Pertemuan yang tak terduga antara lelaki dingin yang gila kerja, dengan wanita ceria yang penuh semangat. Karena insiden yang terduga, membuat keduanya melakukan cinta satu malam, dan terpaksa menjalani pernikahan secara mendadak. Pernikahan yang saling menguntungkan.
Lovata, seorang anak dari seorang pengusaha kaya. Ibunya dituduh sebagai pelakor karena hamil dengan ayahnya yang mengaku single pada awalnya. Akhirnya memutuskan untuk tidak mau menikahi lelaki itu dan membesarkan anaknya sendiri. Namun itu membuat istri sah ayahnya, marah, karena merasa telah dikhianati. Dan kemudian membuat masalah terus menerus dengan ibunya Lovata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Senja🧚♀️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Rakha masih kebingungan mencari dimana anak dan istrinya. Sampai akhirnya dia memutuskan mencari Aiko ke rumah orang tuanya dan mengakui semuanya apa yang sebenarnya terjadi.
"Aku minta maaf pa, ma.." ucap Rakha sembari menangis di depan Kimora dan Alfarezi.
Alfarezi tidak bisa menahan amarahnya mendengar anak perempuannya pergi dan diselingkuhi. Dia marah dan menarik baju Rakha bahkan hendak memukul Rakha.
Namun, Kimora dengan cepat menahan suaminya dan menenangkannya. "Pa, tahan emosi kamu! Saat ini kita tidak perlu emosi, tapi kita harus segera menemukan Aiko dan Cio.." ucap Kimora yang membuat Alfarezi menurunkan tinjunya.
Alfarezi lalu menghubungi Boy dan Ivan. Dia meminta kedua temannya tersebut untuk segera mencari anak perempuan dan cucunya. "Kerahkan semua anak buah kamu! Dalam dua jam harus segera menemukan Aiko!" perintah Alfarezi.
Alfarezi sangat marah, tapi dia berusaha menahan amarahnya. Yang terpenting sekarang dia harus bisa menemukan anaknya terlebih dahulu. "Kamu udah tanya ke Ernes? Aiko cukup dekat dengan Ernes.." tanya Alfarezi kepada Rakha yang sama sekali tidak berani menatap Alfarezi.
"Udah pa, tapi Ernes juga nggak tahu.." jawab Rakha pelan, dia sangat takut menghadapi kemarahan mertuanya.
"Ernes aja nggak tahu, kemana perginya Aiko?" gumam Alfarezi semakin khawatir.
"Apa sih yang ada di dalam otak kamu?" tanya Alfarezi dengan marah.
"Kamu tahu dia sedang hamil, kenapa kamu bisa lakuin itu ke anak aku?" Alfarezi kembali tersulut amarahnya. Untung saja ada Kimora yang bisa menenangkan Alfarezi.
"Pa.." Kimora menggenggam tangan Alfarezi untuk meredakan amarah suaminya.
Rakha hanya bisa menangis dan mengatakan kata maaf. Dia juga sangat menyesali kekhilafan yang telah dia lakukan.
"Mana Cio juga ikut, mereka tinggal dimana saat ini? Udah makan atau belum?" mendengar perkataan Alfarezi tersebut membuat Rakha semakin tersedu. Apalagi sudah dua hari Aiko dan Cio meninggalkan rumah.
Dua jam berlalu. Sementara Boy dan Ivan juga belum menemukan petunjuk apapun tentang keberadaan Aiko dan Cio. Alfarezi yang kesal langsung membanting ponselnya. "Kalian nggak berguna!" serunya sebelum melempar ponselnya.
Defan dan Chika mendengar keributan di ruang tamu segera berlari mendekat. Dia melihat papanya yang sedang murka dan hendak menghajar Rakha tapi ditahan oleh mamanya.
"Pa..." Defan segera berlari dan membantu mamanya menahan papanya.
"Pa tahan pa! Ada apa sebenarnya?" tanya Defan yang masih belum tahu duduk perkaranya.
"Kakak kamu pergi dari rumah karena dia selingkuh.." ucap Alfarezi dengan sengit.
Defan seketika menatap Rakha dengan tajam. "Bener kak?" tanyanya.
Rakha terdiam. Dia tahu Defan pasti sangat marah karena hal tersebut. Tapi, Rakha bukanlah seorang pecundang. "Iya. Aku minta maaf Def, aku khilaf.." ucapnya dengan jujur.
Defan hampir saja meledak amarahnya jika saja Chika tidak menahannya. Meskipun dia dan Aiko sering bertengkar, tapi Aiko tetaplah kakaknya. Satu-satunya kakak yang dia punya. Tentu saja dia marah jika kakaknya disakiti.
"Minta om Boy buat cari kak Aiko pa!" pinta Defan yang sangat mengkhawatirkan keadaan kakaknya karena kakaknya sedang hamil besar saat ini.
"Udah, tapi anak buah om Boy tidak menemukan dimana kakak kamu." jawab Alfarezi yang hampir frustasi.
"Kak Ernes?"
"Aku udah tanya Ernes, tapi dia juga tidak tahu dimana Aiko.." sahut Rakha.
"Biar aku yang tanya ke kak Ernes!" Defan tidak percaya jika Ernes tidak tahu dimana Aiko berada. Ernes dan Aiko sudah seperti saudara kandung, mereka sering berbagi beban satu sama lain. Dan mereka juga sangat mengenal satu sama lain dibanding orang tua mereka masing-masing.
Defan segera menghubungi Ernes. Dan tak butuh waktu lama panggilan Defan langsung dijawab oleh Ernes. "Kak, apa kakak tahu dimana kak Aiko? Ini mama sangat khawatir, katanya kak Aiko kabur dari rumah.." tanya Defan.
"Rakha ada disana?" tanya Ernes.
"Iya.."
"Aku tahu dimana kakak kamu, tapi lo jangan bilang ke Rakha, biarin dia mikir kesalahan dia!" pinta Ernes.
"Aiko dan Cio baik-baik saja. Besok gue anter dia ke rumah papa lo.."
"Bilangin ke tante Kimora dan om Alfa jangan terlalu khawatir, tapi jangan biarin Rakha tahu keberadaan Aiko dulu!"
"Iya kak. Yaudah kalau kak Ernes nggak tahu dimana kak Aiko." setelah mendengar perkataan Ernes. Defan bisa bernafas lega. Tapi, dia harus berakting sedih di depan Rakha.
"Gimana Def?" tanya Kimora yang juga sangat mengkhawatirkan anaknya.
"Kak Ernes nggak tahu kok ma, besok aja kita cari kak Aikonya. Semoga kak Aiko dan Cio baik-baik saja." ucap Defan sembari menatap Rakha dengan tajam.
Rakha yang merasa jika mertua dan adik iparnya sangat tidak suka dengan kehadirannya. Dia memutuskan untuk pamit dan mencari Aiko kembali. Dia harus menemukan anak dan istrinya dan segera minta maaf. "Aku cari Aiko lagi ya pa, ma, Def." pamit Rakha tapi tidak digubris oleh Defan dan juga Alfarezi.
Hanya Kimora saja yang baik kepadanya. "Iya Rakha, tolong cari Aiko dan Cio sampai ketemu! Mama khawatir.." kata Kimora.
"Iya ma.." setelah itu Rakha meninggalkan rumah mertuanya.
Selepas Rakha pergi, barulah Defan mengatakan apa yang dia dengar dari Ernes melalui telepon tadi. Dan betapa leganya Kimora dan Alfarezi saat mendengar kabar tersebut.
"Jadi Aiko di tempat Ernes?" tanya Kimora merasa sangat lega.
"Iya, kata kak Ernes, besok dia akan antar kak Aiko kesini.."
"Makanya papa tidak yakin jika Ernes tidak tahu kemana Aiko pergi.." sahut Alfarezi yang juga sangat lega.
"Tapi kenapa kamu bilang kalau Ernes nhgak tahu?" tanya Kimora bingung.
"Kak Ernes yang minta, katanya biar kak Rakha kapok.." jawab Defan.
"Bener, biarin aja. Biar kapok.." ucap Alfarezi.
"Tapi kasihan Rakha.." ucap Kimora.
"Ngapain kasihan, dia aja tega sama anak kita.."
"Bobok aja yuk!"
Namun, meskipun begitu sebenarnya Alfarezi juga kepikiran tentang masalah anak perempuannya. Dia juga agak kasihan dengan menantunya. Tapi, dia bersikap seperti itu supaya Rakha jera.
Berbeda dengan Kimora yang memiliki perasaan lembut. Dia sangat tidak tega melihat Rakha pergi dengan kekhawatiran seperti itu. Dia pun diam-diam mengirim pesan kepada menantunya tersebut.
"Aiko udah kasih kabar. Dia dan Cio baik-baik saja hanya butuh waktu untuk menenangkan diri." tulisnya melalui pesan singkat.
Dengan maksud supaya Rakha merasa tenang dan tidak lagi kebingungan mencari Aiko yang tidak tahu dimana berada.
"Kamu pulang istirahat dulu! nanti kalau ada kabar lagi, mama kabarin kamu.." pesan kedua Kimora melalui pesan singkat lagi.
Rakha yang mendapat pesan dari mama mertuanya merasa sangat lega. Setidaknya dia tahu jika anak dan istrinya baik-baik saja. Dia pun pulang ke rumah sembari menunggu kabar dari mama mertuanya lagi.
khh-vcgcxhh