Kisah ini mengisahkan tentang kehidupan kedua gadis kembar bernama Zahra dan Zavina keduanya memiliki karakter yang cukup berbeda, Zahrayang memiliki sifat bar bar dan tangguh, berbeda dengan Zavina yang memiliki sifat pandiam dan irit bicara, keduanya terlibat cinta pada ketua pemimpin organisasi keduanya yang suka tantangan jelas tak merasa takut, tapi satu tragedi membuat salah satu dari cinta mereka pergi, bisakah keduanya terus bahagia atau malah sebaliknya?
YUK..... IKUTI KISAH TWINS Z....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
"ughhhffff", suara lenguhan membuat seorang pria mengalihkan pandangannya.
" Aku dimana?", wanita itu mengerakan mata nya mencoba mengamati di sekelilingnya.
"Apa kau berubah menjadi bodoh setelah berulangkali kalah"
Degggg.... "Mas Adinata?", ucap wanita itu lirih.
" Aku sudah mengingatkan mu agar tak kembali ke Indonesia, tapi bodohnya kau malah berkerja sama dengan Alex, dia pria licik dia sepupu jauh tuan Leo mereka sudah lama saling berseteru dan kau dengan bodohnya bersekutu dengannya", Adinata berucap sinis.
"Lalu kenapa kau bisa berada di sini mas, bukannya artinya kita sama", Yolanda menjawab dengan ketus.
" Aku disini karna kami sudah merencanakan sesuatu, tapi semua sudah berantakan karna ulah mu dan Romeo, sudah ku bilang berhenti mengambil uang perusahaan kalian tak mengidahkan ucapan ku, sekarang semuanya habis bukan hanya perusahaan tapi pulau pribadi milikku ikut mereka rampas"
Keduanya masih sibuk berdebat tanpa mereka tau bahwa di ruangan itu sudah di pasang alat perekam suara.
*******
Sementara itu Arga sendiri saat ini sedang berada di ruangan khusus bersama Zahra, kali ini obat racik kan Aira tak bereaksi pada tubuh Arga.
"Sebenarnya serbuk apa yang digunakan Alex dan Yolanda", Tuan Sanjaya berucap sambil menatap kearah ruangan sang anak sulung.
"Kami masih mencari tahunya Om, doakan semoga kami segera menemukan sampelnya", Fadli berucap guna menenangkan mereka.
" Kok keadaan Arga hampir sama ya Pa dengan keadaan paman Haris dulu", Aira berucap pada tuan Leo.
Deg.... Seketika Leo teringat tentang kilasan masa lalu saat almarhum paman Haris tangan kanan ayah nya juga pernah mengalami hal seperti ini.
"Fad Om punya obat penawar untuk Nak Arga", sekita orang-orang yang berada di sana langsung mengalih kan pandangan kearah asal suara.
Ya Leo teringat dulu sang ayah pernah meracik penawar untuk Haris tangan kanan ayahnya, dia ingat sang ayah pernah bilang bahwa ibu Alex juga ahli dalam meracik obat-obatan karna hal itu sebelum sang ayah meninggal banyak obat mau pun ramuan yang di tinggalkan beliau.
Leo bergegas pergi meninggal kan rumah sakit menuju bandara dia akan pergi kerumah lama keluarga Parta yang berada di Singapore.
Sementara di ruangan Arga, Zahra tanpak murung dia sedih sebab kali ini obat racik kan Aira tak berpengaruh pada Arga hingga mengakibatkan pria itu harus terbaring lemah dengan berbagai alat medis di tubuhnya.
Cepatlah sadar aku merindukan mu, Zahra berucap lirih. Air mata Zahra tak terbendung entah mengapa dia merasa sedih melihat keadaan Arga apa lagi ruam yang ada di tubuh Arga membuat Zahra kian meradang.
*******
Pagi harinya Zahra dan Zavina kembali berkerja bagaimana pun mereka adalah kariyawan magang yang membutuhkan nilai akhir.
"Zav gimana keadaan disana", Zahra bertanya sebab setelah malam itu Zahra terus menemani Arga di rumah sakit.
" Sudah aman, tante Yolanda dan paman Alex juga udah di tahan, tapi sekutu mereka melarikan diri"
"Setidaknya keadaan sudah aman untuk saat ini", keduanya lalu berpisah menunu ruangan masing-masing.
Saat memasuki ruangan akutansi Zahra kaget sebab para temannya sedang berkumpul di meja Adel.
" Kalian pada ngapain", suara Zahra membuat mereka menoleh tapi hanya sebentar, "Sini deh Zah gabung kita lagi lihat grup lamba turah", Adel berucap sambil melambaikan tangan kearah Zahra. "Gosip apaan?", tanya Zahra setelah dia ikut bergabung.
Obrolan mereka terputus karna buk Susi dan juga Intan masuk tanpa mengetuk pintu.
"Berhenti bergosip kalian selesaikan laporan ini", ucap Buk Susi tegas.
"Sekalian pak Daren minta kalian menuju ruang review untuk pemilihan calon sekertaris", Intan berucap sambil melihat kearah mereka satu per satu.
" Loh kirain gak jadi mbak", Wita menyahut sambil mengaruk kepala.
"Kenapa gak jadi?", bukan Intan yang menjawab melaikan Buk Susi.
" Kan pak Arga lagi liburan dengan mbak Nadia", jawab Wita dengan lugas.
Uhuukkk.... Zahra sontak tersedak akibat ucapan Wita, "Siapa yang bilang pak Arga lagi liburan dengan Nadia?", Zahra bertanya sambil menatap Wita serius.
"Itu cuma gosip? Pak Arga aslinya lagi ke Jerman mengurus perusahan disana", Buk Susi menimpali perdebatan mereka.
"Beneran tau buk mbak Nadia posting di IG", Wita berkata sambil memperlihatkan foto di layar ponselnya.
Zahra langsung merebut ponsel Wita sekilas dia mengamati foto itu hingga dia sadar foto tangan itu bukanlah milik Arga.
Lagian mana mungkin Arga pergi dengan ulet keket dia kan lagi sakit, Zahra terkekeh dalam hati. Bis-bisanya dia hampir termakan cemburu karna sebuah gosip.
"Udah-udah sekarang kalian kerjain berkas ini dan jangan lupa nanti jam 10 keruang review", Buk Susi menengahi lalu pergi dari ruangan itu.
Setelah ke pergian buk Susi ruangan menjadi hening mereka mengerjakan tugas masing-masing hingga jam sudah menunjukkan angka setengah sepuluh.
"Kayaknya berkas-berkas ini kita kerjain nanti lagi deh! Soalnya ini sudah jam setengah 10", Riki berucap membuat suasana yang tadinya hening menjadi sedikit ramai.
" Eh... Gak terasa udah jam segini aja", Adel menyahuti sambil terkekeh.
"Ya udah ayok kita pergi", Adit melangkah lebih dulu baru lah ke empat temannya mengekor dari belakang.
Saat mereka sampai di lantai 2 tampak lorong ruangan review cukup ramai ternyata bukan hanya dari divisi akutansi saja yang di minta mengikuti tes ada juga dari beberapa divisi yang juga ikut di review.
"Eh... Ternyata rame juga disini", Riki berbisik di telinga Adel. " Iya aku kira cuma dari divisi kita doang? Ternyata?", Adel menjawab dengan ikut berbisik di telinga Riki.
"Loh kalian kok disini juga?", ucap seorang wanita dari name tagnya bernama Irawati dari devisi pemasaran. Dia menatap kelimanya dengan intens.
"Kami juga di minta untuk kesini", Adel menjawab ucapan Ira dengan ramah. Setelahnya mereka semua hening menunggu panggilan dari dalam ruangan review.
Satu persatu mereka mulai memasuki ruangan Review, hingga sampailah giliran kelompok Zahra dan Adit yang pertama maju terlebih dahulu.
Setelah hampir 20 menit Adit keluar dari ruangan itu, terlihat wajahnya biasa saja seakan semua pertanyaan yang di berikan masih lumayan bisa mereka jawab nantinya.
"Dit aman kan?", tanya Riki serius. Adit hanya menganguk sebagai jawaban. " Dasar kanebo", Adel berucap lirih di telinga Zahra. Zahra sendiri hanya mengelengkan kepala melihat tingkah ke tiga temannya.
Setelah cukup lama menunggu kini giliran Zahra lah maju dia menjadi peserta terakhir.
Tok tok
"Masuk"
Saat masuk Zahra kaget ternyata bukan hanya Daren yang berada di ruangan itu, ada tuan Sanjaya bersama kepala HRD juga ada disana.
Ada sekitar 10 pertanyaan dan juga ujian tertulis sebagai syarat untuk menjadi sekertaris Arga dan ujian itu cukup mudah bagi Zahra, tapi Zahra memilih menjawab beberapa saja.
Setelah 20 menit Zahra selesai dia langsung meninggalkan ruangan itu.