Hasrat Terlarang CEO

“Apa yang harus aku lakukan sekarang?”

Dalam keheningan malam, yang ada di dalam kamar tidurnya, Tsamara duduk di kursi rodanya sembari menatap sang putra yang tengah terlelap dengan nyaman di tempat tidur.

Satu persatu bulir air mata mulai berjatuhan hingga perlahan membentuk sebuah aliran sungai di kedua pipinya sendiri.

Sudah sepuluh menit berlalu sejak pembicaraan terakhirnya dengan Zafer di depan kamar tadi.

Awalnya ia tidak mau terlalu memikirkan akan apa yang pria itu ucapkan karena juga berpikir bahwa berpisah memang cara yang paling tepat untuk mereka berdua pilih.

Sejak awal Tsamara memang tidak menyukainya dan juga tidak bisa mempertahankan pernikahan yang hanya akan membuatnya sakit hati saja.

Setidaknya, begitulah yang sempat dipikirkan tadi, sehingga juga tidak masalah ketika berkata bahwa dirinya harus segera berkemas untuk pergi dari rumah ini.

Namun, bak ditimpa oleh sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan, ketika membuka pintu kamarnya untuk menenangkan pikiran, wanita itu justru melihat Keanu yang sedang tertidur di atas ranjang dengan wajah polosnya.

Wajah itu seolah-olah menunjukkan bahwa tidak ada satu pun beban yang sedang bocah kecil itu tanggung, hidupnya masih bebas sebagai seorang anak kecil yang tidak memiliki masalah sedikitpun.

Akan tetapi, ketika Tsamara melihatnya, jadi berpikir bahwa kenyataannya memang tidak akan semulus yang ia pikirkan.

Tsamara sempat lupa sejenak bahwa ia sudah memiliki Keanu dalam hidupnya, putra yang akan selalu di nomorsatukan dalam daftar prioritasnya.

Keinginannya hanya satu, membuat Keanu selalu bahagia dalam hidupnya.

Lalu pertanyaannya, bagaimana putranya itu bisa bahagia ketika kelak dewasa nanti ia justru melihat ibunya hanya bisa duduk di atas kursi roda dan tidak bisa melakukan segala hal dengan normal?

‘Aku tentu tidak boleh egois dengan memikirkan perasaanku sendiri karena sekarang ada Keanu yang hidup bersamaku.'

'Aku juga harus bisa memahami perasaannya dan tidak membuatnya terluka kelak di masa depan,’ ujar Tsamara di dalam hatinya.

Tsamara merasa bahwa putranya itu pasti akan merasa malu jika memiliki seorang ibu yang cacat, sekalipun nantinya Keanu bisa mengerti, yang ada malah Tsamara sendiri yang merasa malu.

Sejauh ini, ia selalu berusaha untuk membesarkan Keanu dengan baik. Berusaha untuk membuka pandangannya lebih lebar pada dunia ini, sehingga kelak ketika sudah besar, jadi bisa mengerti tentang banyak permasalahan yang terjadi dalam dunia ini, termasuk dengan permasalahan mereka.

Namun, sebagai seorang ibu, tidak bisa menahan perasaannya sendiri. Ia akan merasa bersalah kepada Keanu di masa depan. Ketika putranya itu mengetahui bahwa ada banyak sekali kekurangan dalam keluarganya dan sebagian besar kekurangan itu ada dalam hidup ibunya.

Bayangkan saja akan seperti apa reaksinya nanti ketika ia sudah mengerti tentang sebuah perceraian, perselingkuhan, cacat tubuh dan tentang menjadi seorang anak yatim.

Dalam usia dewasanya nanti Keanu harus mendapatkan semua fakta itu untuk kehidupan keluarganya yang bahkan sangat jauh dari kata sempurna.

Tsamara merasa dirinya seperti baru saja ditimpa oleh sebuah batu besar di dalam hati yang membuat perasaannya seketika menjadi sesak ketika kedua matanya fokus menatap ke arah Keanu di atas tempat tidur sana.

Tsamara mungkin tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini, tapi ia benar-benar tidak bisa menerima semua ini.

Jika tadi ia berpikir bahwa bercerai dengan Zafer adalah satu-satunya hal yang memang harus mereka lakukan, sekarang mendadak jadi berubah pikiran.

Ia menjadi takut jika harus benar-benar bercerai dengan laki-laki itu, mengingat bahwa tujuan utamanya menerima tawaran pernikahan ini dari Adam adalah karena Keanu.

Tsamara tadinya berpikir bahwa ia tidak mau membuat Keanu kesulitan dengan memiliki seorang ibu yang cacat sepertinya, oleh karena itu menerima pernikahannya.

Ia pikir, seseorang yang akan menjadi suaminya nanti bisa menerimanya dengan baik dan bisa memperlakukan Keanu dengan baik.

Namun, siapa sangka bahwa pemikirannya itu justru berbanding terbalik?

Mungkin Adam Dirgantara memang sudah berjanji bahwa ia akan menanggung semua biaya hidup Keanu sampai dewasa. Karena Tsamara tidak bisa bekerja secara normal lagi sekarang akibat kedua kakinya, tapi semua itu akan lebih mudah jika didukung dengan kehadiran ayah yang baik untuk putranya sendiri.

Sayangnya, Tsamara tidak bisa mendapatkan keinginannya yang satu itu karena Zafer benar-benar sangat berbeda dengan apa yang ia harapkan.

Jangankan menjadi sosok seorang ayah yang baik, Zafer bahkan tidak pernah menerima kehadiran mereka berdua di rumah.

“Jika aku benar-benar bercerai dengan tuan Zafer, maka apa yang akan terjadi dengan masa depan Keanu? Tuan Adam pasti akan mencabut semua bantuan yang ia berikan kepadaku jika sampai tahu tentang masa lalu kelamku,” lirih wanita itu dengan tangisnya.

“Aku memang wanita penuh dosa di masa lalu. Aku tahu kalau jejak dari masa lalu itu tidak akan bisa menghilang begitu saja, tapi yang aku tidak tahu adalah semuanya akan dengan cepat terbongkar seperti ini.'

'Aku bahkan tidak bisa memberikan pembelaan untuk diriku sendiri karena nyatanya memang bersalah di masa lalu.'

Aku merasa sangat malu jika harus melakukan pembelaan dalam hal yang sama sekali tidak baik untuk dilakukan di masa lalu.

“Jika sudah begini, apa yang harus aku lakukan untuk masa depan Keanu? Aku bahkan tidak bisa bekerja lagi dengan normal karena keadaan kakiku yang sudah tidak bisa digunakan lagi.'

"Aku tidak memiliki uang untuk mengobati sendiri. Ya Tuhan, aku harus melakukan apa jika sudah seperti ini?”

Tak kuasa menatap putranya di depan sana, Tsamara akhirnya menunduk dan menutup keseluruhan wajah.

Menumpahkan semua tangis yang terasa sangat menyakitkan untuk ia rasakan.

Di dalam hati, ia bertanya-tanya, apakah karma yang didapatkan memang harus separah ini? Tsamara bahkan tidak bisa memikirkan lagi langkah selanjutnya yang bisa diambil untuk masa depannya dan juga masa depan putranya.

Rasanya, semua ini sudah menjadi kacau dan ia benar-benar kewalahan sekarang.

Semua yang telah terjadi tidak akan bisa diperbaiki. Jadi, ia memang hanya bisa menerima saja jika mereka semua mengetahui tentang masa lalunya.

Sebagai seorang manusia yang tidak memiliki kekuatan apapun untuk melawan mereka yang berkuasa, yang bisa Tsamara lakukan hanyalah berpasrah diri dan mencoba bertahan untuk menjalani hari-harinya lagi.

Jika memang semua itu akan terbongkar dan memberikan akhir yang buruk untuk pernikahannya, tidak ada yang bisa Tsamara lakukan selain menerima.

Untuk malam ini saja, biarkan wanita itu menangis sepuasnya. Biarkan ia menumpahkan semua perasaannya yang telah ditahan sejak kemarin.

Tsamara bukanlah wanita kuat yang bisa menerima semua masalah dalam hidupnya. Namun, akan ada waktu di mana ia ingin menyerah karena tak sanggup untuk menjalani semua masalah tersebut.

Mungkin ... hari ini adalah salah satu hari yang tepat baginya untuk menyerah pada dunia dan menumpahkan semuanya dalam bentuk sebuah tangisan yang penuh dengan luka dan kepiluan.

To be continued...