"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Ken terus mencari hingga ke lantai kedua karena seluruh penjuru koridor sekolah sudah ia cari tapi tak temukan.
Ia bahkan berpencar dari Nando dan Rimba yang masih mencari di lantai bawah.
Hingga tempat paling pojok Ken mendengar suara pintu wc yang terbuka lalu menampakkan Retha yang merapikan rok nya.
"Di cariin ternyata ke wc, kenapa harus wc atas hm? Wc di bawah kan ada, Tha" ucap Ken yang bersandar di dinding dengan raut lega.
Retha hanya melirik Ken tanpa berniat menanggapi ucapan Ken barusan.
"Sayang" panggil Ken saat Retha hanya melewati nya.
"Nggak usah panggil Sayang-sayang!" ucap Retha dengan ketus, ia bahkan memberi lirikan sinis agar Ken takut, pikir nya.
Ken menghela nafas pelan dan mengangguk patuh. "Tha, kita ngobrol bentar ya? Please.. Lo udah seminggu anggap gue angin, lo dengerin penjelasan gue dulu ya" bujuk Ken sembari menahan tangan Retha.
Retha melirik ke arah lengan nya yang di pegang oleh Ken. Kemudian mengangguk beberapa kali tanda mengiyakan untuk mengobrol berdua sejenak.
Di beri tanggapan berupa gerakan kepala saja sudah membuat Ken senang, setidaknya dia sudah tak di campakkan lagi.
Kedua nya segera berjalan ke pagar pembatas dan menoleh ke lapangan basket yang masih terlihat banyak orang yang menonton.
"Lo nggak mau tanya duluan Tha? Biar gue jawab sesuai yang ada di benak lo" usul Ken mendapat lirikan tajam dari Retha.
"Oke-oke, gue jelasin aja deh" Ken memilih mengalah dan takut jika Retha pergi lebih dulu sebelum mendengar penjelasan nya secara detail.
"Lo tau Jessi? Ketua cheerleader itu. Dia gebetan gue selama satu tahun kemarin, gue udah tertarik dari awal ketemu dia dulu. Karna gue orang nya yang berani buat deketin cewe, gue coba deketin Jessi, sering beri dia perhatian, gue berandai-andai kalau kami pacaran dulu"
Retha mendengar dengan seksama, sesekali melirik Ken dengan sinis. Bibir nya bahkan tanpa sadar cemberut tipis.
"Tapi dia bukan orang yang mau punya komitmen, dan milih buat jadi ttm, dia juga friendly abis bikin gue kadang cemburu, tapi itu dulu. Sebelum ada lo, gue emang ada niatan buat ngehilangin rasa tertarik gue Jessi"
Ken menghela nafas sebelum melanjutkan penjelasan nya, lalu menatap ke arah Retha.
"Awal nya gue ragu buat berhenti suka sama Jessi, tapi semenjak lo ada gue jadi yakin Tha. Gue yakin kalau gue bisa lupain Jessi, bahkan gue ngerasa gue udah nggak ada rasa sedikitpun sama Jessi, Tha"
"Tiap bareng lo, gue lupa semua hal. Egois memang, tapi gue nggak bisa akhirin hubungan sebagai ttm itu saat hati gue belum yakin sama lo"
Retha ikut menatap Ken balik, ia hendak protes, dan ingin memarahi Ken karna menganggap diri nya tempat untuk pelampiasan karna cinta nya bertepuk sebelah tangan. Tapi Retha urung saat mendengar ucapan Ken selanjutnya.
"Gue cape harus jadi orang paling excited dari awal gue deket sama Jessi, bahkan perasaan suka itu udah hilang dari lama, cuma gue ngerasa nggak mungkin ngelepas dia di saat dia lagi kritis"
"Kritis?"
Ken mengangguk. "Jessi kena getah bening stadium 4, awalnya gue pengen egois dan akhirin ttm itu tapi setelah gue tau dia sakit, gue cuma nahan diri gue sendiri buat tetap nemenin dia"
"Dan dia baru bisa sembuh dua minggu yang lalu setelah banyak pengobatan dari dokter luar negeri dan dokter terkenal yang ngobatin, dia berhasil selamat dari cobaan"
"Jadi tugas gue udah selesai, dia juga mulai deket sama cowo lain lagi, padahal gue masih jadi ttm nya"
"Dan minggu kemarin gue di mall itu buat akhirin ttm itu, supaya gue nggak ngerasa berat buat ngedeketin lo"
"Tapi lo ketawa sama dia"
"Iya gue ketawa buat ngehargain lelucon nya. Gue udah mau pergi itu tapi dia mohon-mohon buat nemenin dia sebentar, ya gue terpaksa" Ken terus menjelaskan dengan perlahan dan tanpa mengeluarkan emosi nya.
Retha terdiam menatap ke arah depan. "Berarti sekarang lo-"
"Iya, gue udah selesai. Gue bakal bisa lebih fokus ke lo doang sekarang, Tha" sahut Ken menyela.
Retha pun menoleh menatap wajah Ken dengan tatapan penuh arti, ia sejak tadi mencoba menahan senyum nya.
"Ekhem. Silakan di kejar, tapi jangan paksa gue buat nerima lo sekarang" Retha pun melenggang meninggalkan Ken.
Retha berjalan dengan senyum yang sudah tak bisa ia tahan, akhirnya cinta nya tak bertepuk sebelah tangan, tapi tetap saja Retha akan jual mahal untuk sekarang. Ia ingin merasakan rasanya di kejar seperti Jessi.
Rimba dan Nando yang berdiri di samping tembok mendapati Retha senyum-senyum sendiri pun saling pandang.
"Ngapa lo senyum-senyum" cibir Rimba mengejutkan Retha yang sedang membayangkan Ken mengejar nya.
"Diem deh" ketus Retha kembali berjalan dengan raut datar dan di tekuk.