Sagaara Arjun Wijaya, pria si pahit lidah kalau bicara sangat menyakitkan. Bahkan semua ucapan yang keluar dari mulutnya membuat Vely sang istri tak mampu berkutik.
Vely ialah seorang gadis yang jauh dari type Sagaara. Terpaksa menikahi tuan muda karena sebuah jebakan seorang Rani yang ternyata dirinya hanya jadi bahan taruhan antara Rani dan Sagaara!
Namun, siapa yang menyangka dalam waktu 3 bulan kontrak pernikahan benih cinta muncul di hati tuan muda, akankah sulit baginya untuk mengungkapkan rasa itu?
...
Kegabutan seorang penulis novel.
Nama pemeran yang ada di novel ini hanya sebuah kebetulan belaka yeee.. jadi jangan heboh sendiri.
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Kireina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.25
Malam persiapan sebelum pagi menjelang, hp Vely berdering, segera ia meraih nya. Telefon masuk dari kak Damian.
"Hallo?"
"Vely.." suara kak Damian di ujung telefon terdengar berat.
"Kak Damian?" menghela nafas, "Kakak kenapa? Apakah kakak sakit?"
"Kau mau menikah? Tega sekali kau tak memberitahu kan kakak! Kenapa kakak harus mendengar nya dari Rani, Vely?"
Vely tercekat, "Kak, dengarkan dulu penjelasan ku.."
"Pria mana yang akan menikahi mu, apakah dia seorang pria yang baik? Bisakah dia menyayangi dan mencintai mu seperti kakak dan ayah?"
Tangan Vely menggenggam erat hp nya, "Aku.. aku akan menikah dengan Sagaara Arjun Wijaya, kak!!"
"Sagaara?" kali ini suaranya benar-benar berat, Damian merasa dada nya begitu sesak, "Kenapa harus dengan pria itu, Vely? Apakah dia mencintai mu?"
Vely terdiam, ragu untuk menjawab.
"Kenapa kau di -"
"Ya, kami saling mencintai kak! Kakak jangan khawatir, sifat nya memang seperti itu tapi sebenar nya dia pria yang baik.."
"Kau yakin?"
"Iya, aku yakin dengan pilihan hidup ku kak.."
Mata Damian berkaca-kaca, lalu mengusap kedua mata nya, "Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan mu.. maaf kakak tidak bisa mendampingi mu Vely, pekerjaan ini membuat kakak tak bisa berada di sisimu."
"Kakak jangan khawatir, do'a kak Damian selalu menyertai ku, kan?"
Damian tersenyum, "Iya, kau benar.. sudah malam, istirahatlah.."
"Baik kak, terimakasih.. selamat malam."
Telefon mereka pun berakhir.
***
Hari pernikahan pun tiba, makeup di tangan MUA professional membuat Vely terlihat begitu cantik, membuat pangling setiap mata yang melihat nya. Gaun pengantin yang begitu elegan, dipadukan dengan hiasan di rambut dan juga mahkota di atas kepala nya.
Entahlah.. kenapa Vely merasa ragu akan keputusan nya sendiri? Gadis itu menatap sendu pada cermin yang memantulkan ekspresi yang sulit di tebak dari wajah nya.
Paman, ayah, ibu.. tolong rerstuilah pernikahan kami..
Sungguh, ia adalah transformasi barbie hidup yang sesungguh nya. Sebuah mobil mewah sudah menunggu di depan rumah.
"Lovely?" Rani menyentuh kedua pundak nya, mereka ber sitatap dengan sebuah senyum. "Hari ini akan menjadi hari yang sangat membahagiakan.." Bahagia sekali hatiku, bisa menendang mu langsung dari rumah ini tapa bersusah payah!
Vely tersenyum lalu mengangguk, "Ini semua berkat dari mu, paman, kak Damian, juga kedua orangtua ku.."
"Percayalah Lovely, paman.. bibi serta ayah saat ini pasti mereka sedang berbahagia melihat mu dari surga.." diam sejenak, "Ayo, di depan tuan Ars dan tuan muda sudah menunggu di dalam mobil."
Rani dengan wajah polos nya segera mengulurkan tangan, dan langsung di sambut Vely.
____
Di dalam mobil itu, tuan muda Sagaara sudah menunggu dengan memakai setelan tuxedo hitam.
Ars yang hari ini menjadi sopir pribadi tuan nya, turun dari mobil dan membukakan pintu samping bagian belakang untuk Vely.
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju Gedung Hotel Swis Bell.
Iring-iringan mobil mewah di sambut meriah saat tiba di gedung tersebut. Semua menyambut bahagia.
Media berlomba-lomba mengabadikan momen tersebut. Pasalnya selama ini tak satu pun ada kabar yang ber-edar jika tuan muda Sagaara memiliki kekasih atau pun sebatas teman kencan.
Namun, kali ini ia membuat dunia gempar. Mereka di kejutkan dengan kabar pernikahan putra seorang penguasa.
Di dalam gedung hotel, mommy dan daddy sudah menunggu. Kedua nya berbalutkan pakaian dan gaun yang mahal, begitu juga dengan tamu undangan lain nya.
Gaara dan Vely melangkah berdampingan menuju altar pernikahan, kaki mereka menapaki karpet merah dengan hiasan bunga di segala sisi nya.
Rani dan Ars yang juga berjalan di belakang calon pengantin itu, terlihat biasa-biasa saja.
Rani mencoba untuk menggandeng tangan Ars, namun dengan cepat pria itu memperingati nya.
"Ketahuilah batasan anda, nona!"
Penolakan itu justru membuat Rani semakin tertarik pada nya. Wanita itu semakin suka jika di tantang.
Rani berbisik pelan, "Maka berilah aku tempat!" lalu menyeringai.
____
Pengucapan janji suci pun selesai, suasana haru biru bahagia menyelimuti hati kedua orangtua Sagaara. Sebuah cincin melingkar di jari manis kanan Vely, gadis itu menatap Gaara dengan senyum bahagia nya.
Mendadak jantung Vely berdetak kencang, dengan wajah nya yang merona merah saat mereka berdua di suruh berciuman.
Deg, deg, deg!
Tanpa basa-basi Vely perlahan mulai memejamkan kedua mata nya. Dia merasa seluruh bulu kuduk nya merinding saat wajah nya merasakan betapa hangat nya hembusan nafas Gaara.
Bibir ranum tipis Vely benar-benar memikat, bukankah mereka sudah sah secara agama maupun hukum? Sudah pasti tak ada alasan lagi bagi Gaara untuk menolak nya.
Gaara hampir mengikis habis jarak mereka berdua, pria itu hanya menempelkan kulit bibir nya di bibir Vely.
"Bersandiwaralah dengan sempurna!" bisik Gaara dengan lirih.
"Tuan, nona, lihatlah kemari.." seru seorang reporter.
"Dengar?" imbuh Gaara sembari menarik pinggang ramping Vely, meminta nya untuk menghadap ke kamera reporter. "Tersenyumlah hei kau, upik abu sialan!" tandasnya lirih.
Deg!
Bola mata Vely membulat sempurna, dirinya sudah lupa dengan apa yang membuat nya berdiri di altar pernikahan ini.
Sekarang dirinya telah resmi menyandang status sebagai istri tuan muda Sagaara, dan nona muda di keluarga Wijaya.
Vely memberikan senyuman manis nya, hal itu membuat mommy menangis haru. Daddy memberikan nya sapu tangan putih, dia mengelus pundak sang istri.
***
Malam hari di Vila..
Kamar utama yang terlihat polos tanpa hiasan ala-ala pengantin baru, Vely menatap ke sekeliling nya. Kamar ini sangat dingin.
Vely baru saja selesai mandi, tubuh putih mungilnya masih berbalut singlet dan juga handuk putih yang melilit sempurna.
Dia melangkah menuju lemari besar, membuka nya dan terkejut. "Kenapa tidak ada baju wanita, apakah dia lupa membeli nya?"
Pakai yang ada sajalah, toh tuan muda tidak mungkin akan marah.
Setelah memakai kemeja putih milik tuan muda, Vely duduk sebentar di atas ranjang.
Krek!
Dia menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka, Gaara sedikit terkejut melihat nya. Kenapa malah memakai kemeja ku?
Pria itu menyeringai, "Upik abu!" mendekat, "Sepertinya kau sangat suka memakai pakaian ku, ya?"
Wajah Vely merona merah saat di tatap selekat itu, berusaha menguasai diri, "Ti- tidak, siapa juga yang suka. Saya memakai nya karena tak menemukan pakaian wanita di dalam lemari anda, tuan.."
"Hm?"