Kembalinya Gadis Cupu

Keesokan harinya Keanu kembali tidak bekerja, tentunya hal itu dia lakukan karena Keanu ingin mengajak Kiara dan juga Kinara pergi menuju butik yang sudah ditunjukkan oleh Kala.

Kala berkata jika gaun pengantin termahal dan termewah sudah dia pesan untuk Kiara, gaun itu memang mahal dan terlihat begitu elegan dan tanpa banyak aksesoris yang pastinya akan membuat Kiara berat saat memakainya.

"Kenapa tidak bekerja lagi? Seharusnya anda kerja saja, aku bisa mencoba gaun pengantinnya sendiri," ujar Kiara.

Rasanya jika harus mencoba gaun pengantin bersama dengan Keanu, Kiara malah akan merasa lebih risih. Karena pastinya pria itu akan melihat Kiara yang sedang berganti baju, pikirnya.

"Tidak apa-apa, semua pekerjaan sudah aku limpahkan kepada Kala. Aku memang sengaja ikut, pengen tau juga. Gaunnya cantik atau ngga," ujar Keanu.

Kiara langsung mengerucutkan bibirnya, karena Keanu hanya ingin memastikan gaun pengantinnya cantik atau tidak. Bukan Kiara yang terlihat cantik atau tidak saat memakai gaun pengantin tersebut.

"Ck! Gaunnya cantik atau tidak, terus akunya gimana?" tanya Kiara yang merasa tersinggung.

Keanu langsung terkekeh mendengar apa yang dikatakan oleh Kiara, karena pada kenyataannya Kiara memanglah wanita yang begitu cantik dan terlihat begitu sempurna.

"Kamu udah pasti ratunya, wanita tercantik." Keanu menolehkan wajahnya sebentar ke arah Kiara, lalu dia kembali fokus dalam mengemudi.

Kiara tersenyum-senyum mendengar apa yang dikatakan oleh Keanu, rasanya hatinya menghangat karena pria itu mengucapkannya dengan tulus.

Mendengar obrolan antara Keanu dan Kiara, Kinara yang duduk di bangku penumpang terlihat mencondongkan tubuhnya. Lalu, anak itu menepuk-nepuk pundak ayahnya.

"Sekarang Bunda terlihat cantik di mata Dad? Lalu, bagaimana dengan Kia? Kia udah ngga cantik lagi?" tanya Kinara dengan wajah sedihnya.

Anak itu memang begitu menyayangi Kiara, tetapi tetap saja dia merasa cemburu ketika ayahnya memuji kecantikan Kiara.

"Aih! Kamu juga cantik, Sayang. Sangat cantik," jawab Keanu seraya terkekeh.

Dia lupa sudah memuji calon istrinya, tetapi lupa tidak memuji putri cantiknya. Kinara langsung tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh daddynya.

"Hem! Kia memang cantik, nanti Kia juga mau coba gaun yang indah. Biar cantik kaya princess di pernikahan Daddy," ujar Kinara.

Untuk sesaat Keanu terdiam, dia lupa tidak meminta Kala untuk memesankan baju untuk putrinya. Tidak lama kemudian, Keanu berkata.

"Nanti pilihlah gaun yang kamu suka, Daddy sama Bunda pasti setuju. Iya, kan, Bun?" tanya Keanu kepada Kinara.

Agak kaget juga ketika Keanu memanggil dirinya dengan sebutan bunda, sepertinya pria itu sedang berusaha untuk mendekatkan diri kepada dirinya.

"Iya, Daddy-nya Kia," jawab Kiara.

Keanu langsung tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Kiara, gemas sekali rasanya dia mendengar sebutan dari wanita itu. Jika saja tidak ada Kinara di sana, sudah pasti Keanu akan melakukan hal yang lebih.

"Permisi, aku mau melihat gaun yang sudah dipesan oleh Kala," ujar Keanu ketika dia sampai di butik.

Seorang wanita cantik sang pemilik butik langsung tersenyum, lalu dia menuntun Keanu dan juga Kiara untuk masuk ke dalam ruangan khusus. Kinara dengan setia mengekori langkah keduanya.

"Ini gaunnya, sangat cantik sekali. Semoga kalian suka," ujar sang pemilik butik.

"Sangat cantik sekali, coba gih!" ujar Keanu dengan tidak sabar.

Keanu memandang kagum ke arah gaun pengantin yang terpajang pada mendekin itu, gaun itu berwarna putih gading. Pundaknya nampak terekspos, belahan dadanya sedikit rendah. Cantik sekali, apalagi saat melihat bagian bawahnya yang terlihat mengembang.

"Hem, aku akan mencobanya," jawab Kiara.

Kiara langsung masuk ke dalam ruang ganti, dia dibantu oleh 2 orang pelayan di sana. Keanu dan juga Kinara dengan setia duduk di atas sofa tunggu, keduanya kompak menatap pintu ruang ganti dengan tatapan tidak sabar.

"Wow, Bunda sangat cantik!" pekik Kinara seraya bertepuk tangan ketika melihat Kiara keluar dari ruang ganti.

Kiara nampak tersenyum malu-malu, bukan karena Kinara yang memuji dirinya. Namun, dia merasa malu karena Keanu menatap dirinya tanpa berkedip.

Bibir pria itu bahkan nampak terbuka, dia seolah sedang mengagumi kecantikan dari calon istrinya tersebut.

"Dad! Jangan diam saja, Bunda Kiara cantik, kan?" tanya Kinara seraya menggoyang-goyangkan tangan ayahnya.

"Ya, dia sangat seksi," jawab Keanu.

Pundak Kiara nampak terekspos, Keanu rasanya ingin mengecupi pundak itu. Dada Kiara seakan handak menyembul dari tempatnya, sangat menggoda dan tangan Keanu rasanya ingin mengusap dan meremat dada itu.

Ck! Begitu tuh lelaki, bilangnya cinta mati sama almarhumah istrinya. Namun, kalau sudah melihat yang seksi, cantik, bohay dan bodinya aduhai, khilaf sodara.

"Apa, Dad? Seksi? Jadinya ngga cantik?" tanya Kinara dengan penasaran.

"Maksudnya Cantik, iya gitu." Keanu langsung menggaruk pelipisnya yang tiba-tiba saja terasa begitu gatal.

"Oh," ucap Kinara dengan bibir mungilnya yang terlihat begitu bulat.

"Jadinya bagaimana, Tuan? Apakah gaunnya sudah dirasa cocok?" tanya pemilik butik.

"Ya, gaunnya bagus. Saya suka," jawab Keanu.

"Oke! Saya akan rapikan," jawab pemilik butik.

Kiara kembali dibawa ke ruang ganti, Ia dibantu oleh pemilik butik tersebut untuk melepaskan gaun pengantinnya itu. Lalu, pemilik butik itu meminta dua pelayan untuk membungkus gaun pengantin itu dan memberikannya kepada Keanu.

Setelah selesai dengan Kiara, Keanu dan Kiara langsung menemani Kinara untuk memilih gaun cantik yang disukai oleh gadis kecil itu. Anak itu terlihat kebingungan saat memilih gaun yang ternyata cantik-cantik semua.

"Mau yang mana, Sayang?" tanya Kiara.

"Mau yang ini, Bun. Ini sa--"

"Ini punyaku, jangan asal ambil saja!" seru seorang wanita cantik dengan kasar menarik gaun yang Kinara inginkan.

Kinara terlihat begitu sedih sekali karena gaun yang dia inginkan tidak bisa dia miliki, Kiara langsung menolehkan wajahnya ke arah wanita yang sudah mengambil gaun yang Kinara pilih.

Kiara tersenyum kecut ketika dia melihat Kayesa yang mengambil paksa gaun tersebut, Kayesa sedang berada di sana bersama dengan pria kaya yang tentunya sudah beristri. Di sana juga anak seumuran Kinara, Kiara sangat ingat jika anak itu adalah keponakan dari Kayesa.

"Bunda! Kia mau yang itu, tapi itu punya tantenya," adu Kinara.

"Tenang saja, Sayang. Gaunnya ngga begitu bagus itu, kita akan membeli gaun yang paling bagus dan paling malah di sini," ujar Kiara seraya memanggil pemilik butik.

"Ada apa, Nona?" tanya pemilik butik tersebut.

"Tolong keluarkan gaun yang paling mahal dan juga cantik untuk putriku, yang pastinya gaun edisi terbatas," pinta Kiara.

Keanu tersenyum dengan begitu lebar mendengar Kiara memanggil Kinara dengan sebutan putrinya, pria itu tidak berniat sama sekali untuk berkata apa pun

Tentunya hal itu Keanu lakukan karena dia sangat tahu jika Kiara adalah wanita yang pintar, wanita itu bahkan begitu kuat dalam menghadapi siapa pun. Keanu sama sekali tidak mengkhawatirkan calon istrinya tersebut, karena dia sangat tahu kemampuan dari Kiara.

"Boleh, Nona. Sebentar," ujar pemilik butik tersebut.

Pemilik butik tersebut nampak mengambil gaun yang begitu cantik sekali, lalu dia memberikannya kepada Kiara.

"Wah! Ini sangat cantik, apa Kia suka?" tanya Kiara.

"Sangat suka," jawab Kinara seraya mengambil gaun cantik itu.

"Aku mau yang itu juga," ujar Kayesa tanpa tahu malu.

Dia merasa menjadi wanita yang paling cantik, dia merasa menjadi wanita yang paling kaya dan juga memiliki popularitas. Tidak ada yang boleh mengalahkan dirinya dari segi apa pun.

"Maaf, Nona Kayesa. Gaun ini saya yang pertama memintanya, anda tidak bisa memilikinya," ujar Kiara.

"Ck! Mampu beli emang?" tanya Kayesa

"Tentu saja saya mampu beli," ujar Kiara seraya memberikan kartu sakti miliknya.

Kiara tersenyum puas saat melihat wajah Kayesa yang terlihat kaget ketika dia memberikan kartu sakti miliknya kepada pemilik butik. Setelah itu, Kiara nampak mencondongkan wajahnya lalu berbisik tepat di telinga Kayesa.

"Aku juga bisa membeli harga diri anda jika aku mau, dasar wanita panggilan, eh? Selingkuhan!" bisik Kiara dengan suara yang sangat pelan tapi penuh dengan penekanan.

"Sialan!" pekik Kayesa yang langsung mengangkat tangannya dan hendak memukul Kiara.

Namun, dengan cepat Kiara menangkap tangan itu. Terlihat pelan, tetapi sangat menyakitkan bagi wanita biasa seperti Kayesa.

"Argh! Lepaskan!" pekik Kayesa.

"Jangan berisik, Nona Kayesa. Apa yang aku katakan benar adanya, janganlah anda tersinggung. Sekarang saja anda datang dengan suami orang, apa namanya kalau bukan wanita panggilan?" ujar Kiara seraya menatap pria tua yang berada tidak jauh darinya.

Bahkan, pria tua itu terlihat sedang memandang Kiara dengan tatapan penuh minat. Dasar aki-aki tidak tahu diri, pikir Kiara.