NovelToon NovelToon
Pengasuh Idaman

Pengasuh Idaman

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Romansa
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Tie tik

Menjadi seorang pengasuh bukanlah mimpi seorang gadis bernama Fina. Apalagi anak yang diasuhnya memiliki tingkah yang berbeda dari anak yang lain. Kesabaran dan ketelatenan Fina dalam merawat anak laki-laki berusia tiga tahun bernama Elza itu, ternyata mampu membuat Benny yang tak lain adalah ayah dari Elza tertarik kepadanya.

Mungkinkah mereka berdua bisa bersatu untuk mengarungi bahtera pernikahan? Atau justru Fina memiliki perasaan kepada pria lain? Lalu bagaimana peran Elza dalam hal ini?

🌹"Jika kamu menolaknya maka hanya ada satu hati yang terluka, tetapi jika kamu menerimanya maka ada dua hati yang terluka, yaitu aku dan anakku." ~Benny Candra Suherman~🌹

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dihadang!

Beberapa minggu kemudian,

"Mari kita tutup latihan gabungan ini dengan doa yang akan dipimpin ketua cabang Pagar Bangsa Surabaya."

Itulah penutupan acara latihan gabungan seluruh anak cabang perguruan Pagar Bangsa di Surabaya. Ketua cabang Surabaya segera maju ke depan untuk melakukan tugasnya karena waktu semakin mendekati magrib.

Ya, sejak pagi Fina dan Elza mengikuti latihan gabungan dengan seluruh anggota perguruan pencak silat yang dia ikuti selama ini. Entah berapa ratus anggota yang ikut dalam latihan kali. Serangkaian acara telah dilakukan sejak pagi hingga sore hari. Aris dan ayahnya pun ikut latihan karena Aris sendiri adalah atlet pencak silat dalam perguruan tersebut. Pemuda berparas manis itu telah mengenalkan Elza kepada ketua cabang Surabaya. Tentu bocah kecil itu diminta untuk melakukan beberapa hal dan sepertinya tidak lama lagi Elza akan mengikuti pertandingan pertamanya.

"Aku harap Elza lolos seleksi, mengingat umurnya masih lima tahun," gumam Aris setelah acara tersebut berakhir. Dia duduk di dekat Fina dan Elza.

"Apa tidak ada rekomendasi khusus, Kang? Soalnya fisik dan kemampuan Elza kan memenuhi syarat. Memang umurnya saja yang masih kecil," ucap Fina penuh harap. Dia hanya ingin Elza bisa meraih prestasinya agar tidak diremehkan lagi oleh orang-orang di sekitar.

"Kita berdoa saja semoga ada jalan untuk Elza." Aris tersenyum simpul seraya menatap Elza sesaat.

Setelah sempat beristirahat di sana untuk beberapa menit, akhirnya Fina dan Elza pamit pulang karena langit semakin redup seiring dengan berkumandangnya adzan magrib. Mereka berpamitan kepada beberapa orang yang masih ada di sana.

"Kang, kami pulang dulu," pamit Fina kepada Aris dengan senyum yang manis.

"Bagaimana kalau aku antar saja?" tawar Aris seraya menatap Fina penuh harap. Pemuda yang menaruh hati kepada Fina itu ingin sekali mengenal Fina lebih dekat.

"Saya bawa motor sendiri, Kang. Terima kasih atas tawarannya," tolak Fina dengan tutur kata yang sangat lembut.

"Kalau begitu hati-hati di jalan," ucap Aris seraya mengembangkan senyumnya, "El, jaga mbak Fina ya, kalau ada yang nakal langsung sikat aja!" Aris membungkukkan tubuh sambil menatap Elza dengan lekat. Pemuda itu mengusap rambut Elza untuk beberapa detik lamanya.

"Siap, Kang!" Elza mengacungkan jempolnya setelah mendengar pesan dari Aris.

Pemuda yang memiliki dua lesung pipit itu terus menatap kepergian Fina dan Elza hingga hilang dari pandangan. Aris menoleh ke samping ketika merasakan tepukan di bahunya. Ternyata ada Syakur yang berdiri di sisinya.

"Kalau memang suka, gerak cepet lah. Gak takut dipatuk ayam jantan lain?" tutur ayahnya dengan sorot mata penuh arti.

Sementara Aris sendiri hanya tersenyum simpul setelah mendengar ucapan ayahnya, "belum saatnya, Yah. Nanti kalau jodoh pasti gak akan kemana kok," ucap Aris dengan santainya.

"Ya sudah itu terserah kamu saja. Lebih baik kamu pulang dulu, ayahnya masih ada perlu dengan pelatih lain," ucap Syakur sambil menunjuk tempat di mana banyak pelatih senior sedang berkumpul.

****

Motor matic berwarna hitam yang dikendarai Fina berhenti di jalan alternatif dekat perumahan yang cukup sepi. Ada beberapa gerombolan remaja laki-laki dan perempuan yang menghadang jalannya.

"Heh turun kau anak Pagar Bangsa!" teriak gadis yang memiliki rambut sebahu.

Fina berdecak kesal karena dia sudah bisa menebak apa yang mereka inginkan darinya. Ada rasa sesal dalam diri ketika lupa membawa jaket untuk menutupi nama perguruan yang tertulis di sakral yang ada di punggung. Mereka pasti ingin mengajak ribut Fina.

"Berani sekali anak Pagar Bangsa melewati jalan ini! Mau nantang kami ya! Ini adalah daerah perguruan Macan Kumbang!" ujar pemuda yang turun dari sepeda motor dan berdiri sambil berkacak pinggang.

"Aku hanya lewat. Aku tidak tahu kalau ini daerah kalian. Lagi pula tidak ada aturan yang melarang orang lain melewati jalan ini kan? Ini jalan milik semua orang." ujar Fina tanpa takut sedikitpun.

"Ah banyak bacot! Maju sini kalau berani! Tunjukkan kehebatan perguruan kalian!" tantang gadis yang mungkin seusia dengan Fina.

"Aku sedang tidak ingin bertarung. Tolong minggir sebentar saja, aku mau lewat." Fina masih mencoba untuk berdamai karena ada Elza bersamanya.

"Alah jangan banyak alasan! Turun sini! Kita duel!" Segerombolan remaja tanpa sopan santun itu tak henti menantang Fina.

"Oh jadi begini anak-anak perguruan Macan Kumbang? Beraninya main keroyokan? Pendekar macam apa coba," cibir Fina karena kesal dengan mereka semua.

"Mbak ayo kita gelut aja! Mereka pasti nakal!" ujar Elza dengan lirih.

"Turun kau! Kita duel satu lawan satu!" Mereka mulai tidak terima setalah Fina berani meremehkan mereka.

Tidak ada pilihan lagi selain turun dari motor dan memenuhi tantangan mereka. Padahal Fina sendiri tidak tahu apakah dirinya mampu melawan mereka semua. Keadaan di sekitar yang cukup sepi pun semakin membuat Fina nekat melawan mereka. Tidak mungkin dia berteriak minta tolong karena tidak ada satu pun yang lewat jalan ini.

"Elza tunggu di motor aja ya. Mbak Fina mau menyelesaikan urusan ini," pamit Fina kepada Elza sambil memberikan ranselnya kepada bocah kecil itu, "tetap di sini dan jangan ikut turun, oke?" Fina memberikan pengertian kepada anak asuhnya itu.

Bocah kecil itu mengangguk pelan sambil menatap Fina menjauh darinya. Buru-buru dia membuka ransel miliki pengasuhnya itu untuk mengambil ponsel. Tanpa diduga, dia membuka aplikasi pesan dan berusaha mencari kontak Aris. Kemampuan membaca yang sudah dia miliki cukup berguna dalam situasi ini.

"Kang Aris, tolong mbak Fina. Ada yang jahat!" ucap bocah kecil itu dengan suara yang lirih ketika panggilan kepada Aris terhubung. Sambil berbicara dengan pelatihnya itu, Elza mencoba mencari tempat berbagi lokasi seperti yang diarahkan oleh Aris.

Elza kembali menyimpan ponsel itu ke dalam ransel. Lantas, dia melihat keadaan yang ada di depannya. Mata bocah kecil itu terbelalak ketika melihat Fina mendapatkan pukulan di wajah. Setelah tahu keadaan tidak seimbang karena Fina menghadapi dua gadis yang menjadi musuh, Elza menjadi meradang. Bocah berusia lima tahun itu nekat turun dari motor karena ingin menolong Fina.

"Jangan main keroyokan! Sini Gelut sama aku!" tantang Elza setengah berteriak.

"Hay bocah! Jangan ikut campur! Lebih baik kamu duduk aja!" ujar seorang laki-laki yang sedang asyik memperhatikan pertarungan ketiga wanita yang tak jauh darinya.

"Ayo sini gelut sama aku! Jangan beraninya sama mbak Fina!" tantang Elza lagi sambil memasang posisi kaki kuda-kuda.

"Bedebah kecil! Baiklah aku akan menuruti keinginanmu!" Salah satu laki-laki yang memiliki bentuk tubuh lebih kecil tersulut emosinya.

"Heh! Dia bukan tandinganmu! Dia anak kecil!" Seorang pemuda yang memiliki postur lebih tinggi mencoba menghalangi temannya.

Namun, pemuda yang memiliki tubuh lebih kecil itu tak menghiraukan larangan temannya. Dia nekat maju dan menghadapi Elza. Pertarungan pun tak bisa terelakkan. Jiwa anarkis yang ada dalam diri bocah kecil itu kembali bangkit setelah sekian lama dipendam oleh Fina. Tentu pukulan tangan Elza yang keras berhasil mendarat di perut pemuda tersebut, karena Elza tidak dapat memukul wajah pemuda yang lebih tinggi darinya.

"Hiaa caa!" teriak Elza ketika memukul perut pemuda tersebut dengan keras dan setelah itu tanpa di duga musuhnya, Elza melakukan tendangan C seperti yang diajarkan Aris. Tentu keseimbangan kuda-kuda lawannya mulai goyah dan tanpa menunggu lebih lama lagi, bocah kecil itu dengan gesit memberikan tendangan lagi hingga musuh terjengkang ke belakang.

"Ayo sini maju lagi!" tantang Elza sambil berkacak pinggang. Dia tertawa lepas melihat musuhnya mengerang kesakitan karena serangannya. Ini adalah yang pertama bagi bocah kecil itu melakukan pertarungan yang sesungguhnya memakai ilmu pencak silat yang dia miliki.

Sementara Fina masih fokus dengan dua gadis yang ada di hadapannya. Beberapa kali dia mendapat pukulan di wajah. Tentu ini adalah sebuah pelanggaran jika sesuai aturan pertarungan di gelanggang. Napasnya terengah-engah menghadapi dua lawan dengan pertarungan yang jauh dari aturan perguruan itu.

"Aaw! Kurang ajar!" teriak Fina ketika merasakan pukulan double di perut dan kaki. Dia jatuh karena posisi kuda-kudanya tidak seimbang.

"Mbak Fina!" Suara teriakan Elza terdengar di sana ketika melihat pengasuhnya jatuh di atas aspal itu.

Bocah berusia lima tahun itu berlari dengan emosi yang berkobar. Dia tidak terima melihat gadis yang sangat disayangi nya itu kesakitan. Alhasil Elza tiba-tiba saja menghajar dua gadis yang menjadi musuh Fina tanpa ampun. Tidak perduli lagi meski apa yang dilakukannya tidak sesuai peraturan bela diri.

"Rasakan kau! Jangan jahat sama Mbak Fina ku!" teriak Elza setelah berhasil melumpuhkan dua gadis sok jagoan yang menyakiti Fina.

...🌹To Be Continue 🌹...

...Maaf ya jika adegannya gak seru karena othor gak pernah nulis adegan berantem😂...

...➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖...

...Ada bacaan yang cocok di hari minggu nih😀Kuy baca karya dari author Aveeii dengan judul Nikahi Aku, Pak Dosen. Nah, judulnya aja udah bikin kepo kan? Kuy capcus baca😍...

...🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷...

1
Dian
Luar biasa
Titik pujiningdyah: makasih kak
total 1 replies
Capricorn 🦄
n
Rose Niawati
tambah seru
Fera Nono
mdh" an Fina dan beni segera sehat..sembuh seperti biasa ..dan BS secepat nya bikin adonan baru/Scream/
Fera Nono
ya Allah..ujian nya berar sekali
Fera Nono
pangeran cabul..ga tau tempat..
Fera Nono
mulai unjuk gigi si gadis imut
Fera Nono
dasar duda karatan
Fera Nono
lato lato mas beni pecicilan..ga BS diem..pengen nya main mulu
Fera Nono
kamu hrs banyak belajar Fin...bahkan harus lebih menguasai ranjang..biar si duren makin klepek"/Facepalm/
Fera Nono
/Joyful/
Fera Nono
hahaha..kesandung meja yg kaki nya tumpul
Fera Nono
gagal deh...
Fera Nono
dasar duda...tauu aja trik nya
Fera Nono
pasti ada mau nya tuh
Fera Nono
Aris kalah telak
Fera Nono
waduhh...
Fera Nono
Luar biasa
Fera Nono
El pasti kamu BS meraih simpati calon ibu baru mu
Fera Nono
dilema
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!