Menjadi seorang pria yang memiliki masalah dengan kelamin adalah sebuah mimpi buruk bagi siapa saja. Begitupun dengan wanita yang tidak punya masa kesuburan. Lantas apa jadinya jika seorang pria impoten menikah dengan wanita infertil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gantungan Kunci
Jona mengajak Olyn untuk memberi ice cream di tempat terdekat supaya wanita itu tidak memikirkan tentang Elea dan Jennie. Ia berusaha untuk menghindari suasana hatinya. Sekarang mereka sedang berjalan menyusuri jalan sekitar.
"Bagaimana, enak kan ice cream nya?"
"Iya, enak. Tapi aku lebih suka yang cokelat daripada vanilla."
"Besok kita beli lebih awal, biar yang rasa cokelatnya masih ada," usul Jona.
"Cokelat habis karena best seller. Orang-orang lebih menyukai rasa cokelat ketimbang vanilla. Mungkin itu sebabnya yang cokelat lebih cepat habis."
"Vanilla juga enak menurutku. Aku lebih suka vanilla bahkan daripada cokelat."
Olyn menghentikan langkahnya dan menatap suaminya tidak percaya.
"Benarkah?"
Jona mengangguk seraya menjillatt es krim di tangannya.
"Ah ya ampun, ternyata masih ada orang yang tidak suka cokelat di dunia ini. Dan itu adalah suamiku."
Sulit sekali untuk mempercayainya, tapi itu ia dengan dan keluar dari mulut Jona.
Mereka melanjutkan jalan nya lagi, hingga bertemu dengan penjual gantungan kunci.
"Aku mau beli itu." Olyn menunjuk ke tempat dimana jualan gantungan kunci.
Jona pun mengikuti langkah Olyn menuju tempat tersebut. Ada banyak sekali gantungan kunci yang bentuknya lucu.
"Aku mau beli semuanya boleh?" tanya wanita itu dan Jona tidak lagi kagetan.
"Boleh, sama penjualnya juga boleh," jawab pria itu dan mendapat cubitan kecil di bagian lengan.
"Aargh .." teriak Jona refleks.
"Aku mau beli yang banyak, ya."
"Iyaaa .." jawab Jona seraya mengusap bekas cubitan Olyn di lengan.
Tanpa memilih, Olyn mengambil gantungan kunci manapun yang ia suka. Asal ia suka, maka ia ambil. Bahkan penjualnya juga sampai senyum-senyum melihat Olyn karena dagangannya laku. Sementara Jona hanya geleng-geleng saja.
Jona pikir Olyn hanya bercanda, ternyata dia benar-benar memborong gantungan kunci itu sampai satu tote bag yang berukuran sedang penuh. Bahkan penjual nya sampai tidak percaya jika dia akan mendapat pembeli yang royal hari ini. Dia sampai bungkuk-bungkuk seraya mengucapkan terima kasih pada mereka.
Setelah itu Jona mengajak Olyn untuk kembali ke tempat dimana mereka tinggal sementara di Swiss. Olyn mengeluarkan gantungan kunci yang dia beli ke atas tempat tidur. Sementara dirinya membaringkan tubuhnya di atas sofa.
"Besok sampai pulang kita tidak perlu keluar jalan-jalan lagi," ujar Jona.
Olyn yang sedang melihat gantungan kunci yang ia beli langsung menoleh ke arah suaminya.
"Kenapa?" tanya wanita itu seraya mengerutkan keningnya.
"Gantungan kunci itu sudah cukup untuk di bagikan ke satu kompleks buat oleh-oleh."
Seketika Olyn diam mendengar kalimat akhir suaminya. Jona pikir dengan ia bicara seperti itu Olyn akan sadar jika dia terlalu berlebihan dalam membeli sesuatu. Tapi ternyata dia malah di buat terkejut.
"Oh iya, nanti kita beli oleh-oleh sebelum pulang, ya. Aku mau bagi-bagi sama tetangga juga. Tetangga rumah kamu dan tetangga rumah momy," ujar Olyn dengan penuh semangat.
Jona hanya bisa menepuk jidatnya. Bukan karena uangnya, ia bahkan bisa membeli barang yang Olyn inginkan bersama pabriknya, tapi yang membuat ia malas adalah, ketika Olyn membeli sesuatu, maka ia akan menghabiskan banyak waktu untuk menunggu Olyn sampai selesai.
"Kamu saja yang beli, aku mau tunggu saja di sini. Perutku memanas akibat terlalu banyak makan bawang putih," keluh pria itu.
_Bersambung_
Makasih jg Thoor... atas karya mu. Semoga semakin sukses n Love U 😘😘😘
makasih Thor up nya
tp mksh ya kak buat ceritanya serunya 👍👍👍👍