Milka yang seorang siswi kelas tiga SMA, yang saat cuti sekolah ikut mengunjungi orang tua dari ibu tirinya, harus menjadi kambing hitam untuk menggantikan saudara tirinya, iaitu Melody untuk menikah. Dan, pernikahan itu adalah pernikahan yang sungguh tak masuk akal. Bagaimana tidak, Milka harus menjadi pengantin pengganti, untuk mengantikan Melody menikah dengan hantu. Menikah dengan hantu adalah tradisi keluarga dari ibu tirinya. Dan, malangnya Milka yang menjadi tumbal untuk menjalani tradisi itu.
Dan, dengan terpaksa Milka menerima pernikahan itu, karena jika menolak maka dia tak lagi akan dianggap anak oleh ayahnya. bagaimanakah Milka menjalani kehidupannya di alam baka? Dan sajakah kesulitan yang di hadapi Milka? mampukah dia bertahan ataukah akan memyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mikeen S.I, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Milka si Putri Aerish vs Putri Selene part End
Sudah tiga malam Milka berada di penjara bawah bersama Clona dan Grasil. Dinginnya malam membuat Milka setiap malam tidur meringkuk memeluk lututnya. Malam ini tubuhnya mengigil, dingin terasa menusuk-nusuk kulitnya bagai jarum.
"Putri..." Grasil yang melihat Milka mengigil memanggil untuk membangunkannya.
"Putri Aerish.." Kini gantian Clona yang mencoba.
Milka yang mendengar namanya terus di panggil mencoba bangun dengan sekuat tenaga.
"Putri kau kenapa?" Tanya Clona.
"Aku sangat kedinginan. Rasanya seperti di tusuk-tusuk." Sahut Milka. Grasil lalu menyentuh dahi Milka. Ternyata panas, tubuh Milka sangat panas.
"Sepertinya Putri Aerish sakit." Ucap Grasil yang terlihat begitu khawatir mendapati tubuh Milka yang panas.
"Aku tak apa-apa, jangan cemas." Ucap Milka pada kedua dayangnya itu masih mengukir senyum di bibirnya.
"Aku akan memanggil penjaga untuk mengeluarkanmu dari sini." Grasil akan berteriak namun di tahan oleh Milka.
"Jangan. Aku tak akan keluar tanpa kalian." Milka berkeras tak akan pergi dari tempat itu tanpa Clona dan Grasil.
"Tapi tubuhmu sangat panas Putri. Kau sedang sakit." Grasil masih terus memujuk agar Milka mau mendengarkannya dan Clona.
"Aku lebih rela mati di tempat ini daripada harus meninggalkan tempat ini tanpa kalian." Kekeh Milka dengan bibir yang sudah terlihat pucat.
"Putri.." Gumam Clona menyebut nama Milka. Dia tak menyangka Milka, Putri Aerish yang mereka ayomi ternyata sebaik itu. Dia merasa begitu beruntung mendapatkan tuan seperti Milka. Wajah Milka kian pucat membuat Clona dan Grasil semakin ketakutan, takut akan terjadi hal buruk jika Milka terus berada di tempat itu tanpa di obati.
"Penjaga!!!" Teriak Grasil dan Clona akhirnya. Tak lagi menghiraukan larangan Milka untuk tak memanggil penjaga.
"Tolong!!! Putri Aerish sedang sakit! Bawa dia keluar dari sini!" Ucap Grasil saat penjaga datang menghampiri tempat mereka di kurung.
Dengan sigap penjaga pun membuka pintu penjara dan membawa Milka keluar dari tempat itu meninggalkan Clona dan Grasil yang berharap bahwa Milka tuan mereka yang memiliki hati bak malaikat itu tak kenapa-apa.
Milka sudah diambang antara sadar dan tidak saat penjaga penjara bawah membawanya keluar.
Raja yang mengetahui kabar itu dari pengawal istana dengan segara datang ke kediaman Milka.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Nyonya West yang sedang menjaga Milka saat itu.
"Tampaknya udara di penjara bawah tak cocok dengannya, membuat dia menjadi sakit." Sahut Nyonya West.
"Di tambah lagi, tampaknya dia tak pernah makan, perutnya sangat kosong Yang Mulia." Tambah Nyonya West.
"Apa!" Raja tampak terkejut dengan pernyataan Nyonya West. Bagaimana mungkin Milka tak pernah makan, dia selalu meminta para pelayan untuk mengantar makanan ke tempat itu.
"Sepertinya ada yang mencoba ingin mencelaki Putri Aerish Yang Mulia, dan kau pasti tau itu." Ujar Nyonya West.
"Obati dia, setelahnya berikan dia makan." Ucap Raja, dari raut wajahnya terlihat dia begitu mengkhawatirkan Milka yang tengah terbaring tak sadarkan diri itu.
Lalu Raja meminta pelayan pribadinya mengumpulkan semua yang memiliki wewenang di Underworld untuk berkumpul di ruang pertemuan.
"Katakan juga pada Permaisuri untuk hadir, begitu pun dengan semua selir Istana!" Aura dingin pada Raja kembali terlihat.
"Nyonya West kabari aku setelah Putri Aerish sadar." Ucap Raja lalu meninggalkan kediaman Milka dengan langkanya yang seperti membakar pijakan kakinya. Tampaknya dia akan menuntaskan semuanya setelah Milka sadar.
"Dimana aku." Milka mulai membuka matanya. Melihat sekeliling dan mengetahui dia tengah berada di ruangannya. Dengan cepat Milka ingin berdiri.
"Apa yang kau lakukan Putri Aerish? Kau ingin kemana?" Tanya Nyonya West yang menahan Milka. Dan, Nyonya segera meminta pelayan memberitahukan kepada Raja bahwa Milka telah sadar.
"Aku ingin pergi Nyonya West, aku ingin kembali ke penjara. Grasil dan Clona masih berada di tempat itu." Ucap Milka.
"Kau benar-benar gadis yang baik." Senyum Nyonya West lalu menuntun Milka untuk duduk di kasurnya.
"Sebaiknya kau makan terlebih dahulu. Karena nanti kau akan menyaksikan pertunjukan yang menarik." Kata Nyonya West membuat Milka tak mengerti dengan ucapan yang barusan di katakan Nyonya West.
"Tapi Clona dan Grasil masih be-"
"Mungkin saat ini mereka sudah berada di ruang pertemuan Putri." Ujar Nyonya West memotong ucapan Milka.
"Apa? Apakah mereka akan di paksa untuk mengaku hal yang tidak mereka lakukan itu?"
"Tidak.. tapi sesuatu yang baik akan terjadi. Sebaiknya Putri makan lalu kita akan segera ke ruang pertemuan." Milka akhirnya menurut. Mengisi perutnya yang sudah tiga hari merasa lapar karena tak pernah di berikan makan.
Untungnya ada penjaga yang baik yang selalu memberinya minum untuk mengisi perutnya yang kosong.
****
Di ruang pertemuan semua sudah berkumpul, para pejabat yang berkumpul. Begitu pun Permaisuri dan juga para Selir Raja. Semua hadir tanpa terkecuali. Dan di sana ternyata juga sudah ada Clona dan Grasil.
Milka dan Nyonya West pun tiba di tempat itu, Clona dan Grasil yang sedari tadi memang tengah memikirkan Milka berlari kecil menghampiri Milka.
"Apakah kau sudah baikkan Putri?" Tanya keduanya pada Milka yang di pegangi oleh Nyonya West karena tubuhnya masih terasa lemas.
"Dayang Grasil dan Clona apakah kalian masih tak mengakui kesalahan kalian pada Putri Selene? Dan masih tak ingin meminta maaf?" Ajudan Istana mulai bertanya.
"Milka menggelengkan kepalanya isyarat agar Clona dan Grasil jangan mau mengakui kesalahan yang tak mereka perbuat.
"Tidak. Kami tak bersalah." Sahut Clona dan Grasil.
"Apa yang di tuduhkan oleh Putri Selene adalah kebohongan. Aku dayang Grasil tak pernah melukai wajahnya dengan pedangku." Grasil membela diri.
"Aku dayang Clona juga tak pernah mendorong Putri Selene, justru Putri Selene yang membuat Putri Aerish terjatuh hingga wajahnya mengenai tanah." Clona ikut buka suara membeberkan yang sebenarnya terjadi.
Di atas sana di kursinya tempat para Selir duduk kecuali Milka. Dengan sandiwaranya Selene menangis agar terlihat seperti gadis baik yang lemah mendapatkan fitnah.
"Lalu apa kau punya saksi?" Tanya ajudan Istana.
"Saya saksi mereka," Sahut Milka.
"Yang mereka katakan adalah kebenaran." Sambungnya lagi.
"Dan apa kau punya saksi Putri Aerish?" Pertanyaan kini di lontarkan untuk Milka.
"Kami berdua saksikannya." Gantian Clona dan Grasil yang menyahut.
Dalam hati Putri Selene sudah merasa menang mendengar Milka dan kedua dayangnya. Bagaimana mungkin mereka menjadi saksi untuk sesama mereka sendiri. Dia tertawa penuh kemenangan, sebentar lagi Milka dan kedua dayangnya akan mendapat hukuman berat dari Raja. Pikirnya.
"Baiklah, silakan Yang Mulia." Kini ajudan memberi keputusan pada Raja.
"Kalian sungguh keras kepala." Ujar Raja.
"Tapi aku suka kekerasan kepala kalian. Aku suka dengan pendirian kuat yang kalian pegang. Dan oleh karena itu kalian aku bebaskan."
Deg!!!
Mendengar ucapan Raja membuat Putri Selene terkejut tak terima. "Yang Mulia..."
"Dan kau Putri Selene kunyatakan bersalah atas perbuatan yang kau lakukan!" Ucap Raja tegas membuat Putri Selene semakin terkejut dengan apa yang di dengarnya.
"Yang Mulia apakah mungkin kau salah?" Tanya Putri Selene mulai ketakutan.
"Apa mungkin aku bisa salah Putri Selene?" Aura dingin Raja mengintimidasi membuat Putri Selene bungkam tak bersuara.
"Kau sebagai Selir ketiga di Istana ku berikan gelar Selene, yang Artinya bulan. Agar kau mampu menerangi Underworld dengan kebaikan. Tapi ternyata gelar itu tak cocok untukmu. Maka dari itu aku sebagai Raja Underworld mencabut gelar yang kuberikan dan juga kau bukan lagi Selirku!" Ucapan Raja menggelegar memenuhi Istana.
"Yang Mulia aku tak bersalah, mereka memfitnahku Yang Mulia." Tangis Putri Selene yang bersujud mengira bahwa Milka dan kedua dayangnya telah melakukan sesuatu.
"Tak ada yang mereka ucapkan! Karena kau mengetahui apa yang kau lakukan." Kata Raja. Ternyata hari itu saat Raja menyaksikan semuanya. Karena saat itu dia tengah berjalan-jalan dengan Rafhael untuk membicarakan sesuatu. Dan, tanpa sengaja Raja melihat apa yang di lakukan Putri Selene kepada Milka. Dia juga melihat pembelaan yang di lakukan Clona dan Grasil.
Dan, Raja sengaja seperti berpihak pada Putri Selene agar dia mengetahui keteguhan Milka dan juga kedua dayangnya. Apakah dayang akan mengakui kesalahan yang tidak mereka perbuat dan malah menjatuhkan Milka. Tapi ternyata mereka berpegang teguh pada kebaikan. Begitu pun dengan Milka. Dia tak meninggalkan kedua dayangnya dan memilih menderita ikut di kurung di penjara bawah.
"Kau akan ku hapus dari Underworld!" Ucapan Raja membuat seluru yang ada di ruang pertemuan menjadi terkejut, kecuali Milka karena dia tak mengerti makna dari penghapusan.
"Mohon ampunkan aku Yang Mulia. Aku mengaku bersalah!" Dengan tangisannya Putri Selene menyembah Raja berulang kali meminta pengampunan atas perbuatannya. Namun titah Raja telah jatuh tak akan di tarik.
"Kau akan di adili di Helles." Dan, tak ada lagi kesempatan bagi Putri Selene. Pengawal pun membawanya keluar dari ruang pertemuan untuk di kurung di penjara Helles.
Milka yang melihat Putri Selene sedikit merasa kasihan, namun dia tak akan meminta belas kasihan kepada Raja untuk meringankan Putri Selene. Seperti yang pernah dia ucapkan pada Clona dan Grasil. Pada akhirnya kebenaran yang akan menang. Dan, itulah yang terjadi. Milka jadi pemenang atas kebenarannya sedangkan Putri Selene hancur karena kelicikannya.