Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Hari hari berlalu, Ifah sudah rutin mengajar di sekolah.
"Pengantin baru ki bu?" tanya guru senior namanya Riani.
"Iya bu." jawab Ifah singkat.
"Pantas wajahnya segar, saya pikir masih gadis malah." ucapnya serius.
"Iya kah bu?" canda Ifah.
"Iya bu Ifah, saya serius." jawab Bu Riani. Lama mereka mengobrol, meski baru kenal tapi Ifah mudah dalam bergaul. "Ada juga guru kontrak selain kita bu, namanya bu Satri kayaknya. Dia sudah hubungi saya tapi belum datang, mungkin agak siang." jelas Bu Riani. Ifah hanya manggut² paham!
"Disana nanti meja ta ibu, sama ki itu bu Satri guru kontrak yang satunya nah! Saya mau masuk dulu mengajar. Nanti kalau ada teman ta baru ke ruang kepala sekolah ki bu." ucapnya menjelaskan.
"Iya bu. Terima kasih." jawab Ifah singkat lalu duduk² di kursi guru yang telah disediakan. Berselang satu jam datang bu Satri lalu mereka menghadap pada kepala sekolah untuk tanda tangan kontrak. Usai urusan mereka berkenalan lalu pulang ke rumah masing² karena sudah siang.
***
"Gimana di sekolah?" tanya Saddam saat malam hari di rumah.
"Alhamdulillah lancar yank, sudah tanda tangan kontrak juga. Senin mulai masuk mengajar, dan hanya di kontrak selama satu semester yank."
"Gak apa yank. Syukuri saja." ucap Saddam memberi semangat.
Beberapa bulan kemudian sebelum kontrak habis, Ifah ditawari untuk mengajar di Kampus.
"Boleh. Saya selesaikan dulu kontrak saya di SMK baru fokus ke IAIN Palopo." ujar Ifah semangat.
"Kamu bisa bantu buat Tesis atau Skripsi PAI mungkin?" tanya sang teman.
"Boleh kalau ada. Asal sesuai dengan kinerja dan penghasilannya." jawab Ifah semangat. "Tapi sistemnya belajar bersama ya! Supaya dia paham isi Skripsi atau Tesisnya." imbuhnya.
"Gak masalah." ujarnya singkat.
Kontrak di sekolah telah selesai kini saatnya lanjut kerja lainnya. Di awal tahun 2019 Ifah mulai mengajar di Kampus IAIN Palopo menjadi asisten dosen. Dia juga harus kerja Skripsi dan Tesis khusus PAI, dengan syarat kerja bareng dan sistem sharing. Semua berjalan lancar!
Beberapa tahun berlalu Saddam dan Ifah masih asyik berdua, kini mulai muncul pertanyaan² tentang anak.
"Yank, gak usah dengerin kata orang! Abaikan saja." pesan sang suami, itu yang sering dia ucapkan supaya tidak menjadi beban bagi sang isteri. "Mereka hanya bisa berkomentar yank, nanti yang urus ya kita sebagai orang tuanya, kalau anak kita lahir belum tentu mereka datang! Anak kita lahir juga kita yang akan mengurus, menjaga, merawat, membiayainya hingga dewasa. Abaikan saja kata orang, kita nikmati saat berdua yank." imbuh Saddam.
"Benar juga sih yank." ujar Ifah setelah dipikir pikir memang betul. Tiba saatnya Ifah dan Saddam berkunjung ke rumah ibu Setya dan ayah Putra.
"Gimana kabar kalian? Jarang² kesini sekarang." ujar ayah Putra senyum tapi nyindir.
"Cari uang dulu yang banyak ayah supaya sukses." jawab Saddam jujur.
"Kalian gak program?" tanyanya pada intinya.
"Program apa yah?" tanya Saddam seolah gak paham.
"Kehamilan Dam!" jawab ibu Setya.
"Program tiap hari malah!" jujur Saddam yang dipelototi oleh Ifah karena malu.
"Berobat ke Dokter Fah." saran ibu.
"Ya bu." jawabnya singkat melirik sang suami.
"Sudah bolak balik bu." sahut Saddam ketus. "Sering kami ke dokter, emang kalian mau bantu biayanya ya?" tanyanya.
"Itu urusan kamu Dam, tanggung jawabmu." ujar ayah Putra.
"Karena tanggung jawabku itu bu, yah! Makanya biarkan kami begini dulu menikmati pacaran. Kalau isteri saja tanggung jawabku, jelas anak juga tanggung jawabku. Jadi kalau belum dikasih ya kami nikmati saja berdua, cari uang dulu yang banyak biar kaya." imbuhnya.
"Nanti kami bantu kalau ada cucu." ujar ayah Putra.
"Bagaimana mau bantu yah! Kalian saja selalu ngeluh butuh ini dan itu." ujar Saddam.
"Kamu ini kalau dibilangi menjawab saja!" ketus ibu.
"Kan ditanya bu, jadi jawab lah." ucapnya santai.
"Terserah kalian saja." ucap ayah Putra meninggalkan merka ber tiga.
"Enak sebentar ada lagi bikin recok, dulu mantu dan sekarang cucu." batin Saddam. Usai berbincang, Saddam dan Ifah pamit pulang.