NovelToon NovelToon
Istri Baru Dr. Fawwas

Istri Baru Dr. Fawwas

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Paksaan Terbalik / Menikah Karena Anak
Popularitas:398k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Turun Ranjang
Fawwas, seorang dokter ahli bedah tidak menyangka harus mengalami kejadian yang menyenangkan sekaligus memilukan dalam waktu yang bersamaan. Saat putrinya dilahirkan, sang istri meninggal karena pendarahan hebat.

Ketika rasa kehilangan masih melekat, Fawwas diminta untuk menikahi sang adik ipar. Dia adalah Aara, yang juga merupakan seorang dokter kandungan. Jelas Fawwas menolak keras, belum 40 hari istrinya tiada dia harus menikah lagi. Fawwas yang sangat mencintai istrinya itu bahkan berjanji untuk tidak akan menikah lagi.

Tapi desakan dari keluarga dan mertua yang tidak ingin cucu mereka diasuh oleh orang lain membuat Fawwas terpaksa menerima pernikahan tersebut. Terlebih, itu juga merupakan wasiat terakhir dari sang istri meskipun hanya tersirat.


Bagaimana Fawwas menjalani pernikahan nya?

Apakah dia bisa menerima adik iparnya menjadi istri dan ibu untuk putrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IB 23: Aku Egois

Hallo sahabat readers, maaf ya sudah beberapa hari ini nggak UP. Othor sedang menghempaskan pikiran lelah karena regulasi yang memang sulit. Tapi tenang, saya tetap akan menyelesaikan karya saya hingga akhir entah dapat atau tidak reward nya. Saya berharap teman-teman yang membaca bisa sampai akhir. Itu lah bantuan yang saya minta dari teman-teman. Terimakasih yang sudah mendukung saya dari awal sampai akhir. Saya tidak akan mengecewakan teman-teman semuanya.

Jadi, selamat membaca

...****************...

Sekitar pukul 03.00 dini hari Fawwas kembali ke rumah. Dilihatnya Aara yang terjaga dengan mata sembab. Fawwas tahu bahwa istrinya itu saat ini sedang sedih. Beruntung Neida tidak rewel. " Ra, kamu terbangun atau memang belum tidur?" tanya Fawwas sembari ia mendekat ke arah sang istri.

" Aaah Kak, kakak sudah pulang. Bagaimana keadaan Ayah?"

Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan itu membuat hati Fawwas sedikit tidak nyaman. Ia tahu betul, saat ini Aara begitu mengkhawatirkan ayahnya. Fawwas tersenyum kecil dan mengatakan bahwa semuanya sudah baik-baik saja. Rezky Ananta mengalami kesusahan bernafas karena memang paru-parunya terganggu, dan sekarang sudah ditangani oleh dokter.

" Ayah akan segera kembali sehat, kamu jangan khawatir," ucap Fawwas lembut. Ia menggeser duduknya di ranjang tepat sebelah Aara. Tapi tidak disangka Aara malah menangis tersedu. Fawwas tentu terkejut, baru kali ini dia melihat Aara menangis seperti itu. Dengan sedikit keberanian, Fawwas membawa Aara ke dalam pelukannya dan menepuk punggung Aara pelan.

" Semuanya akan baik-baik saja Ra. Tidak akan terjadi apa-apa dengan ayah. Beliau akan dirawat dengan intensif dan akan kembali sehat."

" Hiks, a-ku takut Kak. Aku takut Ayah pergi meninggalkan kami seperti Mbak Aira pergi. Aku sungguh takut Ayah tiba-tiba pergi seperti Mbak Aira. A-aku tidak akan sanggup bila itu terjadi. Hiks."

Deg!

Fawwas terhenyak mendengar apa yang Aara katakan. Suara Aara ya g tertahan tertahan, dan isakan tangis itu terdengar sangat memilukan. Ia kini menjadi mengerti, bagaimana Aara begitu kehilangan Aira. Trauma itu bukalah main-main. Fawwas merutuki dirinya sendiri yang sama sekali tidak peka akan hal itu.

Nyatanya yang kehilangan Aira bukan hanya dirinya, melainkan seluruh keluarga Aira. Bahkan Rezky yang saat ini tengah terbaring di rumah sakit juga mengalami rasa kehilangan yang sangat terhadap kepergian putri pertamanya tersebut.

" Aku sungguh naif Ra, aku pikir hanya diriku lah yang kehilangan Aira. Aku merasa menjadi orang yang paling sedih atas perginya Aira, dan kini aku tahu aku salah. Kamu, Ayah, dan Ibu, semua begitu kehilangan Aira. Aku egois, karena hanya berpikir tentang diriku sendiri. Aku bahkan tidak menyadari keadaanmu. Trauma yang kau alami, kesedihan yang kau rasakan, aku sama sekali tidak memerhatikan itu. Maafkan aku Ra, aku sungguh minta maaf."

Fawwas mengatakan semua yang ada dalam hatinya. Ia semakin erat memeluk Aara. Ia tidak tahu apa yang saat ini hatinya rasakan, namun sebuah hal yang jelas, bahwa ia tidak ingin melihat Aara menangis.

Aara sendiri tidak tahu harus bagaimana menghadapi Fawwas. Ia memilih diam karena itu lah yang bisa dia lakukan sekarang. Fawwas membantu Aara untuk merebahkan tubuh, dan dini hari itu adalah pertama kalinya Fawwas memeluk tubuh Aara dengan sadar. Itu kali pertama Fawwas merengkuh tubuh sang istri dengan keadaan benar-benar sadar secara akal dan hatinya.

" Istirahatlah Ra, aku berjanji bahwa semua akan baik-baik saja besok," lirih Fawwas sambil mencium pucuk kepala Aara.

Hal tersebut membuat Aara sedikit terkejut. Ia memejamkan matanya, mencoba menetralisir debaran yang muncul di dada. Dengan sekuat tenaga, Aara tetap mencoba berpikir realistis. " Jangan Ra, jangan punya pikiran lebih. Kak Fawwas hanya simpati. Tidak akan lebih dari itu. Dia hanya sedang menenangkan dirimu, tidak lebih dari itu. Baginya kamu hanyalah adik ipar, dan bukannya istrinya."

🍀🍀🍀

Pagi harinya, setelah menjalankan kewajiban 2 rakaat Fawwas meminta Aara untuk kembali tidur. Awalnya Aara menolak, tapi dengan sedikit paksaan dari Fawwas pada akhirnya Aara mau juga. Tapi sebelumnya Aara sudah menyusui Neida dengan kenyang, sehingga dia tidak khawatir lagi Neida akan kelaparan.

Agar Aara tidur dengan tenang, Fawwas memilih untuk membawa Neida pergi keluar kamar. Biasanya jam seperti ini sang ibu sudah bersibuk ria di dapur. Dan dugaan Fawwas benar, Gauri sedang menyiapkan makanan ke dalam sebuah kotak makan.

" Untuk siapa Amma?" tanya Fawwas. Dia menarik kursi dan duduk di depan meja makan.

" Itu untuk ibu mertua kamu, nanti Amma akan kesana. Kau sudah menempatkan ayah mertuamu di ruangan terbaik kan?" sahut Gauri cepat tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan-makanan yang saat sedang ia tata di dalam kotak makan.

Tak berselang lama Faizal dan Bisma datang, kedua pria beda usia itu tersenyum cerah saat melihat Neida. Faizal bahkan langsung mengambil Neida dari pangkuan Fawwas dan membawa Neida untuk berjalan-jalan keluar.

" Buruan nikah, biar bisa punya yang seperti itu sendiri," ledek Fawwas. Faizal hanya bergeming mendengar cibiran sang kakak. Tanpa menjawab dan terus melenggang pergi ke luar rumah.

Sedangkan Bisma, dia menatap putra pertamanya itu. Fawwas tahu apa arti tatapan sang ayah. Dia menanyakan keberadaan Aara.

" Aku menyuruhnya tidur lagi Appa. Sepertinya dia sangat terpukul, Aara kembali mengingat saat Aira meninggal dan dia terlihat begitu ketakutan. Tidak aku sangka, ternyata trauma Aara begitu besar," decit Fawwas.

Gauri dan Bisma saling pandang ketika mendengar ucapan putra sulungnya itu. Mereka menduga bahwa Fawwas sepertinya mulai mengerti dengan kondisi Aara.

" Lalu,apa yang akan kamu lakukan?" tantang Bisma. Dia ingin tahu tanggapan selanjutnya Fawwas mengenai kondisi Aara.

" Tentu saja aku harus membantu menyembuhkannya. Aku tidak ingin dia kehilangan kemampuan nya di bidang medis. Bukankah Appa tahu kalau Aara adalah dokter yang berbakat, maka dari itu aku akan membantunya sembuh dari trauma agar dia bisa kembali ke rumah sakit," papar Fawwas panjang lebar.

Gauri dan Bisma tersenyum senang, sepetinya sang putra sudah bisa memahami istrinya. Tapi dalam hati Gauri. Dia belum bisa percaya sepenuhnya. Fawwas begitu bodoh soal perasaan orang lain, dia kurang memahami hati wanita. Bersyukur dulu Aira adalah wanita yang frontal. Ya, Aira selalu mengungkapkan apa yang dia rasakan. Sangat berbeda jauh degan Aara yang pandai menyimpan perasaan.

" Aku harap Fawwas jauh lebih bisa mengerti Aara dan aku harap mereka bisa menjadi lebih dekat dari pada sebelumnya. Bagaimanpun aku hanya menginginkan Aara untuk jadi menantu keluarga ini. Jangan sampai Aara pergi meninggalkan keluarga ini, tapi jika Aara tidak bahagia dengan Fawwas ya apa boleh buat. Tapi sungguh aku tidak ingin itu terjadi."

Gauri berbicara dalam hati, ia membuang nafasnya kasar. Saat ini Aara adalah menantu yang ia inginkan, bahkan Gauri berharap bahwa ia akan memiliki banyak cucu dari Aara. Tapi pertanyaannya, kapan itu akan terwujud? Dan apakah bisa terwujud?

TBC

1
komalia komalia
cinta nisa sama kaya aku cinta terpendam tapi aku sih aku yanv nikah duluan malah dan orang yang jadi cinta pertama ku sampai aku punya anak dan dia punya Anak cinta ku sama dia tak pernah di ungkap kan bahkan sampai si dia meninggal cinta ku masih ku pendam.
komalia komalia
laki laki mah mudah buat jatuh cinta
komalia komalia
getok aja kepala anak mu apa bisma
komalia komalia
Pasti lah fawas kaget
komalia komalia
waah ini kisah keturunan mas bisma dan gauri
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Indah Rianti
bagus cerita nya thor
Nur Aqilah
Luar biasa
Heryta Herman
berbagi cerita pada orang yg tepat memang akan membuat perasaan akan lbh baik dan bisa lbh menerima...
Heryta Herman
aayooo semangat aara...kamu pasti bisa..
kita pasti bisa...
Heryta Herman
Aara pasti pergi ke makam kakak nya...
memang betul trauma seseirqng akan susah untuk di lupakan...memakan waktu...
itu juga ku alami sendiri,sampai skrng masih harus pergi kaunseling..untuk menyembuhkan rasa trauma yg sdh 2 thn lbh...hhuuuffzz.../Sweat/
Heryta Herman
kemana kamu selama ini fawwas...sdh separah itu istrimu menaggung semua,kau baru sadar...dasar lelaki egois kau fawwas...
skrng tugasmu untuk memulihkan keadaan...
Heryta Herman
arsyad..kamu sunggih pria yg bodoh..kamu sdh berulah dlm kandang singa yg siap menerkammu kapanpun...
Heryta Herman
klo masih meragu,menyingkir lah sejenak..tinggalkan semua dan rasakan juga lihat lah sprti apa nti hasil nya
Heryta Herman
Eeeiitss..jngn senang dulu arsyad...kau juga sdh dlm pemantauan...
Heryta Herman
Aara...tegas lah..klo memang kamu tdk bisa hidup bersama fawwas...lbh baik katakan saja terus terang..biar sama" tdk tersakiti...
Heryta Herman
klo mau peluk istrimu ya peluk aja fawwas,ga usah gengsi.../Chuckle/
Heryta Herman
dasar ga peka kau fawwas...bener" aara pergi dari hidupmu baru kau tau
Heryta Herman
kamu egois fawwas...jngn menyesal klo aara akhirnya meniggalkan mu juga anakmu
Heryta Herman
secara tdk langsung fawwas sdh membuka ruang unruk pelakor masuk dlm hidupnya...sungguh sangat di sesalkan kelakuan fawwas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!