NovelToon NovelToon
Menikahi Lelaki Tunanetra

Menikahi Lelaki Tunanetra

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Mafia / CEO
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: alfajry

Kanazya Laurels, wanita yang hidup sendiri dari kecil. Ayahnya meninggal setelah ditinggal ibunya pergi.

Dia bertemu dengan seorang pria penjual bunga yang sangat tampan hingga membuatnya terpesona. Tetapi lelaki itu ternyata tunanetra.

Tak disangka, Kana setuju menikah dengan Krishan lantaran ia terhimpit dan butuh tempat tinggal. Tetapi pesona Krishan yang luar biasa itu, membuatnya jatuh cinta.

Masalah terus berdatangan saat Kana menyadari bahwa lelaki buta yang ia nikahi bukanlah orang sembarangan.

Siapa sebenarnya Krishan? Bagaimana cara dirinya melindungi istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insecurity

"Benarkan, kau percaya padaku?"

Krishan mengangguk, dia lalu meletakkan kepalanya di bahu istrinya.

"Hei, ada apa?" Kana mengelus lembut rambut Krishan, dia merasa suaminya itu sedang sangat sedih.

"Aku takut kau meninggalkanku."

"Kenapa tiba-tiba bicara begitu?" Kana mengerutkan dahinya. Mendengar nada dan raut Krishan yang sedih, membuat Kana kebingungan. Wajah yang kadang terlihat garang akhirnya memperlihatkan sisi sedihnya.

"Aku takut kau bosan karena aku buta. Lalu akhirnya kau pergi dengan laki-laki lain."

"Hah?" Kana melongo mendengar racauan Krishan. Dia lalu menarik suaminya untuk duduk di sofa.

Kana menangkup kedua pipi Krishan dengan tangannya. Dia memperhatikan wajah sedih suaminya, melihat ke arah mata yang tak berfungsi namun terlihat sendu. Benar-benar membuatnya gemas, seperti anak yang tak mau ditinggal Ibunya pergi.

"Aku mengerti, Krish. Bukankah aku pernah bilang bahwa ayahku juga sepertimu?"

Krishan tak menjawab, dia memang ingat Kana pernah cerita tentang itu.

"Aku tahu bagaimana cintanya Ayah pada Ibu, aku juga yang menyaksikan keterpurukan Ayah sepeninggal Ibuku. Aku tidak mungkin melakukan hal yang sama dengan Ibuku, Krish. Itu yang pertama. Lalu yang kedua, aku mencintaimu."

Penjelasan Kana tak juga membuat suasana buruk di hati Krishan mereda, karena tidak ada yang menjamin rasa cinta Kana akan ada sampai garis finish. Apalagi mendengar cerita Ibu Kana, bukankah dulu dia juga mencintai suaminya?

"Krish, kau mencintaiku, kan?"

Krishan mengangguk cepat, membuat Kana tersenyum dengan wajah Krishan saat ini. Mirip anak anjing yang lucu.

"Kalau begitu, kau harus percaya padaku, Krish. Lagipula kau sendiri yang mengatakan kalau aku tidak boleh bilang kau suamiku."

Krishan menunduk. Benar, dialah yang melarang istrinya mengatakan itu. Lalu saat istrinya dikejar lelaki lain, hal itu malah membuatnya frustrasi.

"Jadi, kau sedih karena memikirkan itu, ya?"

Kana menarik tubuh Krishan lalu memeluknya. Dia memaklumi perasaan suaminya yang pernah dikhianati mantan calon istrinya, juga keadaannya yang sekarang membuat kepercayaan diri Krishan menurun. Dia pasti selalu memperkirakan hal buruk yang terjadi padanya.

"Padahal aku suka sekali tampangmu yang garang itu."

Krishan langsung menarik dirinya. Kini dia mengubah ekspresi wajahnya menjadi dingin, membuat Kana terkekeh.

"Kau berjanji tidak akan meninggalkanku, kan?" Tanyanya lagi.

"Iya, kecuali kau yang meninggalkanku."

"Itu tidak akan pernah terjadi." Ucapnya dengan tegas, membuat Kana semakin gemas.

"Aduuh, lucu sekali, sih. Gemas aku.." Kana mencubit kedua pipi Krishan dengan gemas lalu mengacak-acak rambut Krishan.

"Jia.."

"Hahaha. Iya, iya. Habisnya kau lucu. Tapi Krish.."

"Ada apa?"

Kana memegang perutnya. "Aku lapar, tidak sempat sarapan. Aku mau pulang dulu." Ucapnya lalu beranjak.

"Tunggu. Kita makan sama-sama. Bagaimana kalau kita jalan-jalan hari ini. Aku akan menutup toko."

"Waah, benarkah? Yeee.." Kini giliran Kana yang berlompat seperti anak kecil lalu memeluk pinggang Krishan. Persis anak yang senang karena diajak bermain oleh ayahnya.

Tak menunggu lama, mereka menutup toko dan langsung pulang untuk bersiap. Krishan memakai baju yang sudah disediakan Kana, membuatnya semakin menyayangkan, kenapa Kana tidak hadir dalam hidupnya dari dulu.

"Jia, aku bisa makan sendiri. Lebih baik kau makan, katanya lapar." Tolaknya saat Kana menyuapi dan menyuruhnya membuka mulut.

"Iya, aku juga sedang makan bersamamu. Kita satu piring dan satu sendok, setelah menyulangimu, aku juga menyulangi diriku." Jelasnya penuh senyuman. Kana ingat, dia juga melakukan hal yang sama pada Ayahnya dulu.

Mendengar itu, Krishan diam dan menuruti saja.

"Kita akan kemana, Krish?" Tanya Kana.

"Kau mau kemana?"

"Kemana saja asal bersamamu."

Jawaban Kana membuat Krishan tersenyum cerah. "Bagaimana kalau kita di kamar saja."

"Krish..."

"Kau bilang asal bersamaku." Kekeh Krishan.

"Bagaimana kalau ke bioskop??" Kana langsung tersadar. "Ah.. maaf Krish, aku lupa. Kalau ke taman bermain? Ah tidak bisa juga. Hhmm.." Kana nampak berpikir, sementara Krishan berusaha menahan raut sedihnya. Dia merasa mereka punya keterbatasan melakukan hal yang diinginkan Kana.

"Kemana, ya?" Kana terus berpikir tempat yang bisa ia dan Krishan nikmati bersama. Lalu dia menoleh pada Krishan yang sudah tidak bisa menyembunyikan wajah sedihnya lagi. Dia tersadar, apakah Krishan tersinggung dengan ucapannya?

"Jia, aku ingin berenang."

Kana tak langsung menyahut. Dia terus menatap wajah Krishan yang menunduk. Nampaknya Kana menyepelekan ucapannya barusan. Krishan, dia pasti sedih karena Kana salah bicara tadi.

Krishan langsung berdiri. Tanpa meraba, dia berjalan karena sudah hapal dengan susunan rumahnya. Kana yang memperhatikan Krishan menuju kamar, tak juga bergeming. Dia tahu Krishan tengah kehilangan separuh kepercayaan dirinya. Tetapi kenapa? Bukankah selama ini dia baik-baik saja dan terlihat sangat percaya diri?

Sepanjang perjalanan, baik Krishan maupun Kana tak banyak bicara. Terlebih Kana, melihat kemurungan wajah Krishan membuatnya menyalahkan dirinya sendiri. Dia bukan tak mau minta maaf, namun ia takut jika permintaan maafnya justru lebih menyakiti Krishan.

Sesampainya, Kana malah melongo. Krishan membawanya ke salah satu hotel mewah. Pria itu memesan kamar yang menyediakan kolam renang pribadi di dalamnya.

Setelah masuk ke kamar, Krishan membuka bajunya dan langsung masuk ke dalam kolam renang, menapaki tangga kecil yang ada di dalam kolam, seolah ia sudah hapal dengan posisi kolam renang itu.

Kana hanya melihat Krishan yang berenang dengan rilex. Dia seperti sudah sangat terlatih dengan gaya dada.

Krishan mungkin ingin menenangkan perasaannya dengan berenang. Tetapi Kana bisa melihat wajah Krishan masih sama. Kana benar-benar merasa bersalah. Dia juga tidak tahu cara mengembalikan semangat Krishan seperti dulu.

Krishan belum juga berhenti. Dia terus berenang hingga Kana memutuskan untuk turun ke kolam. Dia menunggu di ujung, tepat di tempat Krishan akan mendarat. Kana merendamkan tubuhnya, bersiap saat Krishan sudah mendekat.

Ujung tangan Krishan meraih tepi kolam, tanpa ia sadari, dia mengurung Kana dalam kedua tangannya. Saat badannya naik ke permukaan, Kana menarik tengkuk lelaki itu, menyentuh pipinya yang basah, lalu menurunkannya mendekatkan ke wajahnya.

Kana mengecup lembut bibir Krishan. Dia menyadari kesedihan suaminya, dia menyesali perbuatannya tadi malam juga perkataannya hari ini, hal utama yang membentuk ketakutan dalam diri Krishan sekarang.

Krishan sejenak diam, membiarkan apa yang Kana lakukan padanya. Lalu tangannya memeluk tubuh Kana yang masih terus memagut bibirnya. Dia merapatkan pelukannya, sesuatu yang ia sangat butuhkan sekarang. Dia mulai merasa sedikit tenang, karena Kana bahkan menciumnya dengan sangat lembut.

Kana melihat wajah Krishan sebentar, lalu memeluk erat tubuhnya. Tanpa kata, mereka terus berpelukan lama. Seolah saling mengisi energi yang meluruh akibat kesalahpahaman yang dalam.

Krishan melepaskan pelukannya, meraba wajah Kana dengan tangannya yang basah. "Maafkan aku. Kumohon jangan menyesal karena telah menikah denganku."

Kana terenyuh. Perasaannya semakin meningkat pada pria di depannya itu. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Krishan, meletakkan pipinya di dada bidang nan nyaman itu.

"Jangan ucapkan itu lagi. Aku tidak mau mendengarnya karena itu tidak pernah sedikitpun terlintas dalam pikiranku."

Krishan semakin mengeratkan pelukannya. Merasa benar-benar beruntung telah meminta Kana menikah dengannya.

Kana mencium dada pria itu. "Aku harus bicara padamu. Ayo, naik."

Kana mengelap lembut wajah Krishan dengan handuk. Lelaki itu duduk dengan patuh, menurut saja apapun yang istrinya lakukan padanya.

"Sekarang, katakanlah semuanya. Aku tahu ada yang masih mengganjal di hatimu." Ucap Kana lembut lalu membaringkan handuk di kedua pundak Krishan.

Krishan tak juga mengeluarkan kata, Kana dengan sabar berjongkok di bawah Krishan. Dia menggenggam erat tangan lelaki yang dia belum begitu pahami sikapnya.

"Krish, aku tidak bisa mengerti apa yang ada di dalam hatimu jika kau tidak ucapkan." Ucapnya sembari terus menatap mata Krishan yang sendu.

"Kau tahu apa yang kurasakan saat pertama kali menyadari bahwa aku telah buta?"

Kana tak menjawab, dia memilih mendengarkan cerita suaminya.

Waktu itu, genggaman erat ia berikan pada sprei tempat tidurnya. Dia tahu ada yang tidak beres dari penglihatannya, apalagi setelah mendengar apa yang dokter katakan. Dan benar saja, dia buta. Walau dokter mengatakan hal baik, matanya masih bisa disembuhkan dengan operasi kornea baru, tetap saja Krishan syok berat. Dia bahkan seperti sudah tidak ingin menjalani hidup.

Krishan diam di tempat tidurnya. Hari sangat cerah waktu itu, tetapi sangat gelap di matanya. Dia tidak mau bicara bahkan pada sahabat-sahabatnya. Hancur, itu pertama yang ia rasakan. Putus asa, setelah ia tahu bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa.

Beragam nasihat terdengar di telinganya. Masuk dan keluar begitu saja. Dia menganggap orang-orang itu hanya pandai bicara. Jika hal ini mereka alami, tentu mereka pun tak akan sanggup menjalani hari tanpa bisa melihat.

Krishan, detik itu juga merasa harga dirinya terkoyak saat orang-orang menganggapnya seperti orang yang bodoh.

Mereka menuntun Krishan yang padahal bisa berjalan dengan benar. Mereka memberi Krishan uang, mereka mengasihani dirinya yang sedang berusaha untuk bangkit dari keterpurukan. Dari hari itu, Krishan belajar untuk bisa melakukannya sendiri. Bagaimana pun, Krishan tidak ingin dibantu walau dia buta. Dia tidak suka dikasihani, dia tidak mau orang-orang meremehkannya.

Lalu saat bertemu Kana, kepercayaan diri yang ia bangun sekuat tenaga seakan-akan hancur karena banyaknya keterbatasan dirinya saat bersama istrinya. Termasuk tidak bisa melindungi gadis itu hingga ia merahasiakan pernikahannya.

"Perlakukanlah aku seperti laki-laki normal pada umumnya, Jia. Tidak perlu menyuapiku makan, karena aku bisa sendiri. Tidak perlu menuntunku karena aku bisa berjalan sendiri. Jangan kasihani aku, karena itu menyakitiku. Aku ingin bisa berdiri tegak di depanmu, melindungimu."

Penuturan Krishan barusan membuat Kana menganggukkan kepalanya, dia mulai mengerti perasaan Krishan. Dirinya yang dulu gagah dan berjiwa pemimpin, mempunyai kekuasaan dan juga ego tinggi, harus menelan kepahitan hidup dan menjalani hidup dari bawah. Dia yang dulu sangat dihormati kini merasa seperti dibuang dan disepelekan.

Kana duduk di sebelah Krishan. Dia menangkup pipi Krishan dengan kedua tangannya.

"Krish, dengarlah.." Kana mengelus lembut pipi Krishan dengan Ibu jarinya, menciptakan rasa nyaman supaya apa yang ia sampaikan bisa diterima oleh suaminya.

"Tidak ada yang meremehkanmu. Aku melakukan itu juga bukan karena kasihan padamu. Bukan karena kau lemah dan tidak mampu. Tapi karena aku menyayangimu, Krish. Aku melakukannya karena rasa cintaku yang ingin kau terus dekat dan bersamaku. Apa selama ini kau menganggap semua yang kulakukan karena aku mengasihanimu?"

Penjelasan Kana membuat Krishan diam. Sementara Kana terus menatap wajah yang memang telah membuatnya jatuh cinta itu.

Krishan memeluk Kana, mencium bahu gadis itu dan Kana mengelus rambut suaminya dengan lembut.

"Aku sangat paham perasaanmu, Krish. Aku sangat mengerti. Tetapi aku ini istrimu. Aku melakukannya karena perasaanku padamu. Murni karena itu. Aku ingin melayanimu, memberikan yang terbaik supaya kau merasa senang dan nyaman. Bukan kebalikannya."

Krishan semakin mengencangkan pelukannya. Mendengar perkataan istrinya membuat hatinya semakin tenang dan dia benar-benar menyayangi Kana.

Benar, mungkin hanya perasaannya saja. Selama ini dia bisa menahannya. Entah mengapa saat mengetahui Kana digendong pria lain, juga ia yang tidak bisa berbuat apa-apa saat Kana mabuk membuatnya sedih. Perasaannya yang semakin dalam pada Kana justru semakin membuatnya tidak percaya diri, juga ketakutan akan Kana yang selalu bebas kesana kemari bersama teman laki-lakinya.

"Apa kau sudah lebih baik?"

Krishan mengangguk di pundak Kana.

Ah, manjanya.. Kana sampai benar-benar gemas.

"Jika ada lagi yang ingin kau katakan, aku akan mende.."

Kana terperanjat karena Krishan menciumi bibirnya, mengangkat tubuh gadis itu ke pangkuannya.

"Krish.."

"Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu, Jia." Bisiknya di depan bibir Kana, membuat dadanya bergemuruh mendengar ucapan yang sangat terlihat ketulusannya. Dia bisa melihat betapa Krishan mencintainya. Kana belum pernah merasakan ini sebelumnya. Bahkan ucapan Noah yang berkali-kali mengatakan cinta padanya, tak seperti ini. Ucapan Krishan sangat indah di telinga Kana.

Kana langsung menyambar bibir Krishan, menyesapnya lagi dan lagi. Dia menekan belakang kepala Krishan, menandakan bahwa ia inginkan lebih.

"Mau pindah?" Bisik Krishan dan Kana tersenyum lebar sambil mencium pipi suaminya.

TBC

1
Anna Nurhasanah
direpeti means dicerewetin...
Herni Marianty
Luar biasa
Herni Marianty
Lumayan
Paytren Nury Cahyono
Aku rela nonton iklan sampai habis thor
Paytren Nury Cahyono
😍😍😍
Rahmi Mamimima
keren bgt critanya
Rahmi Mamimima
ganasss juga si kana
Rahmi Mamimima
🤣lgsg di ulti
Rahmi Mamimima
kereenn
Rahmi Mamimima
ksian kana
Rahmi Mamimima
🤣🤣 suamimu trllu galak
Rahmi Mamimima
🤣
nah loohh .. bini' mu sdh angkat bicara
Rahmi Mamimima
🤣
Rahmi Mamimima
eh 🤣🤣
Rahmi Mamimima
si kana juga aneh . jelas2 ada supir d depan mata bisa2nya malah milik taksi
Rahmi Mamimima
di repeti itu apa sih?aq g tau
Rahmi Mamimima
Luar biasa
Rahmi Mamimima
yg d gibahin suaminya sendiri 🤣
Rahmi Mamimima
🤣🤣 ide bagus
Wulan Sari
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!