Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Hari ini Derel berencana menemui temanya yang berprofesi sebagai seorang pengacara. Ia akan meminta temanya untuk membantu dirinya memecahkan masalah warisan almarhum ibunya.
"Dek abang berangkat dulu,doakan abang banyak dapat rezekinya ini." Derel menyodorkan tanganya untuk di cium istrinya dan ia akan mengecup kening istrinya sekilas sebelum berangkat.
"Abang hati - hati,bismillah. tiga rezekinya lancar. Selamat pulang pergi. " Doa Sinta sembari tersenyum manis menyemangati suaminya.
Motor Derel perlahan meninggalkan rumahnya,membelah jalan ibu kota yang sudah padat lalu lalang kendaraan.
Derel yang sudah punya langganan langsung mengantarkan langganannya satu persatu baru mendatangi temannya. Aplikasi ojolnya terpaksa belum ia aktifkan. Nanti setelah urusannya selesai baru ia akan mengaktifkan.
"Selamat siang,mbak. Pak Gibrannya ada?" tanya Derel pada resepsionis.
"Apakah bapak sudh ada janji sebelumnya?" tanya resepsionis itu sopan.
"Belum,mbak. Tapi tolong mbak hubungi pak Gibran bialng saja Derel ingin bertemu." mohon Derel.
Resepsionis itu langsung menghubungi sekretaris Gibran dan mengatakan bahwa ada seseorang yang ingin menemui beliau.
"Suruh keatas aja,Lin." jawab suara di seberang.
"Baik,bu." Resepsionis kembali mengajak Derel bicara.
"Mari saya anyar, pak." Derel mengikuti langkah wanita itu menuju lantai atas,ruangan Gibran berada.
"Bu, ini orang yang ingin menemui pak Gibran." ujar wanita itu sopan.
"Ooh, Ya udah . Kamu boleh balik lagi. " Sekretaris itu langsung mengantar Derel menemui Gibran.
"Permisi,pak Gibran. Ini orang yang ingin bertemu dengan bapak." uajr sekretaris Gibran.
"Derel." Gibran langsung memeluk Derel.
"Gibran." uajr Derel membalas pelukan Gibran.
Keduanya tertawa lepas. Setelah peluakn mereka terurai Gibran melihat sekretarisnya bengong berdiri dari tempat duduknya.
"Tuty, kamu boleh kembali." perintah Gibran pada sekretarisnya. Perempuan itu patuh pergi meninggalkan bosnya dengan tamunya.
"Kenapa kabar? makin sukses aja." puji Derel.
"Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat. Kamu apa kabar?masih dagang?" tanya Gibran sembari menyuruh Derel duduk.
"Panjang cerita. Pandemi kemaren membuat kehidupanku berubah. Semuanya habis tanpa sisa." Derel tertunduk mengingat perubahan hidupnya.
"Innalillahi, maaf aku tidak bermaksud membuatmu sedih. Sekarang apa usaha yang kamu geluti?" tanya Gibran merasa tidak enak hati.
"Ojol. Hanya itu yang aku bisa. Mau kerja kantoran kepentok umur." Derel tertawa getir.
"Kenapa kamu tidak menemui aku?" protes Gibran.
"Aku segan,selagi aku bisa berdiri di kaki sendiri pasti aku akan terus berusaha." uajr Derel.
"Kamu ini dari dulu memang tidak pernah berubah. Aku salut sama keyakinan kamu. Kamu laki - laki pekerja keras,tidak mau mendapatkan sesuatu tanpa hasil usaha sendiri." puji Gibran.
"Kamu bisa aja." kekeh Derel.
"Ngomong dari tadi kuta ngobrol terus. Kamu mau minum apa?" tanya Gibran.
"Apa aja."
Derel menghubungi seseorang untuk mengantar minuman dan beberapa makanan keruanganya.
"Minumn dulu,biar kita ngobrolnya enak." Gibran mempersilahkan Derel mencicipi hidangan yang sudah terhidang.
"Maksud kedatangan kesini mau minta bantuan kamu?" Derel mengutarakan maksudnya.
"Minta tolong apa?" tanya Gibran mulai serius.
"Almarhum ibuku meninggalkan wasiat mengenai warisannya,tapi ada salah seorang adik aku tidak setuju dengan wasiat ibu. Aku kurang paham mengenai pembagian warisan seperti apa? makanya aku meminta bantuan kamu yang ahli di bidang hukum." tutur Derel.
Derel menanggapi permintaan temanya dengan memberikan bukti - bukti yang ada. Ia akan mempelajari lebih dahulu baru bisa akan mengambil langkah seperti apa selanjutnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Siang kk,terimakasih sdh menunggu kk. Thor up lagi ya. Selamat berlibur jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya boar thor semangat 😊😘😘🙏🙏🙏
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor