NovelToon NovelToon
KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Karir / Romansa
Popularitas:833
Nilai: 5
Nama Author: Jyoti_Pratibha

Bercerita tentang seorang pemuda yang ditinggal menikah oleh wanita pujaannya dengan sahabatnya sendiri. Lebih tepatnya wanita yang disukainya itu pasangan sahabatnya sendiri. Ia menyukai wanita itu karena ada hal istimewa yang ada di dalam wanita itu.

Berbagai cara, dia lakukan untuk melupakan wanita itu. Namun hasilnya nihil, dia sudah berusaha untuk melupakannya. Dan itu sulit baginya. Wanita itu terlalu membekas di hatinya.

Hingga akhirnya ia bertemu wanita lain yang membuatnya jatuh cinta. Wanita sederhana dan senyum manisnya, yang membuatnya jatuh cinta. Berbagai cara dia lakukan untuk menyatukan cintanya pada wanita itu. Namun lagi-lagi ada halangan besar yang menghalangi perbedaan mereka.

Lalu apa yang akan dilakukan pemuda itu? Apakah pemuda itu tetap melanjutkan pilihan hatinya?
Atau dia akan menyerah dan merelakan wanita itu bersama dengan yang lain?
Ingin tahu lebih lanjut ceritanya, jangan lupa untuk membaca kisah selengkapnya....

Happy reading....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jyoti_Pratibha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Selalu seperti ini, ketika dia pulang ke rumah. Hal yang ingin sekali ia singkirkan di dalam rumahnya adalah orang yang membuatnya tidak betah di tempat kelahirannya ini.

Dulu rumah ini penuh dengan suka duka dan tawa yang bersamaan di dalam kekurangan. Mereka tidak pernah mengeluh dengan apa yang terjadi, dan mereka mensyukuri atas apa yang diberi.

Karena mereka percaya bahwa Tuhan selalu mendengar doa-doa mereka ketika merasa bersyukur dengan apa yang terjadi sekarang.

Kerendahan hati dan juga kebaikan yang terjadi akan selalu berada di setiap penghuni rumahnya ketika saling mengingatkan.

Kesuksesan akan datang beriringan dengan kegiatan yang dilakukan mereka tanpa melupakan rasa rendah hati dan kebaikan.

Namun itu sebelum pemimpin keluarganya meninggal. Pemimpin keluarga yang menjadi cinta pertamanya pergi untuk selama-lamanya.

Sekarang semua itu digantikan oleh seorang pemimpin agama yang hanya tahu arti dosa dan tidak menyadari dosanya sendiri.

“Assalamualaikum Bu”salam Dihyan pada ibunya. “Pak”ujarnya setengah hati.

Orang yang tidak disukainya ketika berada di rumahnya sendiri. Kedamaian yang seharusnya terbentuk malah tergantikan oleh orang yang hanya tahu tentang akhirat tanpa menyeimbangkan duniawi nya.

“Kamu pulang nduk? Sudah makan? Kalau belum yuk makan, ibu tadi habis masak ayam balado kesukaanmu”ajak ibunya pada dirinya dan langsung membawanya ke dapur.

Ibunya akan melakukan hal seperti ini setiap dirinya pulang, dan akan menjauhkan dirinya pada bapak tirinya agar tidak terjadi pertikaian.

“Punya anak perempuan satu kok nggak bisa diatur ya Allah”keluh bapak tirinya.

Selalu seperti itu, dan akan terus seperti itu jika dirinya tidak menurut. Bapak tirinya itu sangat benci dengan apa yang dilakukannya saat ini.

Kegiatan dengan bertemu banyak orang dan melayani pembeli untuk mendapat pemasukan adalah hal yang dibenci bapak tirinya. Bagi pria tua itu seorang perempuan sudah seharusnya berada di rumah dan tidak melakukan pekerjaan lain di luar rumah.

“Buk, ibuk gak mau pisah apa sama orang itu, kerjaannya ngeluh terus giliran gak punya duit minta-minta sama ibuk. Laki-laki kok kelakuannya kayak mokondo, tapi disebut mokondo nggak mau”ujar Dihyan pada ibunya yang sedang mengambilkan nasi untuknya.

“Sudah makan dulu, nanti saja bicaranya”lerai ibunya.

Dihyan menghembuskan napasnya kasar. Ibunya seperti tidak pernah mendengar pendapat nya setelah menikah dengan pria itu. Pria yang sudah dinikahinya selama lima tahun ini.

Hal yang menyebalkan dan sering ia ingin umpati dengan orang yang menjadi ayah tirinya adalah, pria itu selalu melarang kemauannya.

Pria itu juga sering menggerogoti ibunya dalam hal finansial. Namun bisa dibilang pria itu soal agama lebih paham darinya. Dengan dalil-dalil yang sering merendahkan martabat perempuan dan meninggikan derajat laki-laki.

Serta meremehkan setiap pekerjaan yang sering dilakukan oleh orang-orang sekitar. Bahkan usaha almarhum ayah kandungnya dulu terancam bangkrut karena dalil pria itu dalam pembatasan pekerjaan.

Beruntungnya dirinya langsung mengambil alih usaha almarhum ayahnya sebelum bangkrut.

Terkadang dia selalu mempertanyakan agama dalam diri bapak tirinya. Dia sering menasihati jemaahnya untuk selalu bersyukur dengan apa yang diberi Tuhan, namun pria itu tidak pernah mengajarkan jemaahnya arti etos kerja yang sebenarnya.

Semua pekerjaan yang melelahkan bagi pria tua itu adalah haram, dan juga melayani pembeli dengan lawan jenis dan saling berhadapan adalah hal yang dilaknat Allah.

Dan semua hal yang memiliki kekayaan berlebih atau melebihi dirinya akan dikatakan sebagai orang yang tidak pernah beribadah terhadap Tuhannya.

Tak jarang juga pria itu menyinggung beberapa agama lain yang tidak sama dengannya sebagai seorang sesat. Dan masih banyak lagi yang membuat Dihyan muak dengan kelakuannya.

Pria itu terlalu fanatik agama sampai-sampai tidak pernah intropeksi diri dengan sikapnya. Dia sering mencemooh orang lain tanpa sadar bahwa dia juga sedang menampilkan sifat aslinya.

Berulang kali dirinya menyuruh pisah dengan pria itu, namun ibunya selalu bilang bahwa perceraian itu adalah hal yang dibenci oleh Tuhan serta agama.

“Buk, apa gak capek tiap hari selalu melayani bapak? Padahal ibu sendiri juga lelah kan tiap hari harus masak banyak karena kemauan pria itu?”

“Dihyan, melayani bapak itu adalah tugas ibu. Sudah seharusnya ibu melayani suami ibu dengan baik dan menuruti perintah yang dikatakan nya, dan ibu tidak boleh melawan.”

“Tapi itu namanya menyiksa buk, masak ketika istri sakit masih disuruh-suruh untuk menuruti kemauannya! Memangnya ibuk pembantu dia apa?!”

“Sudahlah nak, ibu cuma mau istirahat sekarang!”

Selalu seperti itu ketika dirinya mengungkapkan fakta jelek yang dilakukan bapak tirinya.

Bapak tirinya bisa dibilang adalah orang yang dihormati di kampung ini karena agamanya. Bapak tirinya sering diundang oleh beberapa orang untuk mengisi pengajian. Dan tentu isi ceramah yang beliau sampaikan beberapa nya sangat bertentangan dengan ajaran agamanya.

Dan terkadang bapak tirinya selalu memprovokasi jemaah untuk membenci terhadap pemeluk agama lain. Tak jarang dirinya melihat beberapa orang melakukan diskriminasi terhadap warga yang beda agama di daerah ini.

Dan tentu dirinya sebagai anak yang memiliki hubungan dengan bapak tirinya harus mewakilinya untuk minta maaf pada mereka. Karena isi ceramah bapak tirinya yang mengajak jemaah nya untuk membenci pemeluk agama lain.

Dihyan keluar dari rumahnya ini karena tidak betah dengan kelakuan bapak tirinya yang semena-mena dengan ibunya. Entah beberapa kali ia menegur bapak tirinya itu saat ibunya sedang sakit dan tetap harus m layani bapaknya untuk mengambilkan makan.

Tapi pada akhirnya ia dikatain anak durhaka karena tidak menurut ucapan orangtua. Dan ada yang lebih membuatnya jengkel adalah saat teman bapaknya datang berkunjung dan ingin meminangnya.

Tentu bapak tirinya mau karena background teman bapaknya itu adalah pemilik pesantren. Dan masih banyak lagi hal jengkel yang membuatnya memutuskan pergi dari rumah.

“Ibu tahu, aku masih peduli dengan ibu. Hatiku sakit Bu lihat ibu diperlakukan kayak pembantu oleh bapak, terkadang aku merindukan suasana sebelum ibu memutuskan menikah lagi.

Tapi di satu sisi aku juga ingin melihat ibu bahagia lagi setelah ayah nggak ada. Kesalahan ibu yang saat ini ibu lakukan adalah salah memilih pasangan, aku ingin hidup seperti dulu Bu. Aku ingin keluarga kita hidup bahagia tanpa ada yang menekan dan menjatuhkan martabat kita. Seperti ayah yang selalu memuliakan ibu dulu, aku ingin seperti dulu Bu. Aku kangen ibu yang dulu.”

Ucapnya sambil mengelus kepala rambut ibunya yang sudah memutih. Hanya ungkapan itu yang bisa dilakukan Dihyan untuk saat ini agar dirinya tetap kuat.

Sedih rasanya melihat ibu kandungnya diperlakukan layaknya pembantu di tangan pria yang tidak tepat.

Dihyan pergi dari kamar ibunya dan masuk ke dalam kamarnya sendiri, untuk beberapa hari ini ia akan menginap di rumahnya.

“Maafin Dihyan yah yang gak bisa membahagiakan ibu sekarang.”

ΠΠ

Malam dengan banyak bintang di langit, serta hawa yang tidak begitu dingin. Membuat dua orang manusia berbeda jenis berada di balkon dengan camilan yang dibawa salah satu dari mereka.

Malam ini, seperti malam yang tidak pernah dilakukan salah satu dari orang itu. Biasanya orang itu setiap malam seperti ini akan tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya dari pekerjaan yang menguras tenaga seharian.

Begitu pun ketika libur, orang itu akan menghabiskan waktunya di dalam kamar kost dengan bacaan buku dari berbagi judul, serta ponsel yang disilent untuk mendapat ketenangan.

Namun malam ini, dia tidak melakukan hal yang biasanya ia lakukan. Itu karena teman yang akhir-akhir ini sering menghubunginya serta datang ke tempat kostnya untuk sekedar mengobrol.

Entah apa yang membuatnya begitu akrab dengan pria itu, hingga akhirnya ia merasa nyaman dengan pria itu. Biasanya dia akan menjauh ketika ada yang mendekatinya, mau laki-laki atau perempuan.

Veronica bukanlah orang yang akrab dengan orang baru, meskipun pembawaan orang itu menyenangkan. Dirinya akan akrab dengan orang yang sudah dikenalnya lama, seperti teman kerja tentunya.

Veronica memang ramah pada setiap orang, namun dirinya tidak akan mengakrabkan diri pada mereka. Ia hanya terlalu takut untuk menjadi baik ketika dirinya selalu disalahkan melalui kebaikannya.

“Camilannya sudah habis ya? Mengapa hanya sedikit sekali?”tanya Derandra pada Veronica yng duduk disampingnya.

“Belum buat, beberapa habis dimakan Ringgo sama Raiden”jawab Veronica.

“CK dua pemuda itu kalau makan selalu lupa dengan orang yang membuatnya”kesal Derandra dengan memajukan bibirnya sedikit.

Selama berkunjung disini, Derandra merasa sudah akrab dengan tetangga Veronica. Terutama Ringgo dan Raiden, entah mengapa kedua pemuda itu seperti sifat yang sama dengan dirinya dan Atlas. Sama-sama konyol ketika memperebutkan sesuatu, dan sama-sama lupa ketika mendapat sesuatu yang mengenyangkan.

“Entah mengapa aku merasa bahwa malam ini tidak terlalu dingin dan juga bintang di malam hari jadi terlihat jelas.”

“Benar juga, kalau tidak mendung semua yang ada di langit akan terlihat jelas.”

“Entah mengapa aku jadi kangen pergi ke desa, sudah lama aku tidak mengunjungi tempat itu.”

Veronica tersenyum tipis mendengar ucapan Derandra. Dia juga ingin sekali mengatakan hal yang sama seperti pria itu, tapi ia juga bingung, dia memang rindu tempat itu tapi tidak ingin kembali lagi kesana. Karena banyak hal yang membuatnya tidak ingin berada disana dalam waktu yang lama.

“Kalau kamu? Kamu tidak rindu kampung halamanmu?”tanya Derandra dengan menatap wajah wanita itu yang sedang menatap langit.

“Tentu tapi kalau aku pulang aku tidak memilki kegiatan, jadinya pengangguran dong nantinya. Lagi pun aku sudah terlalu nyaman berada disini apalagi lingkungan perkejaan ku yang sekarang lebih nyaman daripada yang dulu. Jadinya untuk pulang ke desa tidak terlalu ingin sekarang”jawab Veronica.

Veronica berkata jujur tentang hal ini, dia Memnag merindukan kampung halamannya. Namun jika dirinya pulang dia tidak akan memiliki pekerjaan dan akan menganggur selama beberapa hari. Dan itu membuat tubuhnya kesakitan.

“Huh padahal aku ingin mendengar kata dari mulutmu bahwa kamu merindukan kampung halamanmu.”

“Aku merindukannya namun jika harus kembali, mungkin lain kali. Lagi pun aku mempunyai tanggung jawab pekerjaan disini, jadi aku harus mempertanggung jawabkan pekerjaan ku terlebih dahulu daripada rinduku terhadap kampung halaman.”

Derandra paham maksud Veronica, memang jika sudah mendapat tanggung jawab dari pekerjaan yang dilakoni harus dilaksanakan. Agar kepercayaan yang sering dipercayakan pada karyawan tentu membuat atasannya senang.

Dengan begitu tanggung jawab yang dilakukan Veronica dapat membuat wanita itu mudah dalam mencari pekerjaan nantinya jika sudah bosan dengan pekerjaaan sebelumnya.

Hal itu juga dilakukan oleh Derandra ketika sedang mengadakan kerja sama dengan investor. Dia harus mempertanggung jawabkan dengan apa yang akan dikerjakannya, agar orang yang diajak kerjasama percaya lagi dengannya.

“Terkadang menjadi anak perantauan itu adalah hal yang sulit bagiku ketika awal-awal. Jauh dari keluarga satu-satunya, rasa tidak tega untuk meninggalkan orangtua disaat sendirian, serta pergi dari kampung halaman sendiri.

Kerinduan dan rasa ingin kembali terus mendera setiap harinya. Banyak hal yang harus dilakukan ditempat perantauan terutama dalam mencari nafkah. Cita-cita saat sekolah dulu adalah menjadi anak perantauan untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Tapi apa yang dibayangkan ternyata sulit untuk dijalankan.

Kehidupan indah yang dibayangkan dulu, tidak semudah itu untuk mewujudkannya. Banyak rintangan yang harus dilalui.”

Tempat perantauan seperti ini, terkadang membuat Veronica menjadi orang lain. Dirinya harus berusaha kuat untuk menghadapi orang-orang munafik, dan menulikan telinganya ketika dia difitnah karena melakukan kebaikan.

Kebaikan yang sering ia lakukan sering menjadi pembicaraan sentimen bagi setiap orang yang tidak menyukainya. Kebaikan yang sering ia lakukan selalu disebut caper oleh mereka.

Namun Veronica bukanlah orang yang akan berhenti melakukan kebaikan ketika dirinya sering difitnah seperti itu. Dia tetap melakukan kebaikan itu dan menulikan telinganya untuk orang-orang yang selalu menganggapnya sok baik.

“Kamu sudah berapa tahun di kota?”tanya Derandra yang masih menatap Veronica.

“Sudah cukup lama, dan tentu berbagai pekerjaan ku lakoni untuk segera mewujudkan impianku”jawab Veronica dengan menatap langit malam.

“Kalau boleh tahu, apa impianmu selama ini?”tanyanya lagi.

Veronica menolehkan pandangannya dan menatap Derandra. “Membuka restoran dan aku akan mempromosikan makanan-makanan kesukaanku. Ah dan juga memajukan desaku, serta membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang membutuhkan dan aku juga tidak akan mempersulit pelamar pekerja.”

Mereka saling menatap satu sama lain. Derandra mendengarkan ungkapan Veronica hingga selesai, setelah selesai wanita itu tersenyum manis padanya.

Baru beberapa kali dekat dengan wanita itu, ia semakin tahu sifat wanita itu. Banyak hal yang mencoba ditutupi oleh wanita itu, terutama dengan kampung halamannya. Serta penghuni kost lantai bawah. Ia melihat jelas dimatanya ada hal yang disembunyikan olehnya.

Derandra Ingin sekali tahu masalah yang dihadapi wanita itu, setidaknya jika dia bercerita padanya itu dapat meringankan bebannya.

“Andra”panggil Veronica. “Aku nggak tahu harus mulai bicara dari mana tentang hal ini. Namun terima kasih telah mau berteman denganku”ucapnya dengan suara lembut.

Ucapan Veronica seperti ada maksud yang ingin sekali di sampaikan padanya, namun dia tidak tahu akan hal itu. Ia ingin menanyakan tentang hal itu, namun itu bukanlah urusan nya.

Dia hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“Sama-sama”jawab singkat Derandra yang masih menatap Veronica.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!