Bukan Menantu Pilihan

"Mas bayu??"

"Hai cantik, kok bisa ya kita ketemu disini padahal nggak janjian lho" kata Bayu sambil tersenyum manis membuat siapapun yang melihatnya akan jatuh dalam pesona nya.

"Hehehe iya mas" jawab Yumna singkat.

"Kamu ngapain disini kami sakit?" tanya Bayu.

"Iya mas nggak enak badan soalnya, mas sendiri ngapain disini?" tanya Yumna.

"Oh habis nengokin temen kerja" jawab Bayu.

"Kamu kok ada di jogjakarta sih? bukannya kamu kerja di Jakarta ya?" tanya Bayu.

"Aku udah berhenti kerja disana mas, dan sekarang aku tinggal disini" jawab Yumna.

"Mas sendiri kok bisa di jogjakarta?" tanya Yumna.

"Orang tuaku memang disini, aku di Jakarta karna kerja" jawab Bayu, Yumna hanya manggut-manggut.

"Kamu tinggal dimana? aku antar pulang yuk,!!!" tawar Bayu.

"Engga usah mas, takut ngerepotin" jawab Yumna.

"Ah enggak sama sekali kok"

"Yaudah ayok" ajak Bayu lalu menggandeng tangan Yumna.

________________

"Jadi disini tempat kamu tinggal Yumna?" tanya Bayu saat berada di depan sebuah butik yang tidak terlalu besar tapi terlihat sangat mewah.

"Iya mas, aku tinggal di belakang butik ini" jawab Yumna.

"Mampir dulu mas,!!" tawar Yumna dengan ramah.

"Ah enggak perlu, besok-besok aja aku mampir nya" tolak Bayu dengan halus lalu dia pun melajukan mobilnya.

____________________

* Di kediaman keluarga Wijaya *

Huek huek

"David kamu kenapa nak?" tanya Ajeng sambil memijat tengkuk David.

"Nggak tau Mah, akhir-akhir ini David mual banget" jawab David lalu berjalan keluar toilet.

"Kita ke rumah sakit aja ya" ajak Ajeng karna khawatir dengan kondisi anaknya.

"Enggak usah mah, David cuma masuk angin aja deh kayanya" jawab David lalu mengambil minyak angin dan membalurkan nya di perut.

"Makannya jangan kebanyakan mabok dong Dav, takutnya gara-gara itu doang, soalnya kamu mulai mual-mual semenjak sering mabok" kata Ajeng David hanya mendengarkan sambil menge,,mut lemon.

Ajeng yang melihat David menge,,mut lemon hanya meringis dan meneguk salivanya seolah merasakan betapa asem nya lemon itu, tapi David tidak merasa asem sama sekali, justru David merasakan lebih nyaman setelah menge,,,mut lemon itu.

"David apa nggak asem nak?"

"Enggak Mah, malah segar banget, Mamah mau?" tawar David sambil menyodorkan sepotong lemon pada Ajeng.

Ajeng menggeleng cepat dan meneguk salivanya.

"Enggak ah, asem" jawab Ajeng dan berjalan meninggalkan David.

Sepeninggal Ajeng, David langsung menunduk lesu, dia mengambil telepon genggam nya dan melihat foto Yumna yang dia ambil diam-diam.

"Kamu dimana Yumna?, aku kangen, kenapa susah banget sih cari kamu?" batin David, matanya nanar melihat senyum manis Yumna di telepon genggamnya.

_________________

* Di kediaman Broto *

Huek huek

Diana memuntahkan semua yang dia makan tadi pagi, entah kenapa perutnya slalu menolak untuk diisi, Diana sampai lemas karna harus bolak balik kamar mandi.

"Diana kamu masuk angin nak?, kita ke rumah sakit sekarang ya" ajak Mira tapi Diana menggeleng.

"Aku nggak apa-apa Mah, aku cuma nggak enak badan aja kayanya" jawab Diana lalu dia berjalan ke kasurnya.

Baru saja dia ingin merebahkan tubuhnya Diana kembali merasakan perutnya bergejolak, Diana pun berlari lagi toilet.

Mira yang melihat itu merasa ada sesuatu yang tidak beres pada anaknya, tapi Mira mencoba untuk mencari tau perlahan.

"Sayang ke dokter aja yuk" bujuk Mira, tapi Diana langsung menggeleng cepat.

"Aku nggak apa-apa Mah, serius"

"Tapi kamu muntah-muntah terus sayang, dan wajah kamu juga pucat" kata Mira, Diana tersenyum.

Saat Diana ingin menjawab Diana merasakan kepalanya pusing sekali, hingga dia terjatuh dan tidak sadarkan diri.

"Ya ampun Diana"

"Pah Papah" teriak Mira dan tidak berselang lama Broto pun datang.

"Ya ampun Diana, Mah Diana kenapa?" tanya Broto panik.

"Tadi dia muntah-muntah dan tiba-tiba pingsan, udah ayok bawa Diana ke rumah sakit pah" jawab dan titah Mira, Broto mengangguk dan langsung mengangkat tubuh anak kesayangan nya itu keluar rumah menuju mobil.

Setelah memasukkan Diana ke dalam mobil Broto pun langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

________________

"Apa dok, anak saya hamil?" tanya Mira tidak percaya.

"Iya Bu dan usianya baru dua Minggu" jawab dokter itu. sedangkan Mira dan Broto saling pandang.

"Eugh" Diana tersadar dari pingsannya, Mira dan Broto langsung menoleh dan mendekat ke arah Diana.

"Sudah sadar kamu di?" tanya Mira dengan nada dingin.

"Mamah papah, Diana dimana?" tanya Diana.

"Rumah sakit" jawab Mirna singkat membuat Diana mengkerut kan kening, pasalnya Mamah nya tidak pernah sedingin ini.

"Anak siapa yang kamu kandung Di??" tanya Broto karna dia sudah sangat geram.

Diana yang mendengar pertanyaan Broto langsung menoleh dan mengkerut kening.

"Maksud Papah apa." tanya Diana.

"Kamu hamil di, dan itu anak siapa hah??" tanya Broto.

"Diana?" teriak Broto karna Diana hanya diam saja.

Diana menangis sesenggukan, karna bingung harus jawab apa.

Plakkk

Satu tamparan keras mendarat di pipi Diana, membuat Diana terkejut.

"Papah suruh kamu jawab, Bukannya diem aja" kata Broto itu lagi, tapi Diana hanya menangis'.

"Apa itu anak keluarga Wijaya?" tanya Broto, Diana sempat diam sebentar lalu mengangguk karna ini memang anak keluarga Wijaya.

Sedangkan yang Broto maksud adalah David, karna David itu kan orang yang akan di jodohkan dengan Diana, David juga akhir-akhir ini dekat dengan Diana.

"Baiklah kalo begitu besok kita minta pertanggung jawaban dari Wijaya, dan minta David menikah dengan Diana" kata Broto yang di angguki Mira.

Diana hanya diam tidak mendengarkan pembicaraan Papah dan Mamahnya karna dia masih tidak percaya kalo dia akan hamil anak Brian orang yang sangat dia cintai.

BERSAMBUNG...

Hai ka 👋 kalo kalian sudah membaca tulisan cacingku ini jangan lupa tinggalkan like and komen nya ya 🙏

Bantu penulis cacing kepanasan ini untuk berkembang dan semakin semangat dalam berkhayal.

Salam cinta terimakasih untuk kalian yang sudah membaca dan meninggalkan like dan komen disini 😘