kesabaran yang di lakukan seorang istri untuk suaminya, yang gemar bermain wanita, bahkan di saat dirinya baru melahirkan!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intan Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"KUBUKA KEBENARAN"
"Harusnya kamu bilang terus terang pada istrimu. sebelum apa apa kamu harus kompromi pada istrimu. jangan ambil keputusan sendiri" ucap bapak menasehati putranya.
"Iya pak. nanti Adit gak akan ulangi"
"Bapak jangan nyalahin Adit dong. ini mah Tari nya saja yang salah.kalau dia gak pelit suami juga gak akan bohong" ucap ibu mertua terus menyalahkan ku.
Umaya dan suaminya hanya bingung. mereka tak turut bicara. suami Umaya justru membawa putrinya keluar. mungkin dia takut mental putrinya terganggu dengan ucapan mertuanya ini.
terlihat Adit hanya diam tak ada pembelaan yang ia lakukan seperti dulu. saat aku disudutkan oleh ibu nya. kini dia hanya diam.
"Tari gak kasih Adit penekanan kok Bu" ucapku
"Terus kenapa Adit berbohong. kalau kamu mengerti" jawab ibu mertuaku.
"Selama 7 bulan ini Adit hanya memberi uang 300 ribu setiap bulan nya. dan Tari lah yang menutupi kekurangan. bahkan tanpa Tari Tahu adit meminjam uang ke Ayah sebesar 3,5 juta. itu pun tanpa sepengetahuan Tari"
sengaja aku membeberkan uang pemberian anak nya. agar ibu mertuaku ini tak lagi memandang ku jelek.
selama ini kurang apa coba. aku menutupi semua kebutuhan.
terlihat ibu dan bapak serta Umaya kaget dengan ucapan ku. mereka menatap Adit.
"Dan Adit juga sering meminjam uang pada Tari kok. malah jumlah uang yang dia pinjam lebih besar dari apa yang dia kasih"
ku ulangi ucapan ku. agar mereka tahu yang sebenarnya lagi pun aku tak pernah tahu gaji Adit selama ini. entah gaji nya berapa dia tak pernah memberi tahuku.
"Apa itu benar Adit?" ucap bapak mertuaku
" Udah lah pak. jangan terlalu menyalahkan anak kita" ucap ibu mertua.
"Kamu kok hitungan si Tar. yang namanya rumah tangga kalau suami gak ada uang. ya kamu harus ngerti. dan kalau kamu punya uang pake dulu uang kamu.
sekarang Adit meminjam ke Ayah kamu. wajar dong dia kan mertuanya. gitu aja repot"
ucapan ibu mertua ku makin lama makin membuat ku geram saja.
"Ibu berhenti membela Adit. dia itu salah
harusnya dia gak memberi nafkah 300 ribu sebulan. apalagi dengan gaji yang lumayan" ucap bapak mertuaku
seketika aku kaget rupanya gaji suami ku besar. lalu mengapa dia hanya memberiku uang 300 ribu?
"Dan kenapa Kamu meminjam uang sebesar itu ke mertua mu dan meminjam pada istrimu. padahal kamu tahu jika uang yang kamu kasih itu kurang?". tambah bapak mertuaku.
"Itu Adit meminjam uang untuk biaya motor pak. motor Adit mati dan Adit gak ada pilihan selain meminjam pada Ayah nya Tari"
"Lalu kenapa kamu meminjam pada Tari?"
"Adit butuh uang pak. teman Adit menikah dan Adit gak ada uang untuk kondangan dan bensin hanya itu. lagian nanti Adit akan menggantinya kok" ucap Adit yang menatap ku tak suka.
"Lalu mengapa kamu memberi Tari hanya 300 ribu. padahal gajih kamu kan 5 juta perbulan. belum lagi kalau lembur?"
what? gajih Adit 5 juta perbulan nya.
aku baru tahu sekarang. tapi kenapa dia hanya memberiku uang segitu?
apa karna dia tahu aku usaha. jadi dia berpikir bahwa aku bisa memenuhi kebutuhan rumah dan kebutuhan ku.
aku pun hanya diam menyaksikan kebenaran suamiku ini? begitu pun ibu mertuaku dia hanya diam saat suaminya menginterogasi putra nya itu.
Umaya hanya memegang kepala nya. menyaksikan kebenaran rumah tangga ku dengan kakak nya.
"Itu. Adit memberi Tari uang segitu agar Tari tidak boros pak"
"Tuh kan bapak dengar kan. bukan Adit yang salah. Tari nya saja yang boros jadi istri jadi Adit bersikap begitu?" lagi lagi ibu mertuaku membuat ku geleng geleng kepala.
"Tari gak boros kok Bu. buktinya Tari masih bisa memenuhi kebutuhan tari sendiri"
rasanya geram sekali aku.
"Udah udah cukup. bapak minta kamu memberi Tari nafkah yang benar. dan bayar hutang kamu ke mertua kamu. kamu pasti punya uang kan?"
"Nanti Adit bayar kok pak"
"Cuma hutang segitu aja berisik. udah kaya minjem puluhan juta aja" ucap ibu mertuaku membuat ku geram.
"Jika memang sedikit. Tari minta tolong. kesinikan uang nya. karna Ayah bukan orang kaya seperti ibu. Ayah hanya buruh harian dia butuh uang itu untuk membiayai adik Tari"
sengaja aku bicara begitu walau ayah tak mempermasalahkan hutang yang Adit pinjam. namun perlu ku tegaskan pada ibu mertua dan suamiku ini.
"Cepat Adit ambil uang nya dan berikan pada istimu" ucap bapak mertua
terlihat Adit seperti kesal padaku.sebelum dia melangkah masuk ke kamar. dan beberapa lama kemudian dia pun keluar dengan uang di tangan nya.
"Ini" dia pun memberikan uang itu dengan wajah tak suka padaku.
terserah jika dia marah. harusnya aku yang marah. dia bisa berbohong atas penghasilan nya padaku.
di kemana kan uang yang ,dia peroleh itu.
aku pun mengambil nya tanpa memperdulikan dirinya. terserah ibu mertua ku senang atau tidak. lagian dia jadi mertua selalu saja merendahkan ku.
Tak lama kemudian keluarga suamiku pun pulang. hanya menyisakan Adit yang masih memasang wajah kesal padaku.
aku pun memilih untuk masuk ke kamar. dan memainkan ponsel ku. sampai saat Adit menyusul ku ke kamar.
"Kenapa kamu bicara begitu pada bapak?"
"Bicara apa?"
"kenapa kamu bicara soal nafkah?"
"perlu ku jawab?"
"Iya"
nampak Adit mulai naik pitam. terdengar dari nada bicaranya yang sedikit meninggi.
"Memang itu kan fakta nya. kamu memberiku uang 300 ribu untuk sebulan. salah nya dimana?"
"Sudah jelas salah. itu aib rumah tangga gak pantas kamu membeberkan nya"
"Harusnya sebelum kamu bicara begitu kamu pelajari arti dari perkataan kamu."
"Apa maksud kamu?"
"Bagaimana hukum nya suami memberi nafkah pada istrinya ada 3. nafkah batin nafkah lahir dan nafkah keperluan istri."
"Urusan nafkah itu urusan ku. aku yang cari uang jadi aku bebas mau memberimu uang berapa?"
"Baik jika begitu. maka aku minta semua hutang mu padaku bayar hari ini. karna aku mendapatkan uang itu dengan keringat ku. bukan dengan uang mu"
"Perhitungan kamu jadi istri. kamu gak ingat dulu saat kamu undang teman teman mu. aku yang bayar"
"Aku tidak meminta. kamu yang memaksa"
ucapan ku cukup membuat nya diam.
perdebatan ini harus lah ku beri penegasan
rupanya suamiku ini amat sangat perhitungan.
masa uang yang dia kasih setahun lalu dia ungkit saat ini.
untung saja saat itu aku tak memintanya. jika sampai aku meminta uang padanya . entah seberapa dia merendahkan ku.
Adit pun pergi ke lemari dan memberikan uang yang dia pinjam padaku. namun jumlah uang itu dia potong sesuai uang yang dia keluarkan saat dulu dia menjamu teman ku
siapa nama BPK adinda..
gercep la Tar....
gemes aqu...
iya iya saja..
nuruttt aj ma Adit
kasian kamu Tarii..m
jgn berat2 la konfliknya,Thor
hidup ini sdh sulit ..
terbuka lah terima lah dgn ikhlas