Gadis Tiga Karakter ini adalah novel kedua.
Perjalanan seorang gadis yang menagih janji orang yang membunuh orang tuanya.
Rani nama gadis itu.
Dalam usahanya dibantu Kakak dan Orang tua angkatnya.Yang mengharuskannya tidak menjadi dirinya sendiri.
Si Culun,gadis bertopeng dan si cantik
Itulah karakter yang harus dijalaninya.
Ada kisah cinta yang tak terbalas,cinta yang butuh kepastian dan ada misteri serta rahasia yang harus diungkapkan.
Full action dalam menghadapi lawannya.
Yuk ikuti ceritanya.,😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli kiranawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Bakso Bersama Sersan Saga
Setelah dapat tempat duduk, Sersan Saga segera memesan bakso dan minumannya.
"Bakso biasa dua dan lemon teanya dua, ya!" pesan Sersan Saga pada si pelayan bakso.
"Baik Sersan." ucap pelayan itu seraya menganggukkan kepalanya dan dia melangkahkan kaki untuk memberitahukan pesan Sersan Saga pada pemilik warung Bakso.
"Tidak apa-apa kan aku pesankan lemon tea?" tanya Sersa Saga pada Rani.
"Ah, tidak apa-apa Sersan, Rani juga suka kok sama L3mon tea!" jawab Rani sembari mengulas senyumnya dan Sersan Saga tersenyum dengan lega.
Sambil menunggu pesanan, mereka pun saling bercerita mulai candaan hingga masalah serius.
"Sebetulnya aku butuh bantuan seseorang." kata Sersan Saga yang terdiam sejenak.
"Bantuan? Bantuan siapa Sersan?" tanya Rani yang penasaran.
"Gadis bertopeng dan temannya! dia sudah dua kali menolongku kemarin dan tadi pagi." jawab Sersan Saga. Yang menatap Rani dengan kedua matanya dikerutkan. Seperti ada yang dia pikirkan pada saat ini.
"Glek...!"
Rani menelan salivanya, ada rasa penasaran serta takut kalau polisi yang ada dihadapannya ini mengetahui penyamarannya.
"Bukannya Sersan Sata punya anak buah?" tanya Rani yang mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Hmm....!" Sersan Saga hanya mengulas senyumnya dan menganggukkan kepalanya.
"Jadi kenapa mencari mereka?" tanya Rani yang penasaran.
"Aku akan memberi mereka misi rahasia, kalau ketemu dia tolong sampaikan ya. Aku menunggu telpon darinya." jawab Sersan Saga.
"Baiklah, semoga saya ingat hal itu!" gumam Rani..
Setelah lumayan lama, akhirnya pelayan membawakan pesanan mereka dan kemudian meletakkannya satu persatu ke depan pemesannya.
"Sersan ini pesanannya dua mangkok bakso dan dia gelas lemon tea. Oiya, tumben Sersan mengajak anak gadis, dia pacar apa adik Sersan?" tanya pelayan itu yang melirik kearah Rani.
"Menurutmu bagaimana?" Sersan Saga balik bertanya sambil mengaduk bakso yang sudah di bumbui sambel olehnya
"Kalau pacar, saya nggak berani dekat-dekat, kalau adik kan bisa saya dekati." jawab pelayan itu sambil tersenyum.
"Ah, bukan dua-duanya! ha...ha...!" jawab Sersan Saga yang kemudian memakan baksonya.
"Yah nggak apa-apa kan sersan? saya kan sedang berusaha membebaskan diri dari gelar jomblo sejati" kata pelayan itu sambil mengulas senyum dan berlalu.
Rani dan Sersan Saga saling pandang dan kemudian saling mengulas senyum mereka.
"Membebaskan diri dari gelar jomblo sejati, katanya?" bisik Sersan Saga dan Rani menganggukkan kepalanya.
Setelah diam dengan tawa mereka, mereka melanjutkan makan Baksonya.
Tiba-tiba ponsel Rani berbunyi, "Hallo kak Radit,ada apa? oh iya, Rani sebentar lagi jug pulang.Baru makan sama teman, bukan Dito nanti Rani ceritain. Dah ya Kak...!" suara Rani membalas yang menelponnya.
"Siapa?" tanya Sersan Saga yang penuh selidik.
"Oh, i....itu anak majikan saya menanyakan kok belum pulang. jawab Rani yang gugup.
"Radit ya namanya? masih muda? akrab sekali? Dia sekolah apa sudah kerja?" Rentetan pertanyaan dari Sersan Saga.
"Aduh Sersan Saga, saya bukan pelaku kriminal? Bagaimana saya harus jawabnya ya?" tanya Rani yang bingung.
"Ah sudah lupakan saja." kata Sersan Saga dengan senyum getirnya.
Setelah selesai makan, Sersan Saga bergegas membayar dan keduanya melangkahkan kaki menuju ke pos Polisi tempat sepeda Rani dititipkan.
"Rasanya nggak ingin berpisah denganmu Sersan tampan" batin Rani yang sesekali menatap wjh Sersan Saga.
"Nah Rani, kamu tunggu sebentar ya!" seru Sersan Saga.
"Iya Sersan!" jawab Rani yang tetap diposisinya berdiri di teras pos polisi.
Sementara itu Sersan Saga melangkahkan kakinya masuk dan menemui rekan kerjanya.
"Sersan Alex...!" sapa Sersan Saga pada rekan kerjanya.
"Oh, Sersan Saga! Ada yang bisa saya bantu?'' tanya Sersan Alex yang penasaran.
"Saya mau ambil sepeda kayuh yang tadi pagi saya titipkan padamu." jawab Sersan Saga yang menyampaikan maksudnya.
"Oh iya, ada dihalaman belakang Sersan Saga! Sebentar saya ambilkan!" seru Sersan Alex yang kemudian melangkahkan kaki menuju ke halaman belakang pos polisi tersebut.
Sementara itu Sersan Saga melangkahkan kakinya menemui Rani yang berada di luar pos polisi.
Tak berapa lama Sersan Alex yang membawa sepeda kayuh Rani, melangkah menghampiri Rani dan sersan Saga.
"Nona, ini sepeda kayuh anda!" seru Sersan Alex yang menyerahkan sepeda kayuh itu pada pemiliknya.
"Terima kasih Sersan!" balas Rani yang memegang sepeda kayuhnya.
Setelah mendapati sepedanya, Rani bergegas berpamitan dengan Sersan Saga dan rekan polisi Sersan Saga.
"Mohon ma'af, berhubung sepeda kayuh saya sudah berada pada saya, saya mohon diri Sersan Saga dan Sersan Alex. Terima kasih untuk semuanya." kata Rani yang mengulas senyumnya.
"Iya, sama-sama. Dan hati-hati dijalan ya!" balas Sersan Saga dan Rani menganggukkan kepalanya, kalau dia mulai naik dan mengayuh sepedanya menuju ke arah rumah kediaman tuan Wibowo.
Sementara itu Sersan Saga terus memandang gadis berkacamata itu sampai dia menghilang dari pandangannya.
"Duplikatnya Sari!" bisik Sersan Alex pada Sersan Saga.
"Benar! aku ingin memeluknya. Tapi dia bukan Sari dan dia anak orang" kata Sersan Saga yang berkaca-kaca.
Polisi itu larut dalam kesedihannya, karena memorinya akan kenangan masa lalu terngiang kembali.
"Sudahlah jangan bersedih, biarkan dia tenang disana." bujuk rekan Sersan Saga itu seraya menepuk bahu sersan Saga.
"Iya, sebaiknya kita lanjutkan tugas kita!" kata Sersan Saga yang sebelumnya menarik napasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara pelan-pelan. Dan Sersan Saga masuk ke dalam pos polisi, sementara itu Sersan Alex mengatur jalan yang nampak sedang ada kemacetan.
Di jalanan yang sedikit macet itu, Rani mengayuh sepedanya dengan mencari peluang-peluang diantara mobil dan kendaraan lainnya.
Setengah jam kemudian, Rani sudah sampai di depan pintu gerbang kediaman Keluarga Wibowo.
Satpam keluarga Wibowo yang sudah mengenal Rani, dengan segera membukakan pintu pagar dan menyapa Rani.
"Selamat siang nona!"
"Selamat siang juga pak!" balas Rani seraya mengulas senyumnya dan terus mengayuhkan sepedanya masuk dan berhenti di depan garasi rumah besar dan mewah itu.
Rani melangkahkan kaki menuju ke teras, lalu masuk ke rumah melewati pintu utama, dimana dia disambut salah seorang pembantu di rumah besar dan mewah itu.
"Selamat sore bi. Ma'af apakah saya terlambat?" salam sekaligus tanya Rani yang melihat semua berkumpul di ruang tamu.
"Iya non! Anda ditunggu dari tadi!" jawab pembantu itu yang menutup kembali pintu utama rumah besar dan mewah itu.
Dengan tergesa-gesa, Rani melangkahkan kakinya menghampiri keluarganya yang saat ini berkumpul di ruang tamu.
"Aduh Ran! kamu kemana saja. Lupa apa kita mau jalan-jalan!' seru Raditya yang memandang ke arah Rani.
"Ma'af kak, dan ma'af semuanya." kata Rani yang tak enak hati.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Gadis Tiga Karakter ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana Wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...