Janda Kembang

Sore harinya.

Setelah beristirahat selama lebih kurang lima jam, akhirnya Rani tersadar dari tidurnya. Saat ingin bangun, ia merasakan tubuhnya seperti ditimpa sesuatu yang berat.

Saat Rani berbalik, ia melihat lengan seorang lelaki yang sedang memeluk pinggangnya. Wangi tubuhnya begitu tercium di hidung Rani.

Sesaat Rani melamun. Apakah ini benar dirinya? Kenapa kamar ini berbeda dari kamarnya dirumah?

Karena penasaran Rani pun berbalik, dan melihat sosok Fatih yang sedang terlelap begitu damai.

Hembusan nafasnya terasa ke wajah Rani.

Harum Mint..

Rani menatap lama wajah Abang sepupu yang sekarang menjadi suami nya. Seutas senyum, tertarik dari bibir tipisnya.

Tampan!

''Mulai sekarang, aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk Abang! Aku akan melakukan kewajiban ku sebagai seorang istri. Terlepas dari kedua orang tua kita yang tidak menyetujuinya, kita akan berusaha untuk mendapatkan nya dari mereka! Kita akan berjuang ya Bang! Aku akan berusaha mencintai dirimu! seperti kau yang telah lebih dulu mencinta diriku!'' gumam Rani dalam hati.

Saat Rani ingin menyentuh wajah Fatih, Fatih menggerakkan kelopak matanya. Rani yang tau jika Fatih akan bangun, ia memejamkan kembali matanya.

''Ehmm...'' Fatih menggeliat dan membuka matanya, pertama kali yang terlihat adalah sosok Rani.

Sosok yang selama ini telah mencuri hatinya sejak Rani masih kecil. Fatih tersenyum tipis. Ia mendekatkan wajah nya pada Rani, Rani yang merasa jika Fatih mendekati wajahnya, deg-degan.

Deg, deg, deg

Suara jantungnya bertalu-talu. Fatih melihat Rani yang gelisah, ia tersenyum tipis. Fatih tahu jika Rani sudah bangun sedari tadi.

Tapi ia mencoba untuk mengerjai balik. Fatih mendekatkan wajahnya, hingga hembusan nafasnya mengenai wajah Rani.

Cup

Cup

Cup

Rani tersentak saat Fatih mencium bibir nya. Rani membuka matanya dan melotot melihat Fatih masih saja ******* bibir nya.

Fatih tersenyum diantara ciumannya itu. Setelah dirasa puas, Fatih melepaskan Rani. Wajah Rani, bagaikan tomat masak. Begitu merah, hingga ke telinganya.

''Dek..''

Rani masih setia menutup matanya. Ia sangat malu melihat Fatih begitu dekat dengan nya.

''Jangan merem aja napa? Mau Abang cium lagi??'' goda Fatih.

Dan klep. Rani membuka matanya secara spontan. Fatih yang melihatnya terkekeh.

''Mau Abang cium lagi? hem?'' bisik Fatih.

Rani yang mendengarnya, tiba-tiba jadi merinding. Bulu halusnya berdiri karena mendengar ucapan Fatih.

''Abang.. mmmpphhtt..''

Belum sempat Rani berbicara, Fatih sudah membungkam nya dengan ciuman lagi. Ciuman yang begitu lembut, hingga hembusan nafas itu terasa di wajah masing-masing.

Fatih masih saja bergelut dengan bibir Rani, ia terhanyut dengan kelembutan bibir Rani. Fatih masih saja memagut Rani, dari lembut kini berubah menjadi terburu-buru.

Rani hampir kehabisan nafas, karena Fatih tak memberi jeda untuknya menghirup udara. Fatih tersadar, saat sesuatu dibalik celananya terasa sesak.

Fatih melenguh saat Rani membalasnya. Rani yang sudah tidak tahan, memukul-mukul dada Fatih agar melepaskan dirinya.

Fatih tersadar dan melepaskan ciumannya.

''Hoshh.. hoshh.. ishh.. Abang keterlaluan! kalau aku sesak gimana? Ishh...'' gerutu Rani.

''Manis!''

''Hah? Apanya yang manis?? Tak ada gula disini??'' ujar nya dengan bingung.

Fatih terkekeh, sungguh sepupu sekaligus istri nya ini begitu polos. Lagi, Fatih membungkam Rani Dengan ciumannya. Ia sangat gemas dengan Rani.

Hanya sebentar, kemudian Fatih mengusap bibir Rani, yang basah akibat pertukaran Saliva tadi.

Rani masih mematung. Niat hati ingin mengomel, malah di bungkam lagi oleh suaminya itu. Setelah tersadar,

''Abang mesum!'' umpatnya

Fatih tertawa.''Mana ada mesum sayang! Ini wajar loh dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah!''

''Ishh.. awas! aku mau turun! aku mau mandi! terus sholat! dan masak makan malam! Abang nggak lapar??'' tanya nya

Fatih tersenyum, lagi Fatih mengecup bibir Rani. Rani terdiam lagi. Fatih terkekeh melihat nya.

''Ishh.. kok, di cium lagi sih?! Ishh.. dasar Abang sepupu mesum!!'' seru Rani sambil berlari ke kamar mandi.

Sebelum ke kamar mandi ia sempat menyambar handuk yang sering di pakai Fatih.

Fatih yang melihatnya tersenyum. Setelah nya ia pun beranjak keluar, untuk melihat keadaan kedua orang tuanya.

Lima belas menit kemudian, Rani selesai dari mandinya. Bertepatan dengan Fatih yang sudah kembali dari melihat kedua orang tuanya.

ceklek!

Deg!

Fatih terkejut melihat Rani hanya menggenakan handuk hanya sebatas paha saja.

Rambut yang basah, tubuh yang putih mulus, bibir tipis berwarna pink alami tanpa polesan make up seperti tadi. Membuat sesuatu bergejolak di dalam diri Fatih.

''Ehm..''

''Eh? Abang!! Sejak kapan Abang disitu??'' tanya Rani panik.

Ia sadar jika dirinya sekarang sangat mengundang syahwat bagi Fatih. Fatih berjalan mendekati Rani.

Matanya sayu, berkabut gairah. Sesuatu didalam dirinya meminta untuk segera dilepaskan.

Fatih terus berjalan hingga tiba di depan Rani. Dengan sekali sentakan, Fatih mengangkat Rani dan membawanya ke ranjang king size milik nya.

Fatih menatap Rani dengan pandangan mendamba.

''Aku menginginkan mu..'' bisik Fatih di telinga Rani.

''Ta-tapi... mmmppphhtt..'' Rani tidak sempat untuk menyelesaikan ucapannya karena Fatih sudah membungkam nya dengan ciuman yang begitu menuntut dan terburu-buru.

''Eugh..'' lenguh Rani.

Fatih yang mendengar lenguhan Rani semakin memperdalam ciuman nya. Tak puas hanya disitu, ia mulai mencium leher jenjang Rani.

Lagi, Rani melenguh. Fatih terbakar hasrat. Tangannya bergerilya menyentuh apapun yang di jumpai nya.

''Ba-bang.. eugh..'' lenguh Rani lagi.

Fatih semakin gencar untuk memiliki Rani seutuhnya, saat tangannya ingin menyentuh pusat inti Rani, tiba-tiba pintu di ketuk dari luar.

''Abang! waktunya untuk makan malam! Adek bawa makan nih untuk kak Ai! Adek masuk ya??''

''Ba-bang.. eugh.. Ai-airinhh diluar!'' ucap Rani disela Fatih mencumbui dirinya.

Tok, tok, tok

''Abang!!! Ishh... gimana sih?! Adek masuk ya?? Jangan salahkan adek, kalau adek masuk tanpa permisi!!'' seru Airin lagi.

''A-abang! Airin mau masuk! awas ih.. eugh.. lepas dulu inihhh.. mau Abang ketahuan sama Airin??'' tanya Rani.

Fatih berhenti dan berdecak.

''Ck! mengganggu saja! nggak tau apa?! Abang nya lagi pusing begini?? Tuh lihat, Dek! pusaka Abang berdiri! ini gimana tidurinnnya coba??'' gerutu Fatih.

''Abaaaaaang!!!!!!!! ishhh... capek deh, ah! nungguin disini! Adek masuk!!!'' ujar Airin serya membuka pintu.

Ceklek,

''Ishh.. Abang gimana sih?! Kok nggak buka pintu?? Kak Ai mana??'' tanya nya celingukan mencari Rani.

Fatih terdiam, ia masih mencoba menahan hasrat yang sudah mencapai ubun-ubun. Wajahnya memerah.

''Bang! Abang sakit??''

Fatih tak menjawab ucapan Airin, ia berlalu meninggalkan Airin yang melongo memandangnya.

Ceklek,

Pintu kamar mandi terbuka dari luar, Rani tersentak saat tangan kekar tiba-tiba memeluknya.

''Astaghfirullah! Abang!!''

💕

TBC