NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir / Keluarga / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: FlowerNing

Uang, Rumah, Mobil, tiga benda itu tidak pernah dimiliki oleh Gaffi. Besar di jalanan tanpa perlindungan dan pengasuhan orang tua, Gaffi yang ditinggalkan di jalanan harus bertahan hidup dengan cara mengemis.

Melihat kehidupan orang-orang beruntung yang lewat, Gaffi duduk di pinggir trotoar. Suaranya pelan, mengiba agar ada yang memberinya uang recehan untuk makan hari ini.

Jika takdir hidupku begitu buruk..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FlowerNing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membelanjakan Poin

Bayu mengambil alih. "Anak ku sakit karena diare. Tidak bisa minum susu."

Rama malu. Dia tidak sempat membaca keseluruhan berkas rawat inap Gaffi. "Minumnya kalau sudah sembuh saja kalau gitu." Katanya dengan suara pelan.

Gaffi memandang aneh pria yang bernama Rama. Jelas-jelas usianya sama dengan Bayu namun melihat tingkah dan sikap, Rama lebih mirip anak kecil seperti dirinya dan Bayu adalah ayah mereka.

Merasa sudah terlalu lama meninggalkan nurse center, Rama pamit untuk kembali kerja. Membuat janji akan bertamu ke rumah Bayu dengan dua teman yang lain ketika ada waktu.

"Kenapa?"

Gaffi malu-malu tapi masih mengatakan apa yang terlintas dalam benaknya. "Teman ayah lucu."

Bayu cemberut. "Ayah tidak lucu?"

Gaffi terkejut. Tidak pernah menyangka kalau Bayu akan cemburu karena tidak lebih lucu dari temannya.

Perawat wanita masuk dengan nampan obat yang harus diminum. Mendengar tawa Gaffi, sepertinya bisa pulang sebelum malam.

"Bisa pulang hari ini kalau Gaffi segitu kerasnya tertawa." Gaffi menutup mulut dengan dua tangan. Sekarang dirinya yang merasa malu di tatap penuh makna oleh perawat.

***

Guntur dipukuli. Karena Darsih dan Jumarno tidak turun ke sawah, Guntur mengambil kesempatan untuk bermain di hulu sungai sejak pukul setengah enam sore. Pada waktu magrib tidak banyak orang yang lewat dan orang dewasa tidak akan melarangnya untuk bermain air.

Belum lama merendam kaki di hulu sungai, panggilan Darsih yang menggelar membuat Guntur yang kaget terpeleset. Menelan dua dan tiga suap air sungai, Guntur merangkak naik ke tepian.

Darsih yang memergoki anak bungsunya berani main di sungai walau sudah di larang menjadi murka. Mencari ke kanan dan kiri, Wati yang menyusul menyerahkan sapu lidi ke tangan Darsih.

Celaka.

Guntur yang takut setengah mati berlari menjauh dari kejaran Darsih. Pantatnya kesakitan. "Buk, udah buk. Sakit."

Darsih yang marah tidak mendengar keluhan Guntur. Tamat sudah. Guntur tahu melawan atau mengelak tidak berguna. Berhenti kabur, Guntur yang pasrah di jewer selama perjalanan pulang ke rumah.

Jumarno yang mendengar lolongan Guntur yang minta ampun bertanya ada apa. Setelah tahu sebab dan akibat, Jumarno mengambil sandal jepit yang dia pakai.

"Mau apa kamu pak?"

Darsih yang sebelumnya marah pada Guntur berbalik melindungi Guntur dari pemukulan Jumarno. "Ndak! Yang boleh pukul anak-anak di rumah cuman aku saja."

Jumarno melempar sendal untuk dipakai lagi. Gatal tangannya untuk memberi pelajaran pada Guntur yang makin hari semakin nakal. Melotot marah pada Guntur agar anaknya itu tahu kalau perbuatannya membuat Dia dan Darsih marah.

Guntur menangis. Badannya sakit di pukul sapu lidi, telinganya juga perih ditarik Darsih. Di rumah Jumarno juga marah dan memelototi dirinya. Wati yang menonton tidak merasa kasihan, adiknya terlalu nakal. Dibilang atau dilarang tidak pernah jera, pemukulan hari ini terjadi setelah Darsih berulang kali melarangnya main ke sungai.

Padahal Guntur tahu ada beberapa anak desa yang tenggelam. Akan tetapi masih saja ingin berenang disana.

"Besok kalau masih berani turun ke sungai, bapak kunci di kamar!"

Guntur menggigil. Kamar yang dimaksud Jumarno adalah kamar bekas almarhum kakeknya tinggal. Guntur tidak suka disana. Bau kayu yang lembab serta gelap menakutkan untuk anak seusianya tanggung.

Menangis lebih keras, Guntur minta maaf. Biasanya Darsih yang capek mendengar suara tangis bising Guntur akan mengalah tapi hari ini tidak Darsih atau Jumarno yang bergerak untuk mengalah. Guntur cegukan dan berhenti berulah. Air matanya tidak laku!

***

Perawat melepas jarum infus. Gaffi yang belum sepenuhnya pulih menoleh ke arah lain untuk tidak melihat jarum. Belum juga lama jiwanya kemari, Gaffi sudah masuk rumah sakit sebanyak dua kali.

Mengingat profil tubuhnya, Gaffi berencana menambahkan poin untuk fisik dan kecerdasan. Sistem.

Dipanggil, sistem yang off segera online. Saya disini tuan.

Aku ingin menggunakan poin.

Bagus! Apa yang tuan butuhkan?

Tubuh yang tidak mudah sakit. Bagian fisik atau kekuatan yang harus aku tambah?

Tentu dua-duanya penting. Tapi untuk sekarang yang tuan butuhkan adalah fisik. Kekuatan tubuh adalah masa otot. Bagian ini cocok ditambah ketika tuan beranjak dari remaja ke dewasa.

Baik. Tambahkan masing-masing nilai kecerdasan dan fisik sebanyak dua.

Sistem yang mendengar kabar baik menelan 400 poin sekaligus.

Ding, pembelian tuan berhasil. Poin anda kini berjumlah 35 poin. Mari bekerja keras untuk menghasilkan poin lagi!

Nama: Gaffi

Usia: 4 tahun

Nilai tubuh;

1.Fisik: 4

2.Kecerdasan: 6

3.Keberuntungan: 2

4.Kekuatan Tubuh: 1

5.Kekayaan: Rp 0,-

Gaffi yang mendengar poinnya tersisa 35 poin agak sebal. Begitu banyak check in dan tugas sistem yang dikerjakan, poin yang dihasilkan tidak begitu banyak.

Jangan bersedih. Tuan lupa? Ketika tuan bersekolah, poin tuan akan melonjak banyak.

Hmmm. Kamu bisa pergi.

Sistem yang menghasilkan pendapatan menuruti keinginan Gaffi dan kembali offline.

Perawat yang selesai menutup luka jarum infus merekatkan plester. "Sudah selesai."

Gaffi bergumam. "Terimakasih sus."

Bayu yang selesai konsultasi dengan dokter menyelesaikan administrasi. Kasir masih petugas yang sama ketika datang mendaftar. Menerima sisa uang muka yang dibayarkan, Bayu meminjam kursi roda yang ditaruh di depan pintu masuk IGD tepat disamping loket kasir.

Gaffi yang duduk di kursi roda berpamitan pada semua perawat yang berkumpul di nurse stasion. Ada om Rama yang melambai dan mengingatkan Gaffi supaya tidak jajan sembarangan.

***

Guntur yang masih takut dimarahi oleh Darsih dan Jumarno duduk di depan teras rumah. Bertemankan cahaya bulan dan suara jangkrik, Guntur menoleh ketika suara sepeda yang dibawa Bayu melewati rumahnya.

Mendekati pagar, Guntur bisa melihat sosok Gaffi yang lebih kurus. Kenapa dia?

Bayu tidak menyadari keberadaan Guntur tapi Gaffi tahu. Melirik sekilas, Gaffi pura-pura tidak melihat.

"Kamu masuk duluan ke dalam rumah, ayah akan taruh sepeda di belakang rumah dulu."

Gaffi menerima kunci rumah dengan dua tangan. Guntur memanggil Gaffi saat Bayu sudah berjalan ke arah belakang rumah.

"Sssst. Ssttt."

Gaffi budeg. Jelas dirinya punya nama.

Mungkin tahu kalau Gaffi tidak akan membalas jika tidak disebutkan namanya, Guntur memanggil. "Gaffi!."

Menarik nafas lalu hembuskan. Gaffi berjalan ke arah samping rumah. Pagar setinggi satu meter lebih hanya memperlihatkan sepasang mata Guntur dari celah pagar.

"Iyaa."

"Kamu darimana saja?"

Gaffi mendorong kening Guntur dengan jari telunjuk. "Awas. Kepala kamu bisa nyangkut nanti."

Guntur yang kepalanya di dorong tidak marah. "Kemana?"

"Aku sakit."

"Hah?"

"Aku sakit dan harus di rawat selama dua hari satu malam."

"Sakit apa?"

Gaffi mulai tidak sabar. Anak-anak sangat penasaran dan ingin bertanya ini itu.

"Gaffi? Kamu ngapain disitu? Ayah kan suruh kamu masuk ke dalam rumah."

Guntur yang mendengar nada bicara Bayu agak tinggi menunduk agar tidak terlihat. Seperti kucing, berjalan dengan kaki dan tangan untuk masuk ke dalam rumah.

"Lihat kucing liar." Jawab Gaffi asal. "Maaf ayah. Gaffi barusan lihat kucing yang tersangkut di pagar dan bantu dia supaya tidak nyangkut."

Bayu yang mendekat tidak melihat keberadaan kucing. "Mana?"

"Sudah kabur. Ketakutan saat ayah datang."

1
nur laela
Luar biasa
FlowerNing: Terimakasih
total 1 replies
... Silent Readers
⭐⭐⭐⭐⭐
FlowerNing: terimakasih
total 1 replies
deria
👍👍👍👍👍 lanjutkan thor ..
deria
yo gaffi suka yang polos🤭🤭🤭 yang meriah banyak gambar terlalu menyakitkan mata kalo liatnya🤣🤣🤣
deria
lanjutkan thor . apalagi latar ceritanya tahun 85👍👍👍👍
deria: oke thor
FlowerNing: sudah di up ya satu bab baru. dibaca yawww
total 2 replies
deria
weleh sibuk ya thor ampek belum up juga
FlowerNing: Sibuk kerja hiks
total 1 replies
deria
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 memanfaatkan anak tapi boleh juga asal jangan sering2😂😂😂😂
FlowerNing: gak sering-sering kok
total 1 replies
Salsabila Arman
lanjut
Andira Rahmawati
lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!