Misteri Kecantikan Gadis Tolaki

Ku menelusuri malam yg gelap gulita,menuju suatu tempat yg ada penerangan lampu petromaks nya,pura pura menanyakan angkutan menuju,lembah mekongga.

"Nona darimana?", tanya seorang lelaki berkulit hitam,besar tinggi,nulutnya bau minuman keras.

"Mau ke dusun dilembah mekongga bang,saya dari jauh,kebetulan,kemalaman tiba disini", ucapku.

Lelaki itu,terlihat mengerlingkan matanya,ke teman temannya yg sedang asyik minum dan ngelantur tak karuan.

"Baiklah,biar kami antar ke tempat tujuan Nona", ucapnya.

Ku yakin,inilah para lelaki yg dulu memperkosaku secara bergiliran,aku tak sabaran lagi,ingin membalaskan dendamku,ingin segera kupenggal kepala mereka satu persatu.

"Terima kasih sebelumnya bang", ucapku,sambil mencolek perutnya,membuatnya makin kegeeran.

"Saya duduk ditengah aja ya bang",kupancing mereka dengan gaya genitku.

"Terserah nona sajalah,yg penting enak buat nona dan enak pula buat saya", ucapnya

Mobil melaju dengan dentuman musik keras,mengitingi perjalanan kami yg sengaja diarahkan salah lagi.

"Pasti mereka mencari villa lagi,untuk menggilirku", ucapku dalam hati.

Kulingkarkan tanganku pada lelaki yg duduk disampingki,ia juga membalas pelukanku dan menciumku.

"Adik kok bau melati?", ucapnya keheranan.

"Iya bang,saya doyan bau melati", sahutku.

Lelaki itu terlihat menaruh curiga padaku dan melepaskan pelukannya.

Ia memilih pindah ke jok belakang,sementara yg lainnya,makin nakal dan kurang ajar.

"Turun disini ya dek", ucsp si rambut kriting,lelaki yg paling bengis dulu memperlakukanku

"Iya bang,disini saja", lalu aku turun sengaja berpakaian seksi.

"Sayang temani abang ya", ucapnya,lalu memelukku.

Kuperhatikan mereka semua sudah siap berbuat kurang ajar padaku,lalu ku ubah diriku jadi jamila yg asli saat mereka baru habis digilir,dengan tubuh penuh luka.

"Ti....tidak,kamu hanya setan yg mau memperdayai kami,pergilah", ucapnya.

"Jangan takut bang,aku masih pengen nih,ayo peluk aku", ucapku.

Mereka berlarian ketakutan,tapi tetap dapat kukejar,kelihatan mereka sangat ketakutan.

"Ampun jamila,kami tidak tahu menahu soal itu", ucap mereka.

Aku makin semangat,mempermainkannya,dan membuat mereka saling bertubrukan,jiwa kriminalku kian beranti,kuambil sebilah golok dan menggorok leher mereka,dan meninggalkannya.tubuh mereka kubuang kejurang,seperti mereka mencampakkan tubuhku begitu saja.

*******

Hana,gelisah menunggu jamila yg sudah sehari semalam pergi tak kembali,mau ditelpon,tak mungkin.ia bukanlah manusia biasa,melainkan bangsa dedemit yg datang kedunia,dengan satu tujuan,yaitu balas dendam.

"Kak hana,maaf ya buat kak hana menunggu lama", ucap jamila.

"Emang,kamu,dari mana aja sih?", hana mulai menggerutu.

"Abis balas dendam,semuanya sudah kubasmi kak,tinggal kak hana kuantar ke rumah orang tuaku", ucap jamila.

Rupanya,perjalanan menuju pemukiman orang tua jamila,sangatlah susah,jalan jalan bebatuan yg mendaki,terkadang harus menyusuri,aliran air yg untung sangat dangkal.

"Itu rumahku kak,yg dibawah pohon besar,kak hana saja kesitu,karna saya tak bisa menembus batas disitu,ayahku menanam sesuatu yg takkan bisa dimasuki mahkluk tak kasat mata apapun", ucap jamila

Dapat kumaklumi,jika ayah jamila berbuat demikian,karena ayahku pun,melakukan hal yg sama,sewaktu tinggal di hutan.

"Permisi",ucapku.

Tak ada sahutan dari dalam,kuulangi sekali lagi.

"Permisi", Teriakku,mengeraskan suaraku.

Terdengar derap langkah yg sangat pelan,membuka pintu,nampak seorang wanita tua,memicingkan matanya saat melihatku.

"Maaf,cari siapa nak?", tanyanya.

"Saya cari orang tuanya jamila bu", ucapku.

Ia menangis,saat kutanyakan perihal jamila,lalu mempersilahkanku duduk.

"Mari duduk nak", ucapnya.

Lalu kuceritakan maksud kedatanganku,tentang jamila yg ingin dikebumikan agar tidak gentayangan lagi.ia menangis dan memelukku.

"Saya ibunya jamila nak,tunggulah,sebentar ayahnya datang", ucap ibu jamila,sambil menyuguhkan secangkir teh manis.

"Kami sebenarnya,tak pernah setuju,jamila berhubungan dengan adil,karena kami sangat tahu sifatnya adil yg tidak pernsh serius ke wanita,apa lagi,kasta kami yg dianggap rendah", tutur ibu jamila.

Tak lama datang juga,seorang laki laki.yg setelah mandi,ikut bergabung mengobrol di ruang tamu,raut wajah nya sangat sedih,nyata dari air matanya yg mengambang.

"Mungkin itulah,jalan yg harus ditempuh jamila nak,padahal sudah ku nasehati tetap membangkang,biarlah rohnya bapak yg urus nak,kamu pulanglah lekas ke kota,kampung ini sangat berbahaya buatmu", ucap orang tua laki laki jamila,yg terlihat sangat mengkhawatirkanku.

Orang tua jamila,menyuruhku untuk tinggal bermalam saja di gubuknya,alasan diluar sudah sangat berbahaya karna jamila,telah buat kerusuhan dengan menghabisi beberapa nyawa.

"Bermalam lah nak,diluar sangat berbahaya", ucap pak hanan,bapaknya jamila.

"Iya pak terima kasih banyak", ucapku.

Istri pak hanan menyuguhi ku makan malam dengan makanan traditional daerah kami,yaitu sinonggi(Bubur sagu) yg dicampur dengan aneka sayur mayur dan kuah ikan dan dimakan dengan ikan asin.

"Apa pak hanan tidak takut,jika sewaktu waktu mereka ,akan kesini menuntut balas?", tanyaku penasaran.

Pak hanan tersenyum padaku,membuatku tambah bingung.

"Tak ada yg bisa melihat rumahku ini nak,kecuali orang orang yg ku kehendaki,bapak dan ibu,bukanlah kalangan manusia biasa,jamila pun mengalami nasib yg naas begitu,karena kekerasan hatinya,ia tidak mau mendengar nasehat", ucap pak hanan.

Sekarang baru bisa kumengerti jika pak hanan,bukanlab manusia biasa,ia dari golongan jin,hanya jamila yg terlalu berambisi jadi manusia karena tergila gila dengan adil yg menjadi asbab kehancurannya.

"Oya,Nak hana,bapak lihat aura yg memancar di tubuhmu,apa betul kamu titisan kandole?",tanya pak hanan.

Saya tertegun mendengar pertanyaan itu,yg betul betul terjadi pada diriku,aku titisan kandole dari beberapa generasi sebelum diriku.

"Betul pak,tapi saya berusaha semaksimal mungkin membuang jauh jauh aura negatif itu,aku ingin hidup selayaknya manusia biasa", ucapku.

"Itu sesuatu yg generasi sekarang sangat ditakutkan nak,kita ingin hidup berdampingan dengan manusia biasa,tapi kenyataannya,kita tetapi tersisih dari mereka,alasan ketidaksetaraan,oleh fisik kita yg memang sangat kontras dari mereka", ucap pak hanan sambil menguk kopinya.

"Jadi bagaimana dengan jasad jamila pak?", tanyaku lagi,yg memang menjadi tujuan utamaku kesini

"Besok bapak dan ibu ke lembah nak, kamu pulang ke kota saja,kurasa masih banyak keperluanmu", tegas pak hanan.

Aku tak bisa lagi melawan pak hanan yg bersikeras menyuruhku pulang,mungkin ia memiliki maksud tertentu.

************

Malam terakhir tidur dirumah pak hanan,suara suara gemerisik,suara wanita menangis dari jauh yg mendayu dayu,menyulitkan mataku terpejam,sangat terasa aura ghaib dalam rumah ini membuatku sedikit takut,tapi kusadari diriku yg sebenarnya bagian dari mereka juga,hanya aku di takdirkan hidup di alam manusia.

"Kak hana!", terdengar suara jamila memanggilku

"Jamila,kamu dimana?", tanyaku penasaran,bukannya jamila tak bisa menembus rumah orang tuanya ini

"Kak hana,saya sudah terkurung dalam guci besar ini!", teriak jamila.

Aku tertegun mendengar ucapan jamila,apa pak hanan yg telah menangkapnya untuk menghindari korban selanjutnya.

"Kak hana,tolong lepaskan aku", pinta jamila.

Tapi aku takut pak hanan akan marah saat mengetahui apa yg kulakukan.

"Hana,tidurlah nak,jangan dengarkan jamila", ucap pak hanan yg rupanya mendengar suara jamila.

Suara tangis jamila mengiris iris kalbuku,suara rintihannya sangat sedih,membuatku meneteskan air mata.

"Maafkan keterbatasanku disini jamila", ucapku dalam hati.

Jamila terus menangis dan melolong seperti orang yg dipukuli,membuatku tak sanggup mendengarnya,kuseret tasku menjauh dari rumah orang tua jamila,untuk segera kembali ke kota,tempatku bekerja.

"Mau kemana bu?", tanya seorang sopir mobil,saat melihatku berdiri di tepi jalan.

"Ke kota kendari pak", sahutku.

"O iya bu,silahkan naik,duduk di depan saja", kata sopir itu,sambil membukakan pintu mobilnya,dan akupun segera naik.

"Ibu,darimana memangnya,kok berani betul berdiri disitu?", tanya sang sopir keheranan.

"Saya dari rumahnya teman pak,kebetulan orang tuanya tinggal tak jauh,dari tempatku tadi berdiri", jawabku,sambil tersenyum.

kulihat sopir yg sudah separuh baya itu ketakutan,nampak dari raut wajahnya.

"Maaf ya bu,bukannya saya menakut nakuti ibu,wilayah itu cukup rawan dan sangat angker dari dulu,apalagi akhir akhir ini,arwah jamila membabi buta menyerang warga", ucap sopir itu.

Saya tidak terkejut mendengarnya,karna memang sudah kutahu sebelumnya.namun dorongan ingin tahu tentang orang tuanya jamila mendorongku,untuk bertanya ke sopir itu.

"Jamila itu siapa pak?", tanyaku,seperti tidak mengenal jamila.

"Ia sebenarnya,bukan manusia biasa,ia sudah meninggal berpuluh puluh tahun yg lalu,tapi sepasang suami istri yg dihutan,tak punya anak,membangkitkan arwah jamila dan mengangkatnya jadi anak,lalu jamila bergaul seperti layaknya manusia biasa,yg kemudian jatuh cinta pada seorang anak manusia.", tutur sopir.

"Bukannya jamila diperkosa beramai ramai pak", celetuk seorang penumpang,yg duduk di belakangku.

"Betul,yg memperkosanya,suruhan pacarnya juga,karena sipacar,tidak mau bertanggung jawab pada kehamilan jamila", imbuh si sopir.

"Kasihan ya,maksudnya ingin menjadi manusia seutuhnya malah,mati secara mengenaskan", kata sopir.