NovelToon NovelToon
PEMBALASAN ANAK HARAM

PEMBALASAN ANAK HARAM

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Dendam Kesumat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: saadahrafael

Lucifer seorang anak yang di lahirkan dari seorang wanita yang memiliki hubungan dengan seorang pria yang ternyata adalah ketua mafia bawah tanah. Namun hadirnya Lucifer tidak di anggap oleh ayah kandungnya dan di mereka di buang, hingga akhirnya mereka masuk kedalah hubungan sepasang suami istri dan membuat awal penderitaan bocah kecil itu.

Lucifer di perlakukan buruk oleh keluarga angkatnya. Hingga akhirnya dia mengetahui jika dirinya bukanlah anggota keluarga tersebut.

Lucifer mencari informasi tentang keberadaan ayah kandungnya. Namun saat dirinya telah menemukannya. Ia mengetahui seuatu yang lebih menyakitkan, ayah kandungnya dalang di balik kematian ibunya.

Belum juga rasa sakit akibat siksaan yang di berikan keluarga angkatnya, kini rasa sakit itu datang dari ayah kandungnya yang ternyata juga ingin melenyapkannya.

Bagaimana pembalasan Lucifer ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saadahrafael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Baru

Di Jakarta, seseorang sedang menerima panggilan dari seseorang.

"Tuan, saya telah menemukan keberadaan dimana Tuan Lucifer berada,"

"Dimana?"

"Di Amerika,"

"Amerika?" gumamnya. Bagaimana bisa Lucifer berada di Amerika. Mungkinkah Lucifer masih hidup. "Apa dia masih hidup?"

"Benar tuan, tuan Lucifer memang masih hidup. Tapi untuk kepastiannya keadaannya dalam kondisi baik atau tidak saya tidak tahu, tuan. Saya akan menyelidikinya."

"Terus selidiki, jangan sampai kau kehilangan jejak. Apapun yang kamu dapat segera hubungi aku. Bila perlu bunuh dia, jika ada kesempatan,"

"Baik tuan."

.

.

Panggilan pun berakhir. Dan tatapannya pun menjadi dingin. Teringat sesuatu yang membuatnya membenci Lucifer. Entah kenapa dia tidak suka Lucifer lebih dari nya.

'Ini kesalahan mu yang terlalu sempurna," gumamnya dan mencari kontak seseorang di ponselnya. Dan panggilan pun tersambung.

Tut…

Tut…

Tut…

"Ada apa?" Tanya seseorang yang bekerja sama dengannya. 

"Apa kau tahu Lucifer masih hidup?"

"Masih hidup?" Pria itu terkejut saat mendengar bahwa Lucifer masih hidup.  "Bagaimana bisa Lucifer masih hidup, aku sudah menembaknya, bahkan sudah ku pastikan dia tidak bernafas."

"Tapi itu kenyataannya. Dia masih hidup, dan saat ini dia berada di Amerika,"

"Amerika? Bagaimana bisa dia berada di Amerika? Mungkinkah ada yang menolongnya?"

"Em, aku berpikir memang ada yang menolongnya. Kalian harus berhati-hati, aku yakin dia tidak akan melepaskan kalian," 

"Jika itu terjadi aku akan menyeret mu juga." 

Pria yang menghubungi itu malah tertawa, membuat orang itu bingung dengan rekan barunya yang menginginkan Lucifer mati.  

"Aku sudah menyuruh orang untuk menyelidiki keberadaanya saat ini. Jika ada kesempatan aku sudah meminta untuk membunuh nya," 

"Hm…kerja bagus. Aku tidak ingin dia kembali dan membalas semuanya."

"Tenang saja, dia tidak akan bisa melakukannya. Lagian bukankah kalian akan pindah ke markas besar kalian?"

"Hm…apa kau juga akan ikut?" 

"Tidak, aku akan tetap disini. Sesekali aku akan datang kesana,"

"Baiklah," jawab pria tersebut dan panggilan pun berakhir.

.

.

Rifky, Dion dan Hamdan, sering berkunjung ke rumah Mesya untuk menjenguk dan menghibur wanita beranak satu itu, memberikan ketenangan untuk tidak terlalu mengkhawatirkan Lucifer. Mereka yakin Lucifer pasti baik-baik saja.

"Apa kalian sudah menemukan keberadaan Lucifer?"

Semua menggeleng, tidak menemukan keberadaan Lucifer. Dan itu membuat mereka semua sedih. Farhat yang melihat mengelus kepala istrinya dengan lembut.

"Percayalah jika dia baik-baik saja,"

Mesya mengangguk. Dia selalu berdoa semoga Lucifer selalu di lindungi oleh Tuhan dimana pun dia berada.

.

.

.

Di rumah sakit tempat Adam berada. Evan menghubungi Tuan Max tentang kerja sama mereka sebelumnya. Namun saat Evan memastikan, dia terkejut saat mendengar pernyataan Tuan Max yang sudah mendapatkan semua kiriman barang pesanannya dari Bobby Albern.  Evan tidak terima, ingin menuntut. Tapi saat mengingat tidak ada bukti hitam di atas putih membuatnya pasrah dan menerima kenyataan.

"Bagaimana Tuan?" Tanya anak buah Evan

"Semua hya sudah di pasoki oleh Bobby,"

"Kurang ajar! Beraninya dia mengambil alih bisnis kita. Ini tidak bisa di biarkan. Kita harus membuat perhitungan pada mereka," Geram anak buah Evan.

"Biarkan saja. Lebih baik fokus pada kesembuhan tuan. Jika kita memulai perang dan Tuan dalam keadaan belum baik, aku takut malah menghancurkan kelompok kita."

"Baik tuan,"

"Untuk saat ini tetap fokus dan jangan biarkan musuh mengacaukan kita. Selalu waspada, jika ada pergerakan dari kelompok mereka, segera laporkan pada ku,"

"Baik tuan,"

Evan menjenguk tuannya yang masih belum sadarkan diri. Mendapatkan luka yang cukup parah membuat tuannya harus tinggal lama di rumah sakit. Perawatan yang di berikan Dokter adalah perawatan terbaik, tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk dengan tuannya.

Setelah menjenguk tuannya, kini Evan keluar. Hari ini dia ingin menjenguk Lucifer yang berada di rumah sakit. Ingin melihat bagaimana keadaan pemuda yang di tolong nya itu.

"Kalian jaga tuan. Jangan sampai teledor dan terjadi sesuatu dengan nya. Jika ingin istirahat, harus ada yang menggantikan. Jangan sampai penjagaan kosong. Kalian mengerti,"

"Mengerti tuan," jawan mereka semua kompak.

Evan pergi menuju tempat Lucifer berada. Sebenarnya Lucifer sudah di perbolehkan untuk pulang karena kondisinyatang sudah baik, hanya saja Evan memberi perintah pada Dokter untuk menahan nya sebelum dirinya datang menemui Lucifer.

Di ruang rawat Lucifer. Lucifer menatap dingin beberapa Dokter yang ada di depannya, karana sejak kemaren Dokter itu melarangnya untuk pergi dari rumah sakit. Dengan alasan Tuan Evan belum mengizinkan.

"Katakan, siapa Tuan Evan itu?" Tanya Lucifer ingin tahu siapa pemilik nama Evan itu.

"Anda akan mengetahuinya hari ini tuan. Beliau akan datang hari ini untuk menemui anda. Silahkan anda bertanya sendiri siapa dia, kami tidak berhak memberitahukan, karena beliau melarangnya."

"Hah….baiklah, aku akan menunggu pria itu datang," 

Beberapa menit kemudian, Evan datang dengan di temani dua anak buahnya yang berjalan di belakangnya. Anak buah Evan yang menjaga Lucifer, melihat kedatangan tuannya langsung menyambut menundukkan kepala, tanda hormat.

"Selamat datang tuan,"

Evan mengangguk. "Apa dia masih berada disini?"

"Benar tuan, Dokter melarang Tuan Lucifer pergi dari rumah sakit."

"Bagus."

Seorang anak buahnya membukakan pintu. Beberapa Dokter yang ada di dalam dan Lucifer yang mendengar pintu di buka langsung menoleh ke arah pintu. Di lihatnha seorang pria tak di kenal Lucifer masuk. Kening Lucifer berkerut. Dalam hati bertanya, siapa pria ini.

"Tuan," sapa beberapa Dokter pada Evan.

Evan mengangguk, dan melihat ke arah Lucifer. "Bagaimana keadaannya?"

"Tuan Lucifer sudah pulih tuan, dan susah di perbolehkan untuk pulang,"

"Baiklah, aku akan mengurusnya setelah ini. Sekarang pergilah, aku ingin berbicara dengannya."

"Baik tuan,"

Beberapa Dokter itu pergi meninggalkan Evan dan Lucifer di ruangan tersebut. Dan kini hanya ada Lucifer dan Evan di sana, saling pandang. 

Lucifer memicingkan mata, setelah di lihat cukup lama, ia seperti pernah melihat wajah pria di depannya. Tapi dimana, ia lupa.

"Apa kita pernah bertemu?"

Evan tersenyum kecil, "Ya, kita pernah bertemu."

Lucifer diam, mengingat dimana dia bertemu. Memutar otaknya. Evan yang melihat berkata, tidak ingin Lucifer berpikir keras dimana mereka pernah bertemu.

"Di Jakarta saat kamu menyerempet mobil ku," 

Mendengar itu Lucifer langsung teringat tentang kejadian waktu itu. "Oh ya, saya ingat. Anda pria yang waktu itu. Apa anda yang menyelamatkan saya," Evan mengangguk, mengatakan bahwa dirinya yang telah menyelamatkan Lucifer dalam kematian. "Terimaksih telah menyelamatkan saya,"

"Sama-sama, aku senang membantu mu. Oh ya, hari ini kamu akan keluar dari rumah sakit. Aku akan membawa mu ketempat ku."

"Tidak perlu, saya akan kembali saja ke indonesia. Saya yakin kakak saya pasti mengkhawatirkan ku,"

"Apa kamu yakin akan kembali? Jika kamu kembali pasti orang yang membunuh mu tidak akan melepaskan mu lagi."

Luciger diam, membenarkan apa yang di katakan Evan. Untuk saat ini mungkin lebih baik dirinya tidak kembali dulu. Tapi bagaimana dengan keluarganya. Lucifer berharap tidak terjadi sesuatu dengan keluarga kakaknya. 

"Baiklah, aku akan tinggal bersama mu. Jika boleh tahu, siapa nama anda?"

"Evan,"

"Senang bertemu dengan anda Tuan Evan."

"Panggil saja Evan, kita akan menjadi teman mulai sekarang."

.

.

.

Bersambung 

1
Lince Yohana
seru
Cherly_Lenda Akay
Lumayan
Wijaya Ronny
Luar biasa
RIDA ALDIANI
banyak sekali iklannya
Rano Khairy
Kecewa
Rano Khairy
Buruk
Dami Dami
Luar biasa
Yaser Levi
knp adam dan evan nurut aja sm perintah luci😅
Yaser Levi
kk iparnya yg penjahat ..perkiraan ku bgtu
Yaser Levi
apa farhat dalangnya????ah..terlalu banyak teka teki..seru thor
Yaser Levi
kek nya si baby nih bapaknya si luci...
Yaser Levi
ibu luciver mnag gak punya otak.bisa2 nya menghancurkan rumah tangga orang..sdh mati skrng anaknya yg jd korban krn kelakuannya..siapa yg tdk kesal di fitnah menghamili padahal tdk..
Desi Eka s
Luar biasa
@Heni khan 😚❤️🇵🇸
Kata "sakit para CEO di Dunia novel Bila sang asisten mengejeknya
*awas ku potong gajimu Jika berani mengejekku*😂😂😂😂
ly😉😉
Luar biasa
Rianti Dumai
Uda ketangkap bukanya dihabisin,Mala diobati,,hadeeuh
Rianti Dumai
bikin kolap perusahaan bram,,,biar nyahox dya,,,
Ari Anggoro
gooodddd
AN
Lumayan
Wisnu Mahendra
nyimpen uang di ATM? ngirim uang ke ATM? lebih cocok di rekening
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!