Menikah Dengan Janda

Setelah beberapa hari, kini luka di tubuhnya Ilham sudah agak kering. Keadaanya sudah membaik. Dia sudah bisa melakukan kegiatan sendiri, tentu saja Angga yang sampai harus ekstra sabar menghadapi sahabatnya beberapa hari itu. Sungguh menyebalkan sekali.

Ilham memilih untuk tidak memberitau tentang keadaan dirinya kepada Mamanya. Sebiasa mungkin kalau bisa Ia urus sendiri Ia tidak akan merepotkan Mamanya. Karena Ilham sudah mengetahui bagimana Mamanya itu kalau tau keadaan dirinya seperti ini, maka akan cemas sekali dan mungkin akan segera meluncur ke sini.

Uang pemberian dari Mamanya tempo lalu sudah digunakan untuk keperluan pengobatan di rumah sakit. Ternyata uang dari Mamanya itu tidak cukup untuk bisa menembus obat. Ia pun terpaksa menggunakan uang dari hasil job yang sempat dikumpulkanya.

Untung saja, Angga masih mempunyai simpanan uang. Ilham meminjamnya untuk sementara waktu. Dan ketika Ia sudah sembuh total, Ia berjanji akan segera mengisi mengembalikanya.

Saat itulah Ilham merasa begitu berat menjalani kehidupan tanpa orang tua -dengan pergi dari rumah. Sudah satu bulan lebih Ia sepertinya meninggalkan rumah. Sekarang, Ia sudah tidak mempunyai uang sama sekali - hanya bisa mengandalkan jika Ia menerima job yang akan datang.

Disaat-saat seperti ini pula, Ilham malah dirundung asmara kepada Janda itu.

Selama ini, hidupnya selalu saja untuk bermain-main dengan para cewek. Pun, tidak ada yang sampai seserius ini ingin menikah denganya. Hanya dengan Mira seorang yang membuatnya ingin menikah.

Tentu saja semua orang tidak percaya dengan keinginan yang menurut mereka konyol itu. Namun, Ilham sudah benar-benar mencintai Mira dan ingin menikah denganya.

Ilham hanya ingin menikah, tanpa mempedulikan ke depanya. Bagimana kalau Ia sudah menikah, Ia akan menjadi seorang Ayah dan tentunya harus bisa menafkahi istri dan anaknya kelak. Hal itu baru ada dipikiran Ilham saat ini.

Lalu, yang membuat Ilham bingung dengan kedatangan Natasha tiba-tiba di kehidupanya kembali di saat Ia sudah mencintai Mira. Sikap Natasha benar-benar berubah, sepertinya dia khawatir sekali setelah mengetahui dirinya itu kecelakaan dan ingin merawatnya. Tentu saja, Ilham tidak mau dan sebisa mungkin menghindar dari mantanya itu.

“ Apa yang sedang kau pikirkan, ” tanya Angga sambil meraih duduk di bangku. Keduanya saat ini sedang duduk di balkon sambil menghisap rokok.

“ Aku sedang memikirkan untuk segera mendapatkan Mira, untuk segera mendapatkan cintanya dan aku akan menjadi Ayah untuk Rafa, lalu kami menikah. ” Jawab Ilham masih menatap lurus ke depan.

“ Wah! ‘’ Timpal Angga mendesis.

‘’ Aku tidak menyangka kau akan berfikiran secepat itu. Kau hanyalah bocah kemarin sore, kemarin kau masih bersenang-senang saja, asyik berpacaran, bermain dengan gadis-gadis cantik. ” Timpal Angga lagi sambil memegangi dahinya.

“ Kau sekarang ini sedang pergi dari rumah, kau sedang ada masalah dengan Papamu, kau sudah berhenti kuliah dan kau belum memiliki pekerjaan tetap. ” Lanjut Angga.

“ Yakin kau akan menikah? Apalagi menikah dengan Janda, Janda sudah pasti akan berfikir panjang untuk menerimamu. ” Tambah Angga kembali.

Selama ini, Para gadis banyak yang tergila-gila dengan Ilham -karena ketampananya saja. Ditambah Ilham adalah anak orang kaya.

Benar apa kata sahabatnya itu, pasti Mira berfikir panjang antara menerimanya atau tidak. Seorang Janda tidak ingin bermain-main dengan perasaan. Yang dibutuhkan mungkin lebih mengarah kepada keseriusan.

Dan sekarang Ilham sudah sangat serius dengan Mira. Tetapi, Sekarang ini, Ia belum siap secara materi.

Ah! Mira, Abang sudah terlanjur cinta kepadamu! Apa yang harus kulakukan saat ini.

…..

Ilham menimbang-nimbang ponselnya antara menelpon Mamanya atau tidak. Dengan ragu, akhirnya Ia menghubungi Mamanya. Tidak lama kemudian, Mamanya sudah menyahut dari sebrang sana. Tentu saja, Kirana langsung senang sekali, menanyakan kabarnya, keadaanya. Ilham hanya menjawabnya kalau dirinya baik-baik saja. Seperti biasa.

“ Ma, Ilham sepertinya benar-benar ingin mau menikah saja! ” akhirnya Ilham membicarakan masalah ini dengan serius kepada Mamanya.

“ Jadi-jadi kamu serius Ilham, kalau kamu mau menikah? Mama benar-benar tidak percaya, kamu itu masih muda dan kamu akhir-akhir ini juga masih bersenang-senang dan kamu sekarang akan menikah?! ”

Bahkan Mamanya sendiri tidak mempercayai kalau dirinya ingin menikah. Entah siapa yang akan percaya, mungkin Mira juga tidak akan percaya.

“ Ma, Ilham beneran ingin menikah! Ilham sudah mencintai wanita pilihan Ilham sendiri. Ilham akan melakukan apapun untuk bisa menikahinya. ”

Kirana menjadi curiga dengan Ilham karena mendadak ingin menikah. Apakah Ia menikah karena sudah melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap wanita itu atau ada hal lain?

“ Apa jangan-jangan, kamu menghamili wanita itu, jadi kau ingin cepat-cepat menikah? ”

Ilham benar-benar terkejut mendengar Mamanya bicara seperti itu.

Begitulah, anak dan Mamanya kadang suka bercanda kalau sedang ada masalah serius. Kini, Kirana malah menuduh anaknya yang tidak-tidak.

Apa kalau aku mengatakan aku menghamili Mira, aku akan segera menikah denganya? Dan pasti Mama dan Papa akan memaksaku untuk segera menikahinya. Pikir Ilham.

Apa kau sudah gila, Ham! Berfikirlah menggunakan akal sehatmu, kau benar-benar mencintai Mira, tapi bukan begitu caranya. Tanpa aku sadari, aku memang sudah gila ternyata. Bantah Ilham dalam hati.

“ Mama ini sungguh keterlaluan sekali, bagimana mungkin, Mama ada-ada saja.”

“ Ilham ingin menikah karena Ilham benar-benar mencintai perempuan itu, Ma dan perempuan itu berbeda dengan perempuan lain. Mama pasti akan setuju kalau aku menikah denganya! ”

Ilham memejamkan mata, Ia sungguh sebal dengan tuduhan Mamanya barusan.

…..

Kirana menopang pelipis, sudah pusing dengan pekerjaan kantor dan sekarang masalah ditambah lagi. Ilham yang kabur dari rumah saja sudah menyita waktunya dan sekarang tidak ada hujan tidak ada angin anak sulungnya itu mau menikah di usia muda.

Apa kata Papanya kalau sampai mendengar kalau Ilham ingin menikah? Pasti Anton akan marah besar, karena Ilham belum bekerja. Pikir Kirana.

Kirana tidak mempermasalahkan kalau Ilham ingin menikah. Hanya saja, Ia mencemaskan karena anak itu belum mempunyai pekerjaan. Apalagi anak itu sekarang berhenti kuliah, kini Kirana sungguh pusing sekali memikirkan itu semua, seakan kepalanya mau meledak saja.

Tiba-tiba sebuah ide terbesit di benaknya.

Kalau seandainya Ilham menikah, mungkin dia akan berubah menjadi lebih dewasa dan untuk masalah pekerjaan, kenapa aku tidak membujuk Ilham saja supaya mau bekerja di kantor Papanya. Kalau sudah begitu, Ilham sudah pasti akan mempunyai pekerjaan dan Papanya pasti akan menyetujui kalau Ilham menikah.

Dengan begitu, Papanya malah akan senang karena Ilham mau bekerja di kantor. Pikir Mira sambil mangguk-mangguk.

“ Sebenarnya, aku juga ingin segera mempunyai cucu, sih, gemas saja melihat Fara, Dila sudah mempunyai cucu yang sangat menggemaskan itu. ” Kirana berbicara sendiri sambil senyum-senyum.