NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Back Home

Emanuele tersenyum lebar, saat mendengar ucapan Damien. Setelah sekian lama, akhirnya sang putra bersedia menggantikannya dalam mengurus organisasi, beserta kerajaan bisnis yang tersebar di beberapa negara besar Eropa. 

“Berikan aku kekuasaan mutlak,” ucap Damien lagi penuh penekanan. 

“Kerajaan De Santis yang telah kubangun selama ini, akan jadi milikmu sepenuhnya. Tanpa terkecuali, Nak,” ucap Emanuele. Raut bahagia tergambar jelas dari wajahnya.

“Baiklah.” Setelah berkata demikian, Damien langsung berbalik. Dia hendak meninggalkan sang ayah.

“Sampai kapan, Nak?” tanya Emanuele, dengan setengah berseru karena Damien sudah menjauh beberapa langkah darinya. 

Damien tertegun, tapi tak menoleh atau mengatakan apa pun. Dia hanya terpaku.

“Sampai kapan kau akan memupuk kebencian terhadapku?” tanya Emanuele lagi. 

Damien berbalik mendengar pertanyaan tadi. Ekspresi serta tatapannya tetap terlihat tak bersahabat. Kemarahan tergambar jelas dari paras tampan, yang tiba-tiba terlihat sangat menakutkan.

Damien kembali ke hadapan sang ayah. Dia berdiri gagah, seakan hendak menantang musuh. “Sudah lama, tapi kau tidak melakukan apa pun,” ucapnya penuh penekanan.

“Aku bersedih, Nak. Aku terluka dan sangat kehilangan. Ibumu adalah wanita paling berharga dalam hidupku,” ucap Emanuele, menepiskan segala kemarahan sang putra. 

“Omong kosong!”

“Aku sengaja tidak mengungkit lagi kematian ibumu,” tegas Emanuele. “Kau tahu kenapa?” 

“Persetan!” 

“Inilah yang tidak kusukai. Kau hanya mengikuti amarah dan mengesankan tak ada yang terluka selain dirimu."

"Aku tidak memintamu menyukainya. Aku hanya ingin kau mengungkap pelaku pembunuhan ibuku. Namun, tak ada satu hal pun yang kau lakukan, Tuan Emanuele," cibir Damien sinis.

"Lalu, apa yang kau lakukan selama ini?" balas Emanuele. "Kau justru bersembunyi di Palazzo De Santis dan sibuk berkutat dengan senjata."

Emanuele tersenyum kecil. "Jika kau pikir bisa mengungkap pelaku kematian ibumu dengan kekuasaan yang ada, maka kuberikan itu sekarang. Aku sudah terlalu tua, Nak. Kuserahkan tugas ini padamu. Biarlah aku jadi pecundang tak berguna. "

Damien tak menanggapi. Dia hanya mengepalkan kedua tangan, menahan segala amarah yang selama ini tak terlampiaskan.

"Tinggalkan Palazzo De Santis. Aku ingin kau tinggal di sini. Lagi pula, Aku sudah memutuskan untuk menenangkan diri di Korsika."

Damien melepaskan kepalan tangan, kemudian mengembuskan napas berat dan dalam. "Aku akan kembali dengan membawa seseorang," ucapnya, setelah merasa jauh lebih tenang.

Emanuele tersenyum. "Kau tidak ingin memperkenalkannya padaku?"

Damien tak menanggapi. Dia justru berbalik meninggalkan sang ayah, yang menatap kepergiannya dengan sorot berbeda.

"Tak apa, Nak. Selagi kau masih ingin kembali, itu sudah jauh lebih baik," gumam Emanuele.

"Aku menunggu kepulanganmu besok, Nak!" seru Emanuele. Dia tak peduli, meskipun Damien tidak merespon. Emanuele yakin sang putra mendengar apa yang dirinya katakan.

......................

Senyum puas terlukis di wajah Santiago, ketika Damien keluar sambil menuntun Cyrus dan memasukkannya ke jok belakang.

Tak berselang lama, Crystal muncul dengan membawa empat ekor Doberman dari kandang lain, yang selama ini jadi temannya selama dikurung di sana.

"Kau yakin akan membawa mereka?" tanya Damien, seraya menaikkan sebelah alis.

"Aku menyukai keempatnya," jawab Crystal enteng.

"Bagaimana bisa kau berteman dengan mereka dalam waktu teramat singkat?" Damien mendekat ke hadapan Crystal. Menatap gadis cantik bermata biru itu dengan sorot tak mengerti.

Crystal tersenyum lembut. Dia berjinjit, agar bisa berbisik pada Damien. "Jangan lupa, aku bahkan bisa menaklukanmu dalam waktu singkat." Setelah berkata demikian, Crystal langsung berlalu ke dekat mobil Santiago. Dia tak peduli, meskipun telah membuat Damien jadi merasakan sesuatu yang berbeda.

"Kau ikut mobil siapa?" tanya Damien, saat Crystal memasukkan keempat anjing yang dibawanya ke mobil Santiago.

"Aku takut melihat anjingmu, Tuan De Santis," sahut Crystal, seraya mengedipkan sebelah mata. Gadis itu masuk ke mobil Santiago, tanpa menunggu dibukakan pintu.

"Jangan khawatir, Tuan. Crystal aman bersamaku," ujar Santiago, sebelum masuk melalui pintu sopir.

Damien berdecak pelan. Dia merasa bodoh. Namun, pria tampan itu tak ingin terlalu ambil pusing. Damien masuk ke mobil, setelah mengenakan kacamata hitamnya.

Perjalanan dari Palazzo De Santis menuju mansion, ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit. Kedua mobil tadi akhirnya tiba di tempat tujuan.

Santiago jadi yang pertama turun dari kendaraan. Dia begitu bersemangat karena merasa berhasil membawa Damien kembali ke sana. Itu berarti, dirinya dapat melaksanakan tugas dengan baik dari Emanuele.

Dua pria datang menghampiri, saat Damien dan Crystal sudah keluar dari mobil. Mereka bermaksud membawakan barang-barang bawaan.

Salah satu dari kedua pria itu langsung mendekat ke mobil Jeep milik Damien. Namun, saat membuka pintu belakang, dia langsung melonjak kaget dan mundur beberapa langkah.

"Anjingku tidak tertarik memakanmu," ujar Damien dingin, seraya menurunkan Cyrus dari mobil. Hewan peliharaan berukuran besar itu terlihat sangat gagah, saat berdiri di sebelah tuannya.

Sementara itu, Crystal tampak ragu untuk melangkah. Dia hanya terpaku, sambil sesekali mengedarkan pandangan.

"Kenapa?" bisik Santiago.

"Aku ...." Crystal menggeleng pelan.

"Jangan khawatir. Kau akan aman selama Damien ada di dekatmu," bisik Santiago lagi.

"Begitukah?" Crystal terdengar ragu.

Santiago mengangguk samar. "Satu lagi," ucapnya, dengan tatapan terarah ke depan. "Jangan sampai memanggilku dengan nama Alessio di sini. Semua orang mengenalku sebagai Santiago Benetti," pesannya.

"Jangan khawatir, Tuan. Aku ...." Ucapan Crystal terjeda, saat melihat Emanuele muncul.

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!