandungnya ketus apalagi bu nur hanya ibu sambung lagaknya kayak ibu kandung😏
lucky gril
mana mau bu nur pisah,dia ngga ada apa apanya tanpa pk abdul😎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!