NovelToon NovelToon
Terpaksa Menerima Perjodohan

Terpaksa Menerima Perjodohan

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: naja

Tiara lestari, seorang gadis desa yang baru merantau ke kota terpaksa menerima perjodohan menggantikan Shasa; sepupunya hanya karena kekonyolan Shasa yang tidak ingin di jodohkan dengan laki-laki yang di rumorkan mempunyai paras buruk dan sakit sakitan.

Satu minggu berada di kota situasi Tiara mulai sulit, bersekolah di SMA elit bersaing dengan murid berprestasi, dia harus bisa menggeser posisi Trisakti sekolah demi mendapatkan beasiswa ke jenjang sarjana.

Situasi makin rumit, tiga orang yang harus ia kalahkan; Jonathan ternyata seorang ketua Osis yang selalu bersikap baik padanya, Shasa; wakil ketua Osis sang sepupu yang selalu membencinya. Dan yang terakhir, Kenzo; si brandal sekolah orang itu tidak lain tunangannya sendiri yang indentitas aslinya tidak di ketahui murid yang lain, bahkan pertunangan merekapun sama sama di rahasiakan.

Akan seperti apa jadinya jika Shasa mengetahui kalau lelaki yang di jodohkan dengan Tiara sebenarnya adalah teman sekolahnya yang ia sukai?
Bisakah Tiara mendapatkan beasiswa tanpa mempengaruhi perjodohannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masalah sekolah.

Suasana di dalam kelas sangat ramai, murid-murid sudah pada berdatangan dan duduk di tempatnnya masing masing.

Jonathan terlihat di dekat pintu masuk, begitupun dengan Tiara yang baru sampai di depan kelas langsung menuju pintu sampai kini mereka berpasangan.

"Hai, Ra."

Jonathan menyapa, walau ragu dan canggung mengingat kejadian sabtu lalu. Dia akan berusaha bersikap biasa saja, toh Tiara temannya.

Kenzo mungkin tidak akan marah jika dia bersikap ramah padanya.

"Hai, Jo."

Seperti biasa, Tiara pun berbalik menyapanya. Membalas senyuman Jonathan yang selalu tersenyum ramah padanya.

"Bagaimana akhir pekan mu. Apa menyenangkan?"

Jonathan kembali bicara, dia cukup penasaran bagaimana bisa Tiara bertunangan dengan temannya, ingin sekali bertanya tapi bingung bagaimana memulainya.

"Iya, begitulah. Banyak sekali yang terjadi." jawab Tiara.

Mereka terus berbincang sambil berjalan menuju tempat duduknya.

"Bagaimana luka waktu itu tidak apa-apa kan?"

Jonathan terus mengajak Tiara bicara.

Semakin memperuncing pertanyaan agar langsung mengarah pada pengakuan Kenzo waktu itu.

"Sudah lebih baik. Terima kasih. Tempo hari aku sampai lupa berterima kasih."

Tiara menimpali, terus berjalan beriringan

sampai tidak sadar mereka harus berpisah menuju tempat duduk masing-masing.

"Loh, bukannya tempat duduk mu di situ?"

Tiara kaget, tempat duduk Jonathan sudah terlewat, tapi Jonathan malah terus berjalan bersamanya.

"Kenzo dan Sahsa belum datang, bosan kalau duduk sendiri."

Jonathan berusaha mencari alasan.

Dia terus mengikuti Tiara sampai kini ikut duduk di bangku kosong di samping kursi Tiara.

"Boleh aku bertanya?" ucap Jonathan lagi. Akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya. Dia terlalu penasaran pada sosok Tiara, terlebih wanita itu ternyata tunangan sahabatnya.

"Apa?"

Tiara mulai duduk, dia tidak mungkin mengabaikan pertanyaan seseorang yang selalu baik padanya.

"Kalian benar benar sudah bertunangan? Kau dan Kenzo?"

Jonathan langsung bertanya, dia sampai kaget saat sadar kini ada sebuah cincin di jemari Tiara. Rupanya perkataan Kenzo bukanlah sandiwara.

"Iya, begitulah."

Tiara menjawab dengan malu-malu, karena pengakuan Kenzo, teman lelakinya itu kini mengetahui hubungan mereka. Dia sampai tidak bisa berpura-pura untuk tidak mengakuinya.

"Kok bisa?"

Jonathan makin penasaran. Lebih penasaran lagi kenapa sosok Tiara yang menjadi tunangan Kenzo. Setahu dia Kenzo begitu membenci Tiara.

Di tambah Kenzo yang tidak pernah mengenal cinta, bagaimana bisa tiba-tiba bertunangan dengan Tiara.

"Ceritanya panjang, Jo. Intinya kita di jodohkan."

Tiara berusaha menceritakan, bicara sedikit pelan takut ada orang selain mereka yang mendengar. Tidak bisa bercerita terlalu detail takut Kenzo akan marah padanya.

"Tapi kau tidak apa-apa kan dengan perjodohan ini?"

Masih terus bertanya, agak sedikit khawatir. Seorang Kenzo yang dia kenal tidak pernah ramah pada wanita selain pada Sahsa yang merupakan temannya.

Lalu bagaimana Kenzo akan memperlakukan Tiara yang di pertemukan dalam sebuah perjodohan.

"Jo, pertanyaan mu terlalu banyak. Haruskah aku menjawab semuanya."

Tiara bicara dengan tawa, berusaha mengalihkan keseriusan karena reaksi Jonathan yang terlalu berlebihan.

"Akh, padahal masih banyak sekali pertanyaan yang mengantri di kepala ku."

Jonathan langsung menimpali dengan candaan. Tiara langsung tertawa, lelaki itu pandai sekali bercanda. Saat dia tidak ingin terlalu serius, Jonathan pasti bisa mencairkan suasana.

Sampai kini mereka tertawa bersama.

Di sudut lain, Jessica dan Alicia dari tadi terus memperhatikan Tiara dan Jonathan. Walau tidak bisa mendengar percakapan mereka tapi konco-konco Sahsa itu sedikit risih melihat kedekatan mereka, langsung berjalan keluar untuk mencari keberadaan Shasa.

"Kalau dia terus bersembunyi di balik Jonathan, bukannya kita akan sulit membereskannya."

Jessica bicara sambil beranjak pergi.

Hatinya masih belum bisa tenang sebelum meyakinkan kalau kepandaian Tiara tidak menjadi ancaman untuk Shasa.

"Iya, kita harus bicarakan dulu dengan Shasa. Apa yang harus kita lakukan kedepannya."

Alicia menimpali, belum juga sampai lima detik setelah dia bicara, mata mereka bisa melihat keberadaan sosok Sahsa yang masih berdiri di luar kelasnya.

Jessica dan Alicia pun dengan cepat menghampiri Shasa di luar sana.

"Hei Sha! sedang apa di sini? Tidak masuk."

Alicia langsung bertanya.

Sedikit heran melihat Shasa yang malah terus stay di sana.

"Aku sedang menunggu Kenzo. Tadi aku melihat dia masih di depan."

Sahsa langsung menjawab, raut wajahnya sampai berubah seperti ada sebuah kegelisahan yang di rasakan nya.

Bagaimana tidak, dia terlalu khawatir kalau Kenzo akan membencinya setelah kejadian Tiara malah itu, dia sampai harus berpikir keras mencari cara untuk mendekati Kenzo lagi.

"Tidak usah di tunggu dia juga bakalan masuk, Sha. Ada sesuatu yang lebih penting. Kau harus lihat kedekatan si Tiara dengan Nathan. Apa kau punya cara untuk membereskannya."

Jessica menimpali. Dia hanya butuh perintah Shasa dan mereka akan langsung membereskannya.

"Nanti saja. Ada hal yang lebih penting yang harus ku bereskan."

Shasa tidak merespon sama sekali. Yang dia pikirkan sekarang hanyalah rencana untuk mendekati Kenzo tidak ada yang lain.

"Sha, tapi ini juga penting. Kalau mereka malah semakin dekat bukannya akan mengancam posisi mu. Kepandaian Tiara akan lebih menjadi ancaman jika wanita itu sampai memiliki hubungan spesial dengan Nathan."

Alicia menimpali. Sedikit heran karena Shasa tidak merespon mereka. Padahal itu demi kebaikan nya.

"Hubungan spesial?"

Shasa sampai mengulang kata itu. Bibirnya sampai menyeringai. Sepertinya dia mempunyai ide yang cukup bagus.

"Aku punya rencana yang bagus. Dan ini pasti akan lebih menarik."

Shasa bergumam, matanya sampai berbinar membayangkan rencananya pasti berhasil.

"Tugas kalian adalah mendekatkan Nathan dan Tiara. Lakukan apa pun itu sampai mereka bisa lebih dekat dan mempunyai hubungan spesial."

Lagi-lagi Shasa menyeringai, dia begitu antusias memerintahkan dua konco-konco nya.

"Oh my Gosh. Sha, apa kau serius?"

Alicia sampai kaget. Dia sampai mengira kalau kepala Shasa pasti terbentur sesuatu sampai sikapnya sangat aneh.

Kemarin-kemarin begitu kesal melihat kedekatan Tiara dan Jonathan, sekarang malah dengan sengaja ingin mendekatkan mereka. Bukannya itu aneh.

"Aku serius, Al. Kalian lakukan saja."

Shasa kembali menegaskan.

Dia hanya memberi perintah, tapi belum bisa menjelaskan alasannya.

Dia harus memastikan kalau dia bisa dekat dengan Kenzo lagi, setelah itu dia baru bisa bercerita kepada kedua rekannya.

"Baiklah, walau tidak tahu apa alasan mu aku kita akan coba mendekatkan mereka."

Jessica menimpali. Perintah Shasa pasti bukan tanpa alasan. Mereka hanya belum tahu apa alasannya.

"Tunggu saja, Tiara. Jika aku tidak bisa membuat mu lepas dari Kenzo. Maka tingkah mu sendiri yang akan membuat mu lepas dari nya."

Shasa sampai tersenyum penuh arti.

Sudah bisa membayangkan bagaimana reaksi Pak Kenan jika tahu calon mantunya malah berhubungan dengan lelaki lain.

...*...

Sementara itu, Jonathan dan Tiara masih terlihat duduk di bangku yang sama.

Sepertinya mereka belum mengakhiri perbincangan nya.

"Sekarang giliran ku yang bertanya. Kau harus menjawabnya, Jo."

Tiara bersuara, mungkin ini kesempatan yang bagus untuk nya menggali informasi tentang Sahsa dan konco-konco nya yang selalu berbuat onar membully murid murid di sekolah.

"Apa?"

Jonathan sampai kaget. Menerka-nerka, Tiara akan bertanya perihal apa padanya.

"Saat Sahsa mengganggu ku hari sabtu lalu, dia bilang kau tidak pernah ikut campur jika dia berulah. Apa kau bisa memperjelas apa maksudnya?"

Tiara langsung to the poin. Memang itulah yang mengganjal di pikiran nya.

Dia bisa menerka-nerka, kalau Jonathan sebenarnya tahu kelakuan Shasa seperti apa.

"Bisa jangan bertanya tentang itu?"

Jonathan sampai membuang muka.

Dia tidak mengira Tiara akan bertanya soal itu. Rasanya Jonathan ingin menghindari tapi tidak mungkin jika tiba-tiba pergi begitu saja.

Tiara pasti akan lebih curiga pada nya.

"Jo. Jika kau tidak jelaskan aku akan mengira kau sama jahatnya dengan Sahsa."

Tiara sampai refleks bicara. Dia tidak mengira Jonathan akan bereaksi seperti itu, menghindari pertanyaan nya.

Jonathan sampai kaget, rupanya Tiara cukup pintar dari dugaan nya. Wanita itu bisa dengan mudah menafsirkan sesuatu hanya dengan sebuah hal yang di alaminya.

"Kenapa kau tidak tanya hal ini pada Kenzo. Dia juga tahu kalau Shasa suka berulah, dan dia juga selalu membiarkan nya."

Jonathan berusaha mengalihkan pembicaraan, seolah berkata kenapa Tiara hanya mencurigai nya, seharusnya Tiara juga mencurigai Kenzo, lelaki itu juga sama sepertinya.

"Dia berbeda, Jo. Dia brandal sekolah. Wajar kalau dia tidak mempedulikan apa yang di lakukan Sahsa. Toh dia juga memang suka berulah.

Tapi kau beda, kau ketua osis. Bukannya kau harus mensejahterakan murid di sekolah, bukan malah membiarkan kejahatan seperti itu terjadi."

Tiara sampai hilang kendali. Tidak habis pikir dengan keadaan sekolah ini. Semuanya lengkap, bagai paket komplit. Dari mulai brandal sekolah, anggota osis yang mencurigakan, semua ada di sekolah ini. Dan yang lebih mengecewakan nya kenapa dari semua kejadian ini, orang orang yang dekat dengan nya terlibat keanehan ini.

"Karena target nya hanya murid-murid pintar Ra. Dan itu juga menguntungkan untuk ku dan juga Kenzo. Kita tidak perlu bersusah payah untuk bersaing dengan mereka karena sudah ada Sahsa yang membereskannya."

Jonathan tidak bisa mengelak lagi. Dia sampai menjelaskan semuanya pada Tiara. Kalau tidak di ceritakan pun Tiara pasti akan mencari tahu sendiri kebenarannya.

"Akh, ini gila."

Tiara kaget setengah mati. Dia sampai menutup mulutnya saking terkejut.

Pada akhirnya semuanya karena sebuah gelar Trisakti. Mereka akan melakukan apapun asal mereka tidak turun dari posisinya.

"Gila, sekolah ini bukanlah ajang untuk memperlihatkan kepintaran, tapi di sini sebuah medan perang untuk bertahan dan saling menjatuhkan. Bukan yang terpintar yang akan bertahan, tapi mereka yang licik yang akan bertahan."

Tiara sampai membuang nafas untuk menenangkan diri.

Kalau seperti ini bisakah dia menduduki Trisakti sekolah?

Bisakah dia menguak kecurangan yang terjadi pada murid murid yang lain kalau pada akhirnya semua Trisakti angkatan sekarang akan terseret?

Dia tidak bisa melakukan itu karena menghargai Kenzo dan Jonathan.

"Tunggu, tapi waktu aku meminta Kenzo mengambilkan kertas contekan, dia terlihat biasa saja. Dia tidak merasa terancam padahal aku mau menguak kejahatan Jessica dan Alicia. Apa dia tidak seperti yang Jonathan katakan."

Kepala Tiara rasanya mau pecah. Tidak mau terus menerka-nerka. Informasi dari Jonathan tidak lah cukup, dia harus mendengar cerita dari sudut pandang Kenzo sendiri untuk mengetahui kebenarannya.

1
Susanti Susanti
Luar biasa
Yuliawati Dewi Arfah
sang pewaris ko nggak ada yah
Heny Susanti
Luar biasa
Nuri pandu Satriaji
sang pewaris saya cari g ada.
Qaisaa Nazarudin
Noh kan sia2 aja kamu kabur,Greget aku sama Azura 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Dasar Azzura,Benar kata Nathan org kalo baru jadia suka nempel,Eh dia malah kabur,hadeehh..🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Aku juga heran dengan sikap BODOH nya Tiara..🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
Beruntung banget karna bukan Tiara yg menjadi korban Arsan..🤲🤲
Qaisaa Nazarudin
Mampos kau Shasa,Itu lah bedanya kau dgn Tiara,Tiara melakukan dgn pasangan halalnya,Sedangkan kau,,,👏👏👏👏👎👎👎😏😏😏
Qaisaa Nazarudin
Noh si jalang Shasa lg mencari kamu,utk memuaskan nya.. wkwkwkwk emang cocok kalian..
Qaisaa Nazarudin
Kasih mereka yg kinum minuman itu,Kalo mereka gak mau berarti mereka tau itu minuman Apa??!!👏👏👍👍
Qaisaa Nazarudin
Gimana dia bisa jadi guru BK sih?? Jangan bilang jih guru juga nerima sogokan,Dasar guru otak nyicil..😡😡🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Kenzo jangan lepasin mereka,Ambil tindakan yg sewajar,jangan biarkan pelaku2 nya terlepas..
Qaisaa Nazarudin
Duuhh kasian Azzura harus meliat dan mendengar semua itu..Sabar Zura..
Qaisaa Nazarudin
Ya Ken..mending jujur aja ke Azzura,Dia juga udah menolong kalian..
Qaisaa Nazarudin
Aduuhh Ken g usah ke toilet lah,Langsung pulang aja napa..🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
Terus Azzura itu siapa?
Qaisaa Nazarudin
Aku kalo punya paman dan bibinkek mereka,Jangan kan berharap bermimpi pun tdk akan mau lagi,Sudah lama aku yg membuang mereka,gak akan rugi apa-apa kalo gak ada sodara dan keluarga kek mereka itu,Ogeb aja tiara masih mikirin mereka..Ckk🙄🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Untung aja Kenzo memperlakukan dan menerima Tiara dgn baik..
Qaisaa Nazarudin
Kamu sendiri yg menolak perjodohan itu,kenapa harus nyalahin orang lain, Di sini seakan kamu yg tersakiti wkwkwkwk..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!