NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta Megah

Crystal tersenyum kecil. Gadis itu terdiam sejenak, sebelum bicara. “Kita sudah dua kali bercinta,” ucapnya pelan.

“Tapi, kau tak sepolos yang kupikirkan,” ujar Damien, tanpa melepas pandangan dari gadis cantik itu. 

“Aku tak suka jadi gadis yang naif. Namun, aku juga tak akan bersikap terlalu liar,” ucap Crystal menanggapi. “Mungkin sama sepertimu. Terkadang, kau ingin menuntaskan segala hasrat mengerikan tentang darah dan kematian. Namun, tak jarang kau juga berada dalam perasaan seperti ini.” 

Crystal tersenyum lembut. “Kau takut terlihat lemah di hadapan orang lain?” 

“Tidak,” bantah Damien datar. “Aku hanya tak ingin orang lain mengetahui tentang apa pun yang kurasakan.”

“Termasuk pasanganmu?” 

“Aku tidak hidup dalam ikatan dengan wanita manapun.”

Crystal mengangguk pelan, lalu kembali tertunduk. Dia terkejut karena Damien tiba-tiba mengangkat dan mendudukkannya di meja billiard. 

“Kau ingin mengetahui rasa dari minuman ini?” tanya Damien, setelah mengambil gelas yang diletakkan di sebelah kiri Crystal. Dia mendekatkan ujung gelas ke bibir gadis itu, hingga sisa minuman tadi masuk ke mulut. 

Sebelum Crystal sempat menelan minuman dalam mulut, Damien menciumnya mesra, dan langsung berbalas manis dari gadis cantik tersebut dengan cara melingkarkan tangan di lehernya. 

......................

Semua orang di mansion tengah disibukkan dengan acara pesta. Sesuai permintaan Emanuele, perhelatan akbar tersebut harus dilangsungkan hanya dalam satu minggu persiapan.

Beruntung, Santiago begitu piawai dalam melakukan tugas yang dirinya emban. Pesta megah nan elegan akhirnya dapat terselenggara, sesuai keinginan sang majikan.

Malam itu, Damien melangkah tegap dalam balutan tuksedo mahal, yang membuatnya terlihat makin gagah. Dia yang biasa membiarkan rambut gelapnya, kali ini menyisir rapi ke belakang. Di pergelangan kiri pria tampan tersebut, melingkar arloji mewah keluaran salah satu merk ternama dunia. Begitu juga dengan sepatu Plain Toe hitam, yang mengilap dan membuat Damien kian percaya diri.

Damien tertegun di ujung koridor. Dia menoleh ke koridor lain menuju kamar tamu. Belum ada tanda-tanda Crystal muncul dari sana. 

“Coba periksa ke kamar Nona Crystal. Pastikan apakah dia sudah siap atau belum,” titah Damien, pada seorang pelayan yang melintas di sana. 

“Baik, Tuan.” Si pelayan berlalu meninggalkan Damien, yang langsung melanjutkan langkah menuju aula tempat pesta berlangsung. 

Damien tertegun sejenak, setelah tiba di aula. Tempat itu sudah ramai oleh tamu undangan, yang semuanya berpenampilan rapi dan berkelas. Putra tunggal Emanuele De Santis tersebut melanjutkan langkah, menghampiri sang ayah yang tengah berbincang dengan salah seorang kolega dekatnya. 

“Nak.” Emanuele tersenyum lebar, saat menyambut kehadiran Damien. “Kau masih ingat dengan Tuan Ricardo D'Franco?” Dia mengarahkan tangan pada pria paruh baya, yang langsung mengangkat gelas ketika Damien menatapnya.

Damien membalas dengan anggukan sopan, lalu menjabat tangan pria itu. "Apa kabar, Tuan D'Franco?" sapanya. Berhubung akan menjabat dan menggantikan posisi sang ayah, Damien harus membiasakan diri sedikit berbasa-basi dengan orang-orang yang dianggap penting.

"Sangat baik, Nak," balas Ricardo. "Cukup lama tidak melihatmu."

"Aku menghabiskan waktu di Palazzo De Santis," balas Damien menanggapi. Walaupun telah berusaha terlihat ramah, tapi raut wajah serta sorot mata pria tampan dengan tinggi 187 cm tersebut, tetap terlihat datar dan kurang bersahabat.

"Oh, begitu rupanya." Ricardo manggut-manggut.

"Putraku memfokuskan diri pada senjata buatannya. Anda sudah tahu seperti apa dan seberapa baik kualitas dari barang yang dia ciptakan," sanjung Emanuele, seakan tengah mempromosikan kehebatan Damien.

"Oh, itu sesuatu yang tak akan pernah diragukan lagi. Damien masih muda. Akan tetapi, kepiawaiannya sudah bisa dipastikan dan sangat teruji. Perusahaan milik Anda pasti akan berkembang jauh lebih pesat, di tangan anak muda seperti dia," timpal Ricardo.

Berbagai sanjungan terus meluncur dari bibir Ricardo D'Franco. Sayangnya, itu tak membuat Damien merasa bangga. Pria 30 tahun itu memperlihatkan sikap biasa saja. Dia justru tampak agak gelisah karena Crystal tak juga muncul.

"Ayah." Suara lembut seorang wanita terdengar, membuat Damien menoleh sekilas.

Di sebelah Ricardo sudah berdiri gadis cantik berambut gelap, yang tersenyum hangat ketika berbasa-basi dengan Emanuele.

"Perkenalkan. Ini putriku Oriola. Selama ini, dia menetap di Perancis." Ricardo memperkenalkan putrinya yang cantik dan anggun pada Damien.

Damien menatap gadis itu sejenak, sebelum menerima uluran tangan Oriola dan menciumnya sopan.

"Kau pasti Damien. Ayahku sering bercerita tentangmu," ucap Oriola, diiringi senyum lembut nan menawan.

"Ya." Hanya itu kata yang terucap dari bibir Damien.

"Selain jadi model internasional, putriku juga pandai menari," ucap Ricardo. Dia menoleh pada Oriola, menatap gadis itu penuh isyarat.

"Bolehkah jika aku sedikit memamerkan kebolehanku, Tuan De Santis?" tanya Oriola meminta izin pada Emanuele.

"Tentu saja, Nak. Pasti akan sangat menyenangkan bisa melihat bakat hebatmu," balas Emanuele hangat.

Oriola tersenyum lembut, lalu menoleh pada Damien. Dia mendekat ke hadapan pria itu. "Apa kau suka menari, Damien?" tanyanya.

"Tidak," jawab Damien singkat.

"Semoga kau tidak keberatan melihatku menari di pestamu ini," ucap Oriola lagi, terus mengajak berbasa-basi.

"Pesta ini milik ayahku," balas Damien datar.

"Baiklah. Aku sudah mendapatkan izin dari Tuan Emanuele." Oriola masih dengan senyum lembutnya yang menawan. Dia berjalan ke tengah aula, bersamaan dengan Crystal yang muncul di sana.

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!