NovelToon NovelToon
Memeluk Yudistira

Memeluk Yudistira

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gulla

Ini tentang Naomi si gadis cantik ber-hoodie merah yang dibenci ibu dan kakaknya karena dianggap sebagai penyebab kematian sang ayah.

Sejak bertemu dengan Yudistira hidupnya berubah. Tanpa sadar Naomi jatuh cinta dengan Yudistira. Pria yang selalu ada untuknya.

Namun sayangnya mereka dipisahkan oleh satu garis keyanikan. Terlebih lagi tiba-tiba Naomi divonis mengidap kanker leukimia.

Apakah semesta memberikan Naomi kesempatan untuk memperjuangkan cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Sinar mentari begitu terik menyengat tubuh Naomi. Sekarang ia berboncengan dengan Yudistira menuju suatu tempat. Cowok itu tadi berkata jika Kalila menyuruh untuk menjemput Naomi. Meskipun kenyataannya hampir setiap hari Yudistira menjemputnya.

Jantung Naomi masih berdebar, bahkan pipinya merona panas. Andai saja tadi Yudistira tidak mengatakan hal itu pada Vano pasti tidak akan seperti ini. Canggung sekali rasanya. Bahkan untuk menatap Yudistira ia tidak sanggup.

Motor Yudistira berhenti di depan halaman rumahnya. Kalila sudah menunggu di dalam. Tadi ibunya

meminta Yudistira untuk membawa Kalila ke rumah terlebih dahulu sebelum ke rumah sakit.

"Kamu masuk aja bunda ada di dalem." Naomi menganggukkan kepala sembari turun dari motor.

"Iya Kak. Makasih sebelumnya." Balas Naomi kikuk. Kadang ia heran kenapa Yudistira bisa biasa saja setelah mengucapkan kata-kata yang bisa membuatnya baper. Yudistira bersikap seolah tidak ada yang terjadi bahkan tidak memberikan penjelasan apapun.

Ketika Naomi akan pergi melangkah. Tiba-tiba tangannya di tahan. Naomi menoleh menatap Yudistira

bingung. Kenapa pria itu menghentikan langkahnya?

"Ada apa kak?"

"Ada yang ketinggalan."

"Hah?" belum sempat Naomi berpikir. Yudistira lebih dahulu menariknya mendekat, lalu membuka

helm yang dikenakannya dan mencium keningnya.

Tubuh Naomi berdiri dengan kaku merasakan kelembutan bibir Yudistira di keningnya. Jantungnya yang tadi berdebar tidak normal kini semakin gila. Naomi seperti ingin mati di tempat. Kakinya juga terasa seperti jeli.

"Have Fun," bisik Yudistira.

Naomi masih terpaku bahkan disaat cowok itu sudah menghilang dari pandangannya. Naomi menarik napas lalu membuangnya. Berdekatan dengan Yudistira sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Bisa-bisanya cowok itu setelah mengakuinya sebagai pacar sekarang malah menciumnya tanpa permisi.

"Naomi..." panggilan Kalila membuat Naomi menoleh. Ia terkejut mendapati ibu Yudistira di belakanganya.

Sejak kapan Kalila di sana? Naomi memejamkan matanya menahan malu. Semoga saja Kalila tidak melihat adegan dirinya di cium yudistira. Sangat memalukan jika Kalila tahu. Dipergok calon mertua rasanyakan nano. Pasti jadi tambah canggung.

"Iya, Bun." Balas Naomi sambil tersenyum. Ia bersikap seolah tidak terjadi apapun. Semoga saja Kalila tidak menyadarinya.

"Kamu kok malah bengong di sini. Tadi Bunda nungguin di dalam." Dari cara bicaranya Kalila sepertinya tidak melihatnya berciuman. Naomi menghembuskan napas lega. Lalu tersenyum hangat kepada Kalila.

"Kita jadi ke rumah sakit kan Bun?" Tanya Naomi.

"Jadi, kita ke mobil sekarang." Kalila menuntun Naomi masuk ke dalam mobil menuju rumah sakit.

Naomi duduk berdua dengan Kalila di belakang supir. Sepanjang perjalanan Kalila yang lebih banyak bercerita. Mulai dari repot-nya dia yang mengurusi banyak anak apalagi laki-laki semua. Kelurga yang sangat beruntung. Naomi jadi iri ia ingin memiliki keluarga yang hangat seperti itu. Sedang dirinya dicari hanya untuk dijadikan pembantu.

Dua puluh menit kemudian mobil berhenti di parkiran rumah sakit. Jantung Naomi berdebar, ia belum siap menjalani tes kesehatan. Ia takut menerima kenyataan. Bagaimana jika benar ternyata dirinya memiliki penyakit? Apa yang harus ia lakukan?

Biayanya pasti akan sangat mahal sekali. Bagaimana ia bisa mendapatkan uang?

"Jangan takut Bunda akan selalu ada di samping kamu." Kalila menggenggam tangan Naomi memberikan

kekuatan. Ia pernah berada di posisi Naomi. Harus berjuang hidup bersama penyakit yang mematikan.

"Apapun hasilnya jangan menyerah." Naomi mengangguk, perhatikan kecil yang diberikan Kalila

membuat hatinya hangat. Ia terharu, jadi begini rasanya di sayang oleh ibu. Andai saja ibunya seperti Kalila. Beruntung sekali Yudistira.

Mereka berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Kalila sudah membuat janji temu dengan dokter untuk memeriksa kesehatan Naomi. Mendengar cerita dari Yudistira mengenai kehidupan Naomi membuatnya iba. Itulah sebabnya kenapa Kalila begitu menyayangi Naomi. Gadis ini juga mengingatkannya ketika ia muda dulu. Sakit dan tidak dipedulikan keluarganya.

***

Selesai periksa, Kalila mengajaknya belanja pakaian. Tangan Naomi dipenuhi kantong belanjaan. Jujur ia tidak enak tapi tidak bisa menolak. Sekarang ia berada di cafe Yudistira. Ia meminta Kalila menurunkannya disini. Naomi masih tau diri dengan pekerjaannya. Meski Yudistira begitu baik padanya namun ia tidak ingin terlihat tidak tau terimakasih dan mengabaikan pekerjaannya. Padahal ia selalu di bayar penuh.

"Kenapa kesini?" Yudistira berkacak pinggang menatap kehadiran Naomi di dapur. Seharusnya gadis itu pulang beristirahat.

"Kerja." Ucap Naomi cepat. Ia masih gugup mengingat ciuman tadi. Bahkan untuk menatap mata

Yudistira ia tidak mampu. Bagaimana cowok itu bisa setenang itu?

"Lebih baik kamu pulang istirahat." Yudistira mengambil alih barang-barang yang dibawa Naomi. Ia tahu gadis itu mendapatkan juara lomba menulis tingkat kabupaten. Ia sempat menceritakan itu kepada ibunya. Oleh sebab itu Kalila membawa Naomi belanja sekaligus untuk memberikan hadiah.

"Kak, aku kebanyakan bolos. Nggak enak sama yang lain." Naomi merasa diistimewakan. Ia takut ada karyawan lain yang iri padanya lalu membencinya.

"Saya bosnya kenapa nggak enaknya sama orang lain." Naomi mendesah kenapa Yudistira jadi

egois begini. Ia tidak ijinkan membantah sedikitpun.

"Kak, pliss. Ijinin aku kerja. Aku nggak capek kok." Naomi tidak ingin kalah. Ia menatap Yudistira penuh harap. Layaknya anak kucing yang sedang merayu.

"Okey. Tapi, nanti pulang sama saya. Jangan kabur lagi." Naomi mengangguk cepat. Akhirnya Yudistira mengabulkan keinginannya.

"Makasih, Kak." Naomi hendak berbalik berganti pakaian. Yudistira tiba-tiba menahan tangannya

lagi. Apa Yudistira mau menciumnya lagi seperti tadi?

"Congrats!" Naomi menatap yudistira bingung.

"Kamu juara 1 lomba cerpen bukan?" bagaimana yudistira bisa tahu?

"Iya kak."

"Ini hadiah buat kamu." Yudistira menyerahkan sebuah kotak beludru kepada Naomi.

"Barang belanjaan kamu disimpan di kantor saya." kemudian Yudistira berlalu meninggalkan Naomi

yang terpaku menatap hadiah tersebut.

Kenapa hari ini penuh sekali dengan kejutan?

1
gulla daisy
sedih ceritanya tapi bagus
gulla daisy
Kasian Naomi
gulla daisy
Sedih banget novelnyaaa
wgulla_
ayo
Damiri
awas aja
Damiri
naomi sabar ya
Damiri
sedih jadi naomi
Damiri
lanjut
Damiri
bagusss
Damiri
lanjut suka kak
Damiri
bagus
Damiri
bagus sekali aku suka
Binti Masfufah
menarik
wgulla_: udh lanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!