Trust Me Please.

Riko yang baru saja menuruni anak tangga memandang ke arah luar di mana suara deru mesin mobil masih terdengar olehnya.

"Tadi Ada tamu ya kak??." Cristi yang baru saja masuk ke dalam lantas menoleh saat mendengar Riko bertanya.

"Tuh, orangnya baru saja pulang, katanya nggak enak wanita hamil pulangnya kemalaman." jawab Cristi apa adanya.

"Oh." Riko hanya berohria seraya melanjutkan langkahnya menuju dapur untuk mengambil air minum karena saat ini tenggorokannya terasa kering.

"Hai Om." Suara Boy membuat Riko yang tengah membuka pintu kulkas pun sontak menoleh.

"Dari mana saja kamu??." tanya Riko sebelum mengambil sebotol air mineral kemudian berjalan ke ruang tengah, dengan di ikuti Boy di Belakang langkahnya.

"Boy habis nganterin Tante Cantik sampai di depan." jawab Boy senyum senyum sendiri teringat ketika Rahma mencubit pipinya dengan gemas tadi.

"Jadi yang datang tadi itu Tante cantik kamu." tebak Riko dan Boy mengangguk sebagai jawaban.

"Ingat ya boy, kamu itu masih kecil nggak boleh suka sama wanita dewasa !!! Apalagi kata mama kamu tante cantik kamu itu sedang hamil, itu artinya dia sudah menikah. Tidak baik mengangumi istri orang." pesan Riko, sengaja ingin melihat ekspresi keponakan genitnya itu.

"Iya om tau, lagian Boy cuma kagum saja sama Tante cantik, Boy sudah menganggap Tante cantik seperti Tante Boy sendiri." jawab Boy.

"Bagus." Riko mengacak rambut Boy dengan gemas sebelum kemudian membuka penutup botol air mineral lalu mulai meneguknya.

"Sayangnya boy masih kecil coba kalau sekarang boy sudah dewasa terus Tante cantik juga belum menikah, Boy pasti sudah menjadikan Tante cantik pacarnya Boy sekarang.". ucapan Boy sontak membuat Riko yang tengah meneguk air mineral tersedak mendengarnya.

"Uhuk...uhukkkk...uhukkkk..." Riko sampai tersedak mendengar kalimat keponakannya itu.

"Om kenapa sih, makanya kalau minum itu pelan pelan dong Om!!." ujar Boy tanpa tahu jika omongannya lah yang sampai membuat Riko tersedak.

Boy menepuk pelan pundak Riko yang kini tengah duduk di sofa ruang tengah.

"Nanti kita ngobrol lagi ya Om, sekarang Boy mau mengerjakan PR sekolah dulu, nanti mama bisa marah kalau boy tidak mengerjakan PR." setelah melihat pamannya tak lagi batuk- batuk ,Boy pun pamit pada Riko untuk kembali ke kamarnya, tanpa menunggu jawaban Riko.

"Dulu kak Cristi ngidam apa sih waktu hamil si Boy??? Riko bermonolog seraya Menggelengkan kepalanya sambil memandang ke arah boy yang tengah berjalan menuju kamarnya berada.

"Wanita itu memang sangat menyayangi anak anak wajar saja jika boy mengaguminya, apalagi saat ini dia hanya tinggal sendiri setiap kali ia libur kerja boy akan meminta kakak untuk mengantarnya ke sana dari situ boy semakin dekat dengannya." Cristi yang sejak tadi tak Sengaja mendengar percakapan putranya dan adik sepupunya itu pun menghampiri Riko.

"Dalam kondisi hamil dia tinggal sendiri,Memangnya kemana suaminya??." tanya Riko, memandang ke arah Cristi yang duduk di sofa berhadapan dengannya.

"Katanya sih suaminya sedang bekerja di luar negeri." jawab Cristi seadanya, sesuai dengan cerita Rahma padanya Tempo hari.

"Oh." hanya itu yang keluar dari mulut Riko sebelum kemudian pamit pada Cristi untuk kembali ke kamarnya untuk bersiap siap sebelum Vila jam tujuh sebentar.

*

"Kamu dari mana saja, kenapa ponselmu tidak bisa di hubungi??." baru saja turun dari mobil, Ratu sudah mencecar Rahma dengan berbagai macam pertanyaan saking mencemaskan sahabatnya itu.

"Maaf, tadi baterai ponselku kehabisan daya jadi mati total. tadi aku mampir ke rumah mbak Cristi untuk menepati janjiku pada Boy Tempo hari." mendengar jawaban Rahma barulah Ratu merasa lega.

"Syukurlah, aku pikir terjadi apa apa sama kamu sampai kamu pulang terlambat."

Ratu ikut masuk ke dalam rumah setelah Rahma membuka pintu rumahnya.

"Ada apa."tanya Rahma saat Melihat wajah Ratu seperti ingin menyampaikan sesuatu.

"Malam ini aku akan keluar sebentar menemui kakak sepupuku yang baru datang dari ibu kota, apa kamu tidak masalah aku tinggal sendiri??." meski tidak tinggal satu rumah namun Ratu masih saja mencemaskan Rahma jika ia harus pergi di malam hari.

"Pergilah, jangan cemaskan aku!!" jawab Rahma yang mengerti dengan kecemasan Ratu.

"Kalau ada apa apa cepat kabari aku!!." pesan Ratu sebelum kemudian kembali ke rumahnya untuk bersiap siap bertemu dengan kakak sepupunya, yang sudah beberapa tahun tak bertemu.

Tepat pukul setengah delapan malam mobil Ratu tiba di sebuah Vila, dimana kakak sepupunya menginap.

"Kak Mala." lama tak bertemu membuat Ratu yang memang terkenal dengan sifat hebohnya, terlihat begitu antusias saat Mala menghampiri mobilnya.

"Kamu memang tidak pernah berubah tetap saja heboh kayak anak SMA." Mala merentangkan kedua tangannya menyambut Ratu. Keduanya berpelukan untuk sejenak melepas rindu.

Meski keduanya hanya terpaut usia beberapa bulan saja namun Ratu sangat menghormati Mala. bahkan Ratu selalu menyempatkan kata kakak jika memanggil Mala. Ayah Mala dan Ratu merupakan kakak adik kandung, Mala merantau ke Jakarta sejak usia dua puluh tahun.

"Kak, oleh oleh buat aku mana??."

"Kamu ini belum juga masuk sudah menanyakan oleh oleh." Mala menepuk lengan Ratu sehingga membuat Ratu berakting mengaduh padahal pukulan Mala tidak terasa sakit sama sekali, sehingga Mala di buat geleng geleng karenanya.

"Lebay." ucap Mala, sehingga Ratu dibuat cengengesan karenanya.

Mala pun mengajak Ratu masuk ke dalam berhubung saat ia pamit sebentar saat meeting bersama atasan dan Timnya yang lain, maka Mala meminta Ratu untuk menunggunya sebentar di kamar.

"Ayo!!." Mala melakukan pergerakan kecil untuk menarik lengan Ratu ketika adik sepupunya itu justru sengaja memperlambat langkahnya ketika melintasi ruang tamu Vila.

"Kak, tadi itu siapa Tampan sekali, bos kakak ya??." dengan mengembangkan senyum termanisnya Ratu bertanya.

"Iya dia bos kakak, dia sudah menikah dan yang paling penting dia tidak membuka lowongan untuk istri kedua karena bos kakak sangat mencintai istrinya, jelas. jadi berhenti berpikir macam macam tentangnya!!!" Mala memaksa tubuh Ratu untuk segera masuk ke kamarnya.

"Isssttth....Kak Mala nggak pengertian banget sih, nggak suka apa kalau adik sepupunya melepas status jomblo." seperti inilah ciri khas seorang Ratu, yang tidak bisa melihat pria tampan.

Meskipun sedikit bobrok namun kali ini Ratu tak serius dengan ucapannya apalagi kata Mala pria itu sudah menikah.

"Maaf tuan." ucap Mala merasa tak enak, karena kedatangan adik sepupunya terpaksa sejenak ia harus meninggalkan atasan dan juga beberapa orang Tim lainnya.

Riko hanya mengangguk saja sebelum kemudian kembali memaparkan beberapa materi tentang proyek yang akan di buka secara resmi besok dan akan di hadiri oleh pemerintah setempat tersebut.

Kurang dari satu jam meeting pun selesai dan Riko pun pamit. Mala serta beberapa Tim lainnya kembali ke kamar masing-masing.

"Ini oleh oleh yang kamu minta." setelah berada di kamarnya Mala mengambil beberapa paper bag kemudian memberikannya pada Ratu.

Ratu menerimanya dengan senyuman penuh di wajahnya." Thank you my sister." ucapnya.

"Sama sama."

"By the way sampai saat ini kamu masih jomblo?? Memangnya di kota ini tidak ada satupun laki-laki yang mau sama kamu gitu??." Mala Sengaja meledek adik sepupunya itu.

"CK....kayak yang ngomong sudah punya pacar saja." Mala sontak tergelak saat Ratu balik meledeknya.

Mereka pun tergelak bersama mengingat nasib naas keduanya, yang masih saja jomblo di usia mereka saat ini.

Bagi pembaca setiaku, jangan lupa berikan penilaiannya ya!!! 😘😘😘🥰🥰🥰