NovelToon NovelToon
Pesona Istri Titipan

Pesona Istri Titipan

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:382.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Wiji

"Shaka! Nimas sedang hamil anakku. Tolong nikahi dia, jaga dia seperti kau jaga orang yang kau cintai. Ada darahku yang mengalir di janin yang sedang di kandung. Terima kasih."

Itu adalah amanah terakhir dari Bryan, Kakak dari Shaka. Sejak saat itu Shaka benar-benar menjalankan amanah dari sang Kakak meskipun ia sendiri sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama dua tahun.

Tidak mudah bagi Shaka saat sedang menjalani apa yang sudah di amanahkan oleh Bryan. Berbagai tentangan dari sang kekasih dan juga kedua orang tuanya tak bisa ia hindari.

Mampukah Shaka menjalani bahtera rumah tangga dengan wanita yang bahkan belum ia kenal? Sampai kapan Shaka kuat menjalankan amanah yang di limpahkan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Hak Dan Kewajiban

Begitu sampai rumah, kedua orang tua Nimas ternyata sedang berada di ruang tamu. Mereka duduk berdua tanpa kata, pandangan mereka arahkan pada pintu yang terbuka lebar.

Shaka dan Nimas yang baru sampai di pintu menjadi saling tatap seakan menanyakan hal yang sama.

"Loh, Ayah sama Ibu kok di sini? Bukannya istirahat, kata Nino kalian pulang duluan karena cape," ujar Nimas bergabung dengan mereka yang di susul oleh Shaka.

"Iya, kami memang sedang cape. Bukan fisik, tapi hati. Ada yang mau kalian bicarakan? Mumpung kami di sini?" tukas Bu Rahma dingin.

Shaka dan Nimas kembali saling tatap.

"Maaf, Bu. Kami nggak paham, maksudnya gimana?" Shaka yang bertanya.

"Benar kamu hamil, Nimas? Jawab dengan jujur apa yang Ayah tanyakan!" tutur Pak Ridwan.

"Ayah dapat kabar itu dari mana?"

"Iya atau tidak?"

Nimas menelan ludahnya kasar. Lidah yang semula banyak bicara mengenai permohonan pada Shaka yang tinggal di rumah Bu Marissa mendadak terasa tak bisa digerakkan. Tatapan dari sang Ayah bukan membuat Nimas takut, tapi lebih kepada ia merasakan kekecewaan dan merasa bersalah pada pria yang sudah membuatnya merasakan dicinta dari lahir.

"Maafin aku, Yah. Aku akui aku salah. Aku minta maaf." Nimas meluruhkan dirinya ke lantai dan berlutut di depan ayahnya yang tengah duduk di sofa.

"Iya atau tidak, Nimas?" Pertanyaan yang sama masih diajukan oleh Pak Ridwan.

Nimas hanya mampu menganggukkan kepala lemah. Dari suara yang dikeluarkan oleh Pak Ridwan, Nimas bisa menebak bahwa beliau sedang menahan tangis.

"Siapa yang melakukannya?"

"Ayah, biar saya yang menjelaskan," sahut Shaka.

"Jangan menyela pembicaraan Ayah dan anaknya. Anak Ayah sudah berbohong, ini yang kamu dapat dari pergaulan kamu?"

"Ayah, aku nggak ada maksud berbohong, aku takut Ayah marah dan akan malu kalau aku jujur."

"Tapi kamu sudah buat Ayah dan Ibu malu hari ini. Ayah kecewa sama kamu. Siapa yang melakukan ini? Ayah harap kamu cerita dengan jujur."

Tidak ada pilihan lain selain kembali mengulang cerita yang menyedihkan itu. Kesedihan dan wajah kecewa langsung bercampur aduk menjadi satu di wajah kedua orang tua Nimas. Sementara Shaka hanya menunduk lesu memandang istrinya yang bercerita seraya sesenggukan.

Menghela nafas panjang adalah jawaban yang muncul pertama kali setelah Nimas selesai bercerita. Nampak kedua orang tua Nimas yang sudah kehabisan kata.

"Ayah, Ibu, semua yang sudah terjadi tidak bisa diperbaiki lagi. Kita hanya bisa merubah keadaan ini menjadi tidak semakin buruk. Saya dan Nimas memang tidak saling kenal sebelumnya, tapi saya yakin, kami bisa menjalani kehidupan rumah tangga dengan baik," sahut Shaka.

Kilasan perbuatan buruk yang diberikan oleh kedua orang tua Shaka dan gadis yang mengaku sebagai kekasih Shaka melintas begitu saja di kepala Pak Ridwan. Bagaimana jika perlakuan yang mereka terima akan di terima juga oleh Nimas. Siapa yang akan menjamin keselamatan mentalnya nanti, sedangkan beliau belum terlalu mempercayakan Nimas pada Shaka.

Di tengah isakannya, Nimas berpikir siapan yang melakukan ini? Siapa yang memberitahu ayahnya bahwa ia sedang mengandung? Tidak ada orang yang tahu bahwa dirinya hamil. Selain suaminya dan keluarganya. Tapi Raisa juga tahu hal ini. Ah pusing sekali rasanya jika Nimas menerka-nerka seperti ini.

Siapapun yang memberitahu itu pasti tidak suka dengan kehadiran dirinya, mungkin itu salah satu alasan yang membuat siapapun pelakunya mengungkap rahasia besarnya.

"Ayah aku akan menjaga diri di sini, tidak perlu khawatirkan aku. Aku punya Shaka yang Ayah sendiri juga lihat bagaimana dia memperlakukan aku, kan?" Nimas berucap seolah mengerti apa yang dikhawatirkan kedua orang tuanya.

"Memang apalagi yang bisa Ayah lakukan selain membiarkan kamu di sini? Tanggung jawab kamu sudah berbeda, kehidupan kamu juga sudah berpindah tangan. Ayah akan berusaha untuk percaya bahwa semua baik-baik saja. Ingat kata Ayah, Nimas, jika ada yang menyakiti kamu lebih dulu tanpa kamu sakiti mereka, jangan balas menyakiti. Tapi lawan dengan cara kamu melindungi diri kamu sendiri. Contoh kecilnya, jika ada yang ingin memukul kamu, jangan memukul balik. Tapi lindung diri dengan cara yang lain, paham maksud Ayah?"

"Paham, Ayah. Aku akan selalu ingat pesan Ayah. Aku minta maaf sudah buat Ayah kecewa." Nimas menghambur memeluk sang Ayah dengan isakan yang kembali terdengar.

Bu Rahma tak luput dari pelukan Nimas, terdengar dari isakan keduanya. Kedua orang tuanya tak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang dalam terhadap sang Anak. Namun, bu Rahma adalah orang yang paling kentara di antara keduanya. Hal itu terlihat dari pelukan Nimas yang tidak dibalas oleh Beliau. Berbeda dengan Pak Ridwan yang berusaha untuk terlihat menutupi segala luka yang ada dengan petuah baik dan sentuhan hangatnya.

"Ya sudah, kamu istirahat sana! Kamu pasti lelah. Kami juga mau istirahat," tutur Pak Ridwan meninggalkan ruang tamu yang di susul olah Bu Rahma. Nimas yang masih terduduk di lantai hanya menatap kepergian keduanya dengan tatapan nanar.

"Nimas." Shaka baru saja menyentuh bahu istrinya, namun wanita itu justru menubruk tubuh Shaka dengan pelukan. Hatinya sangat terluka melinat luka hati yang tak terlihat oleh mata.

Shaka membiarkan wanita itu menangis dahulu, menumpahkan segala kesedihan dan akibat dari kebohongan yang ia buat sendiri. Namun, Shaka sama sekali tidak menyalahkan istrinya. Ia tahu yang dilakukan istrinya itu salah, tapi bukan berarti dirinya sebagai suami berhak untuk menghakiminya.

Setelah beberapa saat menumpahkan air mata di dada suaminya, Nimas beranjak dari pelukan yang menenangkannya itu. Shaka dengan lembut menangkup kedua pipi istrinya seraya ibu jarinya yang menghapus air mata yang masih tersisa di pipi.

"Udah tenang sekarang? Bisa kita ke kamar sekarang?"

Nimas hanya menjawab dengan anggukan.

Dengan lembut Shaka membantu Nimas berdiri dan menuntunnya ke kamar. Ada perasaan gugup di diri Shaka, namun keadaan yang amburadul membuat rasa gugupnya sedikit tertutupi.

"Shaka, siapa yang memberi tahu Ayah dan Ibu kalau aku hamil?" Petanyaan yang mengganggu Nimas akhirnya terlontar juga.

"Aku nggak bisa bisa jawab siapa yang sudah memberitahu mereka. Karena aku sendiri juga nggak tahu, akan aku cari tahu siapa orangnya. Aku nggak mau meyebut nama tanpa bukti. Jangan kamu pikirkan masalah ini, ya. Biar aku aja yang urus. Bisa aku minta satu hal, Nimas?"

"Apa?"

"Panggil aku Mas. Kita sudah suami istri, terlepas dari perasaan kita yang entahlah ini. Kamu dan aku wajib menghormati aku sebagai suami. Begitu pun aku juga wajib menghargai kamu sebagai istri. Kita harus tetap melakukan apa yang sudah menjadi kewajiban kita, dan kita harus mendapat hak dari pasangan, kan? Dan salah satu hal sepele sebagai bentuk penghormatan kamu ke aku, panggil aku Mas. Bisa, kan?"

"Hak?" ulang Nimas.

"Hak bukan urusan ranjang saja, tapi banyak. Ya udah, temani aku makan, aku lapar." Shaka menggeret tangan Nimas untuk ikut dengannya keluar kamar.

1
Ratih Hermansyah
part ini mengandung bawang/Sob/sedih jg jadi bryan
Ahmad Nashrullah
aneh,,,,,berzina,,,,meninggalkan aib n anak tak bernadab ke dirinya mo metong malah meninggalkan wasiat g genah,,,,,anehhhh
Yani Mulyani
Biasa
Ogi Ngatama
baik
Marlina Pardede
p
Erlinda
nimas ini super super goblo..hadeeeh sorry Thor aq stop sampai disini
Erlinda
yg aq ga ngerti kenapa author nya selalu menciptakan sosok wanita bodoh dan lemah disiksa dan dilecehkan jujur aq yg sudah ratusan membaca novel online ini baru 7 novel yg luar biasa karakter cewek nya.ga lebay ga bodoh .ini seperti sinetron ku menangis deh
Erlinda
ya Allah dasar mertua iblis semoga kau mati ditabrak mobil sampai hancur berkeping keping..
Erlinda
si nimas ini kenapa sih kok keras kepala banget ga nurut kata suami .lama lama benci jg aq dgn sikap nimas yg bodoh bin tolol ini
Erlinda
hei pak Malik itu adalah calon cucumu darah daging Bryan ..jadi orang kok seperti ga punya hati..ntar klo cucumu udah lahir dan besar jgn kau akui dia cucumu .seperti kebanyakan novel
Sri Sunarti
,lanjut
Dafila Nurul
bagus ceritanya tp banyak typo nya.
ayu irfan
Bu Marisa tega, pdhal ke cucu sendiri lo😢
ayu irfan
Shaka, kamu langka.
Susi Andriani
cintanya saka bikin aku baper😃😃😃
Susi Andriani
semangat mas saka💪💪💪
Susi Andriani
owalah ibu ibu jadi ibu itu ya mbok jangan jahat
Susi Andriani
mau aja aku mencekik ibunya saka
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sehar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!