Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aulia bertemu Abizar
Aulia yang sebenarnya ingin bertemu Abizar memilih untuk pergi ke cafe pria itu bekerja sebab tidak mungkin dirinya harus pergi ke rumah orang tuanya terlebih dahulu baru setelah itu menemui Abizar, karena setiap kali bertemu dengan pria itu mereka berdua pasti bakalan ngobrol sampai lupa waktu maka dari itu lebih baik bertemu denganmu lebih dulu.
Aulia menghentikan taksi taksi yang kebetulan lewat di hadapannya dan merasa bersyukur karena tidak perlu harus menunggu angkutan itu terlalu lama, wanita itu tidak merasa curiga bahwa sebenarnya saat ini ada yang sedang membuntutinya atau mungkin Dirinya belum mengenal baik mobil yang biasa dipakai oleh Bagas kalau keluar rumah.
"Pak nanti tolong antarkan ke cafe Greenland, Aku tidak terburu-buru jadi santai saja tidak perlu harus mengebut! "perintah Aulia membuat sopir taksi yang masih muda itu hanya bisa tersenyum.
"apa Mbaknya bekerja di sana, soalnya Setahu saya itu kafe buat para kalangan muda dan pasti Mbaknya juga bekerja di sana sehingga membuat Cafe itu selalu penuh Setiap kali saya mengantarkan pelanggan? "tanya pria itu yang entah mengapa terlihat ingin sekali akrab dengan Aulia padahal wanita itu sedang tidak ingin dekat dengan siapapun.
ingin sekali Aulia mengabaikan pertanyaan pria tadi tetapi dirinya merasa tidak sopan juga sih, membuat dirinya mau tidak mau harus menjawab meskipun Terdengar sangat enggan dan juga dilakukan secara setengah-setengah.
"sebenarnya saya itu mantan karyawan di sana dan kebetulan ada suatu hal yang harus saya urus makanya saya kembali ke sana Bisakah anda jangan bertanya lagi soalnya kepala saya benar-benar lagi tidak bisa diajak buat menjawab ataupun berkompromi saat ini? "mohon Aulia sambil memejamkan matanya.
sopir tersebut hanya menggelengkan kepalanya karena memang dari dulu jika orang cantik pasti selalu judes sikapnya dan itu bukan merupakan rahasia umum lagi, makanya kebanyakan wanita cantik itu selalu mendapatkan jodoh yang baik pula Tetapi hanya satu dua saja sih yang nasibnya tidak seberuntung wajahnya.
setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30 menit sampai mereka di cafe Greenland miliknya Abidzar, dan keadaan di situ belum terlalu ramai karena maklumlah masih pagi semua orang pada sibuk melakukan aktivitas nanti bakalan ramai kalau sudah memasuki jam siang dan juga jam makan malam.
setelah membayar ongkos taksi Aulia pun langsung masuk ke dalam tempat tersebut dan lagi-lagi dirinya masih saja tidak memperhatikan sekitar, sehingga tidak tahu bahwa sekarang seorang pria Tengah berdiri menatap tajam ke arahnya dan pria tersebut adalah Bagas yang merasa bahwa istrinya itu ternyata membohongi dirinya.
bagaimana Bagas tidak berpikiran sampai begitu jika tadi Aulia pergi dari rumah meminta izin untuk pergi ke rumah orang tuanya, tetapi ternyata setelah ia mengikuti wanita itu arah dan juga kata-katanya tadi berbanding terbalik sebab Aulia sekarang tengah kembali ke tempat dirinya pernah bekerja dulu.
Bagas tentu tahu siapa yang ditemui oleh wanita itu sebab sebelum menikahi Aulia dirinya sudah menyelidiki secara detail tentang wanita itu, rasa kecewa tentu saja ada apalagi mengingat mereka berdua yang belum dekat sama sekali tidak mungkin baru menikah pebinor sudah berterbang di mana-mana.
"tadi Bukannya Nyonya Aulia mengatakan akan pergi ke rumah orang tuanya, tetapi kenapa malah datang ke sini ya Tuan? Apa sekarang orang tuanya punya bisnis yang bergerak di bidang kuliner, jadi dia datang ke sini untuk menemui mereka dan apakah Tuan juga ada keinginan untuk turun menemui sekedar menyapa?"tanya sopir yang bernama Dimas itu membuat Bagas menatap tajam ke arahnya sebab menurut Bagas sopir sekaligus asistennya itu terlalu lancang bertanya kepadanya.
"tugas kamu membahas pekerjaan kantor dan juga menjadi sopir pribadi saya bukan untuk ikut campur masalah saya Apalagi menyangkut istri-istri saya terlebih lagi itu menyangkut soal Aulia, jadi lebih baik kemudian sebelum akal saya menolak untuk menghormati kamu!"Bagas benar-benar sedang diuji kesabarannya maka dari itu dirinya tidak ingin sopirnya itu yang bakalan kena imbasnya.
"maafkan atas kelancangan saya tadi Tuan Saya janji tidak bakalan mengulangi hal itu lagi, sekali lagi saya minta maaf atas apa yang sudah saya katakan dan membuat anda merasa tidak nyaman! "setelah mengatakan hal tersebut Dimasnya langsung tertunduk dan Diam tidak ingin banyak berbicara lagi karena nanti pasti akhirnya dirinya bakalan salah lagi apalagi melihat mood Bagas yang sudah tidak bagus itu.
Bagas merasa begitu cemas dan ingin sekali dirinya masuk ke dalam kafe tersebut Lalu menarik Aulia agar keluar dari tempat itu, hanya saja Entah mengapa tiba-tiba keberanian yang selama ini ia punya menguap pergi begitu saja coba saja kalau di dalam Cafe tersebut merupakan istrinya yang lain yaitu Safira Dan juga Davina pasti dirinya sudah melakukan hal itu dari tadi.
""kalau aku kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaanku di sana itu sama saja aku tetap tidak bakalan pernah fokus untuk bekerja karena pikiranku sedang tertinggal di sini, namun kalau aku masuk ke dalam memanggilnya untuk pulang alasan apa yang harus aku berikan Mengingat Dia itu pun selalu curiga melulu? "gumam Bagas dalam hati.
Dimas sebenarnya tahu kegelisahan majikannya itu hanya saja dirinya takut Lagi dan lagi yang bakalan disalahkan kalau salah berbicara, karena memang kebiasaan Bagas kalau moodnya sedang tidak baik-baik saja bakalan merespon dengan tidak baik semua apa yang dikatakan oleh orang-orang di sekitarnya.
Sedangkan di dalam Cafe terlihat Aulia berjalan mendekati Abizar yang sedang sibuk dengan laporan pemasukan serta pengeluaran kafe tersebut dalam sebulan itu, pria itu bahkan tidak menyadari kehadirannya sama sekali membuat Aulia berniat untuk mengerjainya sebab Tidak ada salahnya kan melakukan hal itu semua karena agar pikiran bisa lebih sedikit rileks.
"ada perampok Mas ada perampok Mas Awas jaga Uangnya baik-baik nanti diambil orang tidak bakalan bisa dikembalikan lagi, kalau sudah seperti begitu terjadi nanti orang tua mas bakalan menuntut mas karena tidak menjaga pemberian mereka dengan sebaik mungkin! "teriak Aulia tiba-tiba membuat Bagas yang sedang tertunduk tanpa sengaja langsung kepalanya ke jidat dengan hiasan yang tidak jauh dari meja tempat dirinya duduk itu.
"Awww, Ya ampun Astaga Aulia kamu itu kebiasaan dari dulu sampai sekarang kenapa saya tidak pernah berubah? untung juga aku langsung mengenali suara kamu hanya karena persiapan aku tidak pasti akhirnya kepalaku yang kejedot seperti begini? Memangnya kamu mau tanggung jawab dengan merawat aku sampai aku sembuh dan meninggalkan suami kamu yang sudah tua itu, kamu sih melakukan sesuatu tidak pikir-pikir dulu Hatiku sudah sakit ditinggal nikah sama kamu Eh malah sekarang kamu mengerjaiku seperti begini? "tanya Abizar memasang wajah sedikit judesnya tetapi Aulia mah bodo amat karena tadi Maksudnya memang hanya bercanda saja tidak ada keseriusan di dalamnya jadi kalau pria itu memang tidak terima dengan apa yang ia lakukan ya itu merupakan haknya Abizar..
"Bercanda kali bro! tapi kalau memang kamu merasa sakit beneran Ya sudah aku yang bakalan merawat kamu dan juga kamu Jangan pernah merasa takut dengan pria itu Anggap saja dia tidak pernah ada, soalnya setiap kali berdekatan dengan ya rasa-rasanya darah tinggiku itu selalu kumat habisnya orangnya itu menyebalkan sekali! "Bagas mengepalkan tangannya di seberang ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Aulia barusan sebab istrinya itu tega sekali menghina dirinya dan juga tidak pernah menganggap kehadirannya.
"untung juga aku mengikuti kamu kalau tidak aku tidak pernah tahu apa yang kamu lakukan di luar, tadi pergi dari rumah Katanya mau bertemu Abah sama Umi ternyata ini ya Abah sama Umi kamu yang sekarang? Sejak kapan kamu ganti orang tua dan juga Sejak kapan orang tua kamu pindah rumah karena aku baru tahunya sekarang ini, dan kamu jaga sikap saat bertemu dengan istri orang karena biar bagaimanapun dia bukan wanita bebas seperti dulu! "ancam Bagas yang terlihat tidak ada nada bercanda di dalamnya membuat Aulia hanya bisa menghela nafasnya kasar.
Wanita itu berdiri lalu menatap ke arah suaminya ingin menjelaskan kekeliruan yang sudah ia lakukan karena jika tidak begitu maka bisa dipastikan kesalahpahaman ini bakalan terus berlanjut Dan nantinya Abizar yang bakalan disalahkan, karena Biar bagaimanapun pria itu tidak pernah menelpon dirinya setelah ia menikah dan datang ke tempat ini adalah kemauannya sendiri bukan atas permintaan dari siapapun itu.
"kamu jangan marah-marah kepada orang lain dong kamu ngomongnya saja kepada aku jangan bawa-bawa dia karena memang dia tidak tahu sama sekali kalau aku bakalan datang ke sini, lebih baik kamu pergi ke kantor saja jangan ikut campur urusan orang lain karena aku sudah besar dan juga tidak perlu harus untuk kamu sibuk urusanku setiap saat!"Untung saja saat mereka berdebat seperti begitu pengunjung kafe satu pun belum ada sebab kalau tidak entah nanti bagaimana Headline News di berbagai media ketika mengetahui CEO Sanjaya Group malah bertengkar dengan istrinya di tempat ini seperti begitu.
"Kamu suruh aku ke kantor Terus kamunya tenang di sini malah bermesraan dengan dia? Menurut kamu apa jadinya kalau hanya ada pria dan wanita di suatu tempat karena aku yakin pasti nanti kamu bakalan melakukan hal yang nekat , soalnya Siapa sih yang tidak tahu sikap kamu selama ini yang selalu liar dan juga susah sekali untuk diatur?"Aulia mengerutkan keningnya karena memang selama bersama dengan Bagas beberapa hari pria itu selalu saja mencurigai dirinya sebagai wanita nakal di luaran sana.
"kamu kalau ngomong bisa dipikir dulu tidak Memangnya Menurut kamu aku ini wanita kotor atau gimana? Apa belum jelas bukti yang sudah aku kasih ke kamu semalam, jadi kamu selalu saja mencurigaiku seenak otak kamu itu ya mau berpikir sampai ke arah mana?"tanya Aulia yang benar-benar juga tersulit emosinya karena sikap Bagas itu sangat keterlaluan tidak menghargai dirinya sebagai seorang wanita bahkan terkesan pria itu sepertinya ingin sekali melihat dirinya emosi.
"kalian bisa tidak jangan bertengkar di kafe ku ini Dan juga kamu jangan datang-datang aku marah-marah tidak jelas kepada Aulia karena dia bagaimanapun dia istri kamu yang pantasnya Kamu hargai di tempat umum, jangan tunjukkan kekuasaan kamu kepada istri kamu karena dia itu pantasnya kamu jaga bukan malah kamu kasar yang seperti begini? Aku hanya bingung kok bisa ya ada orang tua yang mau membiarkan anak-anak mereka menikah dengan pria seperti kamu, Untung juga aku belum menikah juga belum punya anak karena jika sampai dia jatuh cinta sama kamu aku tidak akan pernah mengizinkan dia buat suka dengan orang seperti kamu!" Jelas Abizar yang juga sangat jengah dengan sikap Bagas.
"kamu mau tempat ini aku hancurkan karena kamu sudah berani meremehkan harga diriku, atau kamu mau saat ini juga polisi bakalan menyeret kamu ke penjara karena sudah berani macam-macam dengan menghinaku?"tanya Bagas dengan nada yang begitu mengintimidasi membuat Aulia langsung menarik tangan pria itu agar ikut dengannya keluar dari dalam kafenya Abizar.
"Abi aku pulang dulu ya nanti aku bakalan datang lagi kamu tenang saja jangan kapok-kapok yang menerima aku di tempat ini, aku urus dulu ini manusia satu ini supaya berhenti marah-marah yang tidak jelas seperti tadi karena kalau tidak membuat aku yang bakalan mumet!" Pamit Aulia dengan cepat cepat membawa Bagas pergi dari situ.