"Setelah menghancurkan hidupku, kau malah melupakan ku dan memilih bersama wanita lain! aku hamil anakmu!"
Ucapan lantang Enza membuat suasana pertunangan Orlando semakin kacau. Bahkan keluarga besar Gultom dan Arnold terkejut mendengar perkataan lantang Enza.
Kemunculan ayah kandung Enza secara tiba-tiba mengungkapkan satu rahasia besar yang selama ini keluarga besar Arnold maupun Gultom tutup-tutupi.
Enza tiba-tiba meminta cerai kepada Orlando karena suatu hal dan setelah perceraian itu. Enza tiba-tiba menghilangkan bagaikan di telan bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Di dalam mobil
"Akhir-akhir ini perusahaan mengalami sedikit masalah. Aku harap kau akan fokus menyelesaikan masalah disana sebelum kembali ke Roma." pinta Oscar kepada adik bungsunya. Ia yakin dengan kemampuan Orlando, masalah korupsi disana akan secepatnya terselesaikan.
Orlando mengangguk mendengar ucapan saudaranya.
Lain halnya dengan Enza. Ia semakin was-was ditinggal pergi oleh suaminya. Ia takut Orlando akan semakin sibuk dengan pekerjaannya dan melupakannya.
Tak beberapa lama mobil yang mereka tumpangi tiba di Bandara.
"Jet pribadi Arnold group yang akan membawamu ke Milan." kata Oscar menyerahkan koper adiknya.
"Kami akan menunggu kamu di parkiran." tambah Oscar menatap Enza.
Oscar dan Mike berlalu dari sana memberikan waktu keduanya berpamitan.
"Aku pasti akan merindukan mu." ujar Enza dengan mata berkaca-kaca.
"Kita masih bisa video call atau saling berkirim pesan. Jangan sedih." sahut Orlando mengelus kepala istrinya.
Enza memeluk tubuh Orlando dengan sangat erat. Ia seakan tidak rela bila berjauhan dari suaminya.
"Aku mencintaimu. Jangan pernah mencari wanita lain disana!" tegas Enza penuh peringatan.
"Mungkin saja aku belum bisa mencintai mu, Enza. Tapi aku tidak akan menduakan mu. Bukankah aku sudah pernah bilang pernikahan ini akan berlangsung seumur hidup! Hingga maut memisahkan kita!" balas Orlando tidak kalah tegas.
"Pilot dan beberapa pramugari sudah menunggu aku di dalam. Jet yang mengantarku akan segera berangkat." lanjut Orlando melepaskan pelukan istrinya.
"Tapi aku masih ingin memelukmu seperti tadi." omel Enza dengan wajah cemberut.
"Kita masih bisa video call. Jika kamu terus memeluk dengan erat. Lalu kapan aku akan berangkat?" balas Orlando dengan wajah bingung.
Enza akhirnya mengalah dan membiarkan Orlando melangkah naik ke atas jet.
"Ingat kabari aku setelah sampai disana!" teriak Enza dengan suara bergetar.
Orlando membalikkan tubuhnya dan melangkah kearah Enza. Ia memeluk tubuh bergetar itu dengan hangat.
"Aku tidak mau LDR. Aku ingin tinggal bersama kamu." kata Enza tiba-tiba menangis sesenggukan.
"Tapi aku harus pergi. Aku tidak mungkin meminta Sean yang pergi kesana. Lagian kita belum memiliki anak. Kamu juga masih sibuk magang dan menyelesaikan pendidikan mu. Kita tidak memiliki kesibukan lain selain aku harus bekerja dan kamu menyelesaikan pendidikan mu."
"Jangan khawatir. Aku akan sering menghubungi mu. Disaat weekend nanti aku akan pulang dan menghabiskan waktu luangkan bersama mu."
"Fokuslah dengan pendidikan mu. Aku berharap kamu akan lulus dengan nilai yang memuaskan."
Orlando melepaskan pelukannya dan mengecup dahi, kedua mata Enza dengan lembut. Terakhir dia mengecup bibir istrinya dengan singkat.
"Aku pergi dulu." kata Orlando untuk terakhir kalinya sebelum masuk ke dalam jet pribadi Arnold Group.
Enza bisa melihat dua orang pramugari menyambut Orlando di depan pintu.
"Aku akan sangat merindukan mu, Orlando." gumam Enza melambaikan tangannya kearah jet pribadi yang membawa suaminya ke Milan.
Orlando menatap istrinya dari dalam jet dengan perasaan campur aduk.
Enza memutuskan berdiri disana selama beberapa menit sebelum melangkah keluar bandara. Ia langsung masuk ke mobil saat melihat mobil kakak iparnya masih terparkir disana dengan rapi.
"Dimana kakak ipar?" tanya Enza saat tidak melihat keberadaan Oscar.
"Tuan muda memiliki urusan penting di markas, Nona. Ia dijemput anggota Black Mamba 20 menit yang lalu." ujar Mike melirik wajah mendung Enza dari kaca spion di atas kepalanya.
"Setelah ini, saya harus mengantar Anda kemana, Nona?" tanya Mike dengan hati-hati.
"Aku ingin kembali ke mansion." ujar Enza memejamkan kedua matanya. Ia tiba-tiba merasa ngantuk setelah menangisi kepergian suaminya.
#
#
Disisi lain
Dua pramugari menyajikan makanan dan minuman untuk Orlando di atas meja. Disana tersedia wine, coffee, buah-buahan segar, spaghetti, streak daging dan juga beberapa macam makanan penutup.
Orlando duduk seorang diri di dalam jet dengan pikiran menerawang kemana-mana.
"Aku yakin hal penting yang dimaksud kakak bukan tentang korupsi perusahaan. Pasti ada hal lain yang ingin dia sampaikan kepadaku." gumam Orlando dalam hati.
Tak beberapa lama sebuah notifikasi dari nomor Oscar muncul di layar ponsel Orlando.
[Ayah kandung Enza sudah mengetahui keberadaannya. Aku yakin cepat atau lambat dia akan membawa Enza kembali. Selama kepergian mu aku akan meminta beberapa anggota Black Mamba melindunginya secara diam-diam. Kau tidak perlu khawatir.]
Entah mengapa setelah membaca pesan dari saudaranya kepergiannya kali ini membuat hatinya berubah was-was.
aku kalau suka sama ceritanya gak nanggung nanggung ngasih hadiah tapi author pilih kasih ngasih cetrita nya nanggung muluk😌😌
setelah dewasa bukannya Orlando menikahi lupa nama istrinya tp bkn Enza bahkan istri Orlando hamil kembar 5. Sean kembarannya tdk menikah n kembaran perempuan Orlando terjebak urusan dg mafia lain saat menjauh dari keluarganya.
jk bener maka kemana istri Orlando n anak-anaknya g salah Elle nama istri Orlando klo g salah y, dah lama sih bacanya