Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Usai pembacaan doa dan ceramah setelah nikah beberapa menit lalu, kemudian dilakukan penjemputan isteri atau mempelai wanitanya. Saat penjemputan dilakukan semua bersorak senang, bahagia, akhirnya mempelai Pria menemukan mempelai wanitanya lalu berjabat tangan, tidak lupa Saddam mengecup kening Ifah seraya membacakan doa untuknya.
"Alhamdulillah." semua orang lega akhirnya sah juga mereka menjadi pasangan suami isteri, kemudian mereka akan dibawa ke tempat ijab kabul tadi untuk berfoto dan menandatangani berkas.
"Silahkan di kecup kening isterinya." ucap penghulu. "Sudah halal ya." imbuhnya.
"Setelah tanda tangan buku nikah, pasang cincin lalu berfoto." ucap moderator.
Usai melakukan beberapa ritual tersebut kini saatnya mempelai menuju ke pelaminan.
"Kita sambut mempelai kita pada hari ini yang menjadi ratu dan raja sehari." sorak moderator semangat. Tari tarian pun dimulai yang diiringi oleh musik untuk menyambut mempelai menuju pelaminan.
"Ini dia mempelai Pria bernama Saddam dan mempelai Wanita bernama Ifah. Beri tepuk tangan yang meriah!" sorak moderator lagi.
Duduklah Ifah dan Saddam di atas pelaminan yang di hadiri oleh banyak tamu undangan khususnya keluarga besar mereka masing masing.
"Selamat Ifah, gak nyangka jodohnya bukan dia." bisik bunda Sari yang datang memberikan doa dan ucapan selamat.
"Ya bun." ucap Ifah canggung karena merasa tidak enak dengan sang suami.
"Selamat ya!" ucap Tika ramah.
"Terima kasih." jawab Ifah tersenyum manis. "Ini kan yang suka kak Dirman." batin Ifah.
"Aku Tika." dia memperkenalkan diri. "Nanti boleh ngobrol?" tanyanya.
"Insya Allah." jawab Ifah singkat lalu Tika turun karena tangannya sudah digandeng oleh bunda Sari. Mungkin Tika datang menemani bunda Sari pikir Ifah.
"Siapa yank?" tanya suaminya yaitu Saddam.
"Senior di Pasca yank." jawab Ifah singkat lalu mengalihkan pembicaraan. "Aku haus yank." ucap Ifah jujur meski alasan.
"Tunggu, panggil siapa ya?" tanyanya sambil celingak celinguk mencari orang yang akan dimintai tolong. "De, sini dulu!" panggilnya pada Nay adik Ifah.
"Ya kak?" tanyanya mendekat.
"Kakak ta haus, tolong ambilkan air minum de." ucapnya lembut.
"Baik kak. Masih ada lagi?" tanyanya.
"Itu saja de." jawab Ifah jujur. Lalu Nayla turun dan mengambilkan aqua gelas di piring lebih dari satu beserta tisu kering.
"Terima kasih de." ucap Ifah dengan senyum. Lanjut menyambut tamu yang berdatangan mengucapkan selamat dan memberikan doa restu. Beberapa jam berlalu, kini waktunya pulang dan istirahat.
"Ganti baju dimana yank?" tanya Ifah sambil berdiri memperbaiki sendal tingginya.
"Di rumah saja yank. Baju ta ada ji?" tanya sang suami.
"Ada sama Nayla yank." jawab Ifah singkat lalu perlahan turun dari tangga dan dipegangi Saddam.
"Cie pengantin baru dah mau pulang saja!" ledek Ocha mendekat.
"Kamu belum pulang Cha?" tanya Ifah heran.
"Tunggu jemputan, Gun ada di Palopo mau jemput sekalian ke kos kak." jawabnya jujur.
"Oh gitu. Aku duluan ya!" pamit Ifah lalu melangkah keluar gedung.
"Tunggu yank, itu mobilnya." Ifah berdiri disamping sang suami, lalu dia tatap suaminya.
"Kamu suamiku, kekasihku, teman hidupku, masa depanku. Aku tidak akan berpaling ke belakang lagi karena itu hanya masa lalu." batin Ifah semangat.
"Ayo yank." ajak Saddam, Ifah tersadar dari lamunannya. Kemudian naik ke dalam mobil bersama sang suami.
Setibanya di rumah Saddam, Ifah diajak ke kamar untuk berganti pakaian. Ternyata sudah ada pakaian Ifah di dalam kamar tersebut.
"Siapa yang bawa tas ku kesini?" batin Ifah bertanya². "Mungkin Nayla." gumamnya pelan. Kemudian Ifah berganti pakaian biasa supaya tidak terlalu panas karena menggunakan pakaian pengantin.
"Kenapa yank?" tanya Saddam masuk ke kamar, tadi sempat masuk tapi keluar lagi karena harus mengambil baju kaosnya di dalam lemari yang berada di ruang sholat.
"Siapa yang bawa pakaianku ini yank?"
"Nayla yank." jawab Saddam singkat lalu membantu Ifah untuk melepas pernak pernik yang cukup sulit.
Keluarga Ifah berada di rumah sebelah, tetangga ibu Setya. Mereka diizinkan menginap disitu karena kebetulan beliau tinggal seorang diri (Duda). Entah isterinya kemana dan anak²nya sudah sukses meraih kehidupannya masing masing.
"Alhamdulillah. Makasih yank." ucap Ifah santai kemudian berbalik menghadap Saddam hap lalu Ifah dipeluk.
"Yank." jantung Ifah berdetak cukup kencang begitu pula dengan jantung Saddam.
"Kamu menggoda ku yank." bisik Saddam.
"Gak yank." jawabnya sambil menggeleng. Posisi mereka saling berpelukan, Saddam duduk dipinggiran kasur dan Ifah berdiri menghadap Saddam.