NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang Pemberani

Damien bergerak cepat membalikkan tubuh Crystal, lalu menyandarkannya ke dinding dekat jendela. Dia membalas perlakuan gadis itu dengan luma•tan penuh nafsu. Sepertinya, Damien mulai menikmati keintiman yang mulai terjalin.

Ciuman panas tak terelakan. Rabaan nakal penuh hasrat menggelora, membakar gairah dua insan itu. Hanya dalam hitungan menit, meja kayu dekat jendela jadi saksi penyatuan panas sejoli tersebut. 

“Oh ….” Lenguhan pelan nan manja Crystal mengisi ruangan itu. Semilir angin musim panas masuk melalui jendela yang terbuka lebar, memberikan sensasi berbeda pada dua anak manusia tersebut. 

“Kau memang luar biasa,” ucap Crystal, di sela desa•han yang disertai ringisan kecil. Dia tak kuasa menahan rasa nikmat yang sedikit menyiksa, tapi terasa begitu menyenangkan. 

Sesekali, Crystal tersenyum nakal. Bahasa tubuh yang membuat Damien gemas, sehingga makin keras dalam memperlakukannya. 

“Kau menantangku?” bisik Damien, di sela deru napas memburu. 

“Kaulah sang pemberani. Aku menyukai ini … oh ….” Crystal melenguh cukup kencang. Sementara itu, kedua tangannya berpegangan erat pada pinggiran meja. 

Selagi Damien dan Crystal asyik bercumbu, Santiago tengah menuju ke ruangan itu. Saat tiba di depan pintu, dia sudah hendak mengetuknya. Namun, pria paruh baya tersebut mengurungkan niat, ketika sayup-sayup mendengar suara Crystal dari dalam. 

Santiago menggumam pelan, lalu tersenyum kecil. Dia berbalik, seraya menggeleng tak percaya. Sebagai ajudan yang baik, Santiago tak ingin mengganggu majikannya.

Beberapa saat berlalu. Permainan panas yang Damien dan Crystal lakukan telah selesai.

"Aku akan menghabisi Saviero untukmu,"" ucap Damien, setelah menaikkan resleting celana jeansnya.

"Sungguh?" Crystal tersenyum semringah. Dia langsung memeluk erat Damien. "Terima kasih sebelumnya."

Damien hanya menanggapi dengan gumaman pelan. Entah apa yang terjadi pada hidupnya kini. Tak tahu kenapa, dia merasa tertantang untuk memenuhi keinginan Crystal.

......................

"Aku akan mencari cara, agar Anda bisa bertemu langsung dengan Saviero. Namun, ada satu hal yang harus Anda perhatikan, Tuan," ucap Santiago, ketika sedang berbincang dengan Damien.

"Apa?" Damien menatap lekat pria paruh baya berpenampilan rapi itu.

"Saviero merupakan orang penting dan terpandang. Untuk masuk ke lingkarannya, Anda harus dianggap sepadan. Jalan terbaik yang bisa Anda ambil saat ini adalah menemui Tuan Emanuele. Dia akan membantu Anda untuk ___"

"Astaga," sela Damien segera. Raut wajahnya menyiratkan rasa tak suka. Bertemu dengan Emanuele, merupakan hal yang akan selalu dihindari olehnya.

"Turunkan ego Anda, Tuan," bujuk Santiago begitu sabar.

Damien tersenyum kecut. "Kau senang karena menempatkanku dalam situasi seperti ini?"

Bukannya tersinggung, Santiago justru tertawa pelan. "Coba saja saranku tadi, Tuan," bujuknya lagi.

"Demi apa, aku harus melakukan kekonyolan ini?" protes Damien tak suka.

"Demi ketenangan Anda," balas Santiago lugas. "Saviero akan terus mengintai bila tidak disingkirkan. Selain itu, tak ada salahnya memperbaiki hubungan yang lama terputus. Apa yang Anda lakukan akan sangat menguntungkan. Percayalah."

Santiago mendekat ke hadapan Damien. "Bukankah Crystal sangat cantik?"

Damien tak menanggapi pertanyaan yang dinilai sebagai jebakan. Pria tampan berambut gelap tersebut hanya menatap Santiago, sebelum menyambar jaket dan kunci mobil, lalu berbalik meninggalkannya.

Pria dengan tinggi 187 cm itu melangkah gagah menyusuri koridor. Damien terus memikirkan saran dari Santiago, hingga dirinya tiba di halaman depan.

Embusan napas berat bernada keluhan, meluncur dari bibir pria berparas tampan tersebut. Mau tak mau, Damien harus mencoba saran yang Santiago berikan. Tanpa berpikir panjang, dia langsung melajukan kendaraan, meninggalkan halaman Palazzo De Santis.

Selang beberapa saat di perjalanan, Jeep Wrangler yang Damien kendarai telah tiba di depan mansion dengan perpaduan warna kuning gading dan hijau emerald, yang menampilkan keindahan serta kemewahan.

Damien melangkah gagah memasuki bangunan bak kerajaan tadi. Sambutan penuh hormat, langsung diterima pria 30 tahun tersebut.

"Aku ingin bertemu dengan Tuan Emanuele," ucap Damien, pada seorang pria yang menyambutnya penuh hormat.

"Mari, Tuan." Pria berpenampilan seperti Santiago itu, mempersilakan agar Damien mengikutinya.

"Tidak usah terlalu formal. Katakan saja di mana dia. Aku belum lupa dengan seluk-beluk rumah ini," tolak Damien dingin.

Pria itu tertegun, lalu berbalik. "Tuan besar ada di lapangan tembak."

Tanpa mengatakan apa pun lagi, Damien bergegas menuju tempat yang disebutkan tadi.

Kerajaan De Santis. Bangunan megah itu berdiri di lahan seluas 50 hektare, dengan berbagai fasilitas mewah nan lengkap di dalamnya, yang meliputi 11 kamar tidur, helipad, kolam renang beserta sarana olahraga lain. Di sana juga ada satu area khusus, yang dijadikan sebagai tempat untuk berlatih menembak.

Damien menguatkan diri agar tidak terbawa amarah, saat menghampiri pria paruh baya yang tengah asyik dengan senjata api. Dia hanya memperhatikan, saat pria yang tak lain adalah Emanuele fokus membidik, lalu menembak tepat ke sasaran.

"Damien," sapa Emanuele, setelah menyadari kehadiran putra semata wayangnya. "Ini kejutan yang sangat luar biasa," ucap pria yang masih terlihat tampan dan gagah, meski sebagian rambut gelapnya sudah bercampur warna putih.

"Apa yang bisa kubantu, Nak?" tanya Emanuele, setelah melepas alat penutup telinga.

"Apakah Santiago sudah bercerita padamu?" tanya Damien dingin.

"Hanya sedikit. Aku ingin mendengarnya langsung darimu," jawab Emanuele penuh wibawa.

Damien menggumam pelan. Dia menatap tajam sang ayah, yang berjalan menghampirinya.

"Katakan," suruh Emanuele pelan.

"Aku bersedia memimpin organisasi."

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!