Pengasuh Pribadi Jadi Istri

Setibanya di dalam restoran ternyata mereka berdua menjadi pusat perhatian banyak orang, orang-orang kira mereka berdua adalah pasangan artis yang sedang diam-diam pergi berkencan.

Karena postur tubuh dan wajah mereka terlihat sangat menawan walaupun mereka berdua menggunakan masker dan topi.

Postur tubuh Danial yang bagus dengan wajah tampannya begitu pula dengan Dina, postur tubuhnya yang cukup tinggi untuk ukuran perempuan di sana dan dengan mata besarnya yang cantik.

Dan baju yang mereka kenakan kebetulan memiliki warna yang senada, membuat mereka menjadi lebih mencolok.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Danial saat mereka sudah berdiri di depan tempat untuk memesan makanan

"Pesankan saja yang menurut anda enak saja" ucap Dina

"Bisa makan seafood?" tanya Danial

"Iya, tapi saya malas yang mau ngupas" ucap Dina sedikit manja

"Nanti aku kupaskan" ucap Danial dengan tatapan lembutnya

Dina menganggukkan kepalanya dengan semangat

"Udang asam manis satu dan Seafood bakar satu lalu kepiting asam manis satu" ucap Danial

"Baik, minumnya, kak?" tanya pramusaji

"Mau minum apa?" tanya Danial pada Dina

"Air saja"

"Air botol dingin 2" ucap Danial pada pramusaji

"Baik, tolong tunggu sebentar, anda bisa mencari tempat duduk terlebih dahulu dan makanannya akan kami antarkan" ucap Pramusaji sambil memberikan nomer meja mereka

"Oke"

Danial mengajak Dina ke meja yang berada di pojok restoran, karena dia tidak mau orang-orang mengganggunya.

30 menit kemudian makanan yang di pesan Danial sudah ada di hadapan mereka.

"Wah sepertinya enak" ucap Dina

"Kamu makanlah udang asam manisnya, kulitnya sudah di kupas" ucap Danial sambil mendorong piring berisi udang asam manis ke hadapan Dina

"Saya boleh makan yang ini?" tanya Dina

"Iya makanlah"

"Terima kasih, selamat makan"

Dina mulai menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya.

"Enak?" tanya Danial

"Iya" jawab Dina sambil mengangguk

Danial tersenyum puas mendengar jawaban Dina, lalu dia mengambil kepiting asam manis miliknya lalu mengupasnya dan mulai makan

"Kamu mau kepiting?" tanya Danial pada Dina

"Apa boleh?" tanya Dina

"Tentu saja, tunggu aku buang dulu cangkangnya" ucap Danial sambil mengambil kepiting satunya

Dengan teliti Danial membuang cangkang kepitingnya lalu meletakkan daging kepitingnya di sendok Dina

"Makanlah"

"Emmm terima kasih" ucap Dina sambil tersenyum

Danial menganggukkan kepalanya sambil tersenyum

"Hhmmm enak"

"Kamu suka seafood ya?" tanya Danial sambil mengupas Seafood yang di bakar"

"Iya, suka sekali" jawab Dina antusias

"Ini makanlah yang di bakar juga, itu ada cumi sama kerang, udang sama kepitingnya aku kupaskan dulu" ucap Danial

"Anda makan saja tuan, jangan mengupas untuk saya terus" ucap Dina tak enak hati karena nasi milik Danial masih banyak karena dia sibuk mengupaskan lauk untuk Dina.

"Iya aku sambil lalu makan kok" ucap Danial kembali memberi udang yang dia kupas pada Dina

Dan saat ini lauk yang di kupas Danial sudah menumpuk di piringnya

"Tuan sudah cukup ini terlalu banyak, anda memindahkan hampir semua seafoodnya ke dalam piring saya"

Danial melirik ke piring Dina yang sudah penuh dengan tumpukan lauk

"Tidak apa-apa biar kamu tambah berisi" ucap Danial sambil terkekeh

"Kenapa saya merasa seperti sapi yang di kasih makan banyak dan akan di buat qurban, ya?" ucap Dina dengan wajah cemberut

"Ha ha ha" Danial tertawa mendengar ucapan Dina

Dina menatap cemberut ke arah Danial

"Sudah tuan"

"Oke oke, lanjutkan makan mu"

"Baik"

3 hari kemudian di pagi hari

"Tuan" panggil Dina pada Danial yang baru selesai joging

"Hmmm?"

"Bisa kita bicara sebentar?"

Danial menganggukkan kepalanya dan melangkah ke ruang keluarga.

Saat ini mereka sudah duduk berhadapan di sofa minimalis yang ada di apartemen Danial

"Katakan kamu mau bicara apa?" tanya Danial

"Begini tuan..."

Danial dengan sabar menunggu

"Maaf sebelumnya, bukan maksud saya untuk mendesak atau buru-buru. Tapi kapan anda akan menikahi saya, alasannya sama seperti yang saya katakan beberapa hari yang lalu"

Danial menatap wajah Dina dengan pandangan lain, tidak seperti biasanya.

"Tuan saya tidak bermaksud apa-apa saya hanya ingin kontrak kita segera selesai, hanya itu" ucap Dina, dia tidak mau Danial sampai salah paham padanya

"Aku tahu, kamu juga sudah mengatakannya beberapa hari yang lalu" jawab danial

"Maaf tuan, tapi saya tidak ingin terlalu lama berhutang pada anda jadi..."

"Aku mengerti, akan segera aku siapkan" ucap Danial

"Terima kasih tuan"

"Hmm" jawab Danial lalu dia bangun dari duduknya

"Aku akan pergi ke kantor, tolong siapkan keperluan ku"

"Baik"

Danial melangkah ke arah kamarnya lalu masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Dina menyiapkan keperluan tuannya

Di kantornya

"Bos anda kenapa?" tanya Dani

"Tidak apa-apa" jawab Danial

"Sepertinya anda sedang memikirkan sesuatu" ucap Dani

"Tidak"

Dani duduk di kursi yang ada di depan meja bosnya.

"Anda bisa bicara dengan saya bos, siapa tahu saya bisa membantu"

"Hah..." Danial hanya bisa menghela nafas lalu memijit pelipisnya

"Apa ini soal nona Dina?" tebak Dani

Danial menganggukkan kepalanya

"Kenapa? bukankah dia sudah setuju mengandung bayi anda?"

"Benar, tapi bukan itu yang aku pikirkan"

"Lalu?"

"Aku tidak bisa menikahi dia"

"Lalu kenapa anda membuat kontrak itu jika memang tidak bisa menikahinya?"

"Dia butuh uang Dani, aku juga sempat menolaknya tapi dia memohon dan menangis aku..."

"Anda tidak tega?" tebak Dani lagi

Danial menganggukkan kepalanya

"Bos bisakah saya memberikan saran?" tanya Dani

"Katakan"

"Anda nikahi saja nona Dina, bukankah pernikahan ini hanya status saja lagi pula hanya beberapa orang saja yang tahu hal ini kan, setelah itu anggap saja kalian tidak pernah menikah dan hubungan kalian sama seperti anda dan para wanita-wanita anda selama ini, lagi pula anda juga untung"

"Untung?"

"Ya untung, anda bisa punya anak seperti yang di inginkan nenek anda dan anda juga bisa melakukan itu dengan nona Dina, saya rasa anda tidak akan rugi. Nona Dina gadis yang cantik, setelah nona Dina memberikan anda anak kalian sudah setuju untuk bercerai kan"

"Lalu bagaimana dengan ayahnya? jika dia tahu usia pernikahan putrinya hanya seumur jagung beliau pasti akan sedih"

"Hah..... Bos bos, seharusnya jika anda ingin menjadi pria bajingan lakukanlah sekaligus jangan tanggung-tanggung"

"Apa maksud mu Dani?" tanya Danial mulai kesal

"Ya gitulah bos, padahal anda yang suka gonta ganti wanita tapi rasa kemanusiaan anda itu terlalu besar, setidaknya jika anda memang pria bajingan lakukanlah sekaligus jangan setengah-setengah atau bertobatlah dan nikahi nona Dina lalu hidup bahagia selamanya bersama anak dan cucu kalian"

"Bos coba pikirkan apa yang saya katakan, saya tahu dulu anda pria baik jadi bertobatlah dan coba membuat lembaran baru saya yakin anda pasti bisa"

Danial merinding mendengar ucapan asistennya itu

.

.

.