NovelToon NovelToon
Aku Bukan Wanita Mandul

Aku Bukan Wanita Mandul

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Duda
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: Binti Ulfa

Pernikahan yang awalnya didasari rasa saling cinta, harus berakhir karena sang istri yang tak kunjung hamil selama 3 tahun pernikahan.

Benarkah sang istri yang mandul?
Setelah itu mantan suami masih datang mengganggu saat mantan istri membuka hati pada pria lain. Siapakah yang akan dia pilih?

Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Binti Ulfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Benar Kata Ibu

*****

"Bos, uangnya aku kembalikan ya?" kata Yulia saat mereka telah duduk memesan jeruk hangat dan beberapa cemilan di sebuah warung. Menaruh dua lembar uang kertas warna merah diatas meja. Romi mendelik menakutkan. Mata elang yang beberapa hari ini agak jinak sekarang terlihat ganas lagi.

"Kalau kamu gak mau aku belanjain, kasihkan saja itu pada pengemis, atau buang aja di jalan." Yulia langsung terdiam.

Hillih sombong amat ni orang.

"Buang,, buang. Ini nih uang segini hasil keringat aku dua hari. Masa dibuang sih!" Yulia menarik kembali uang yang ia taruh.

"Saya kan gak enak hati bos, saya bukan siapa siapa bos tapi di belanjain kayak gini."

Namun dalam hatinya berkata lain.

"Andai tahu ditraktir tadi belanjanya dibanyakin aja, Yul!" begitu bisikan hati kotor Yulia. Menahan senyum karena pikiran ngawurnya.

Romi menyeruput minumannya. Begitu menyegarkan. Apalagi perut belum terisi. Tadi ia mau ke rumah makan untuk membeli lauk dan sayur matang. Shila ingin makan ayam krispi katanya. Karena ibu juga sedang sakit dan disarankan banyak istirahat, maka ia mencari jalan pintas. Beli yang siap disantap, tanpa repot repot berjibaku dengan alat alat didapur yang membuatnya pusing tujuh keliling.

Dia biasanya jika sudah benar benar kepepet, kelaparan yang sudah mau pingsan, alternatif yang bisa ia lakukan saat didapur adalah memasak mie instan. Pake telur dua, ditambah sayuran seperti sawi atau toge kadang juga mentimun. Hmmm, sedaap. Eeh, kok malah kemana mana. Upsss!

Tapi ini bukan dia sendiri yang akan makan, namun juga anak dan ibunya. Dan ibunya selalu mengomel panjang jika ia terlalu sering mengkonsumsi mie instan.

"Tapi aku heran kok Bu, katanya mie instan itu gak baik buat kesehatan. Tapi di toko, hampir semua jenis produk mie instan sangat laris, apalagi yang bunyi iklannya seperti ini, jelas terasa sedapnya."

Plakk!

Romi menirukan bunyi iklan salah satu produk mie, namun sebuah pukulan mendarat di bahunya membuat ambyar pikiran.

"Sudah, gak usah kebanyakan alasan. Gak usah ngeles. Kamu mending beli makanan kalau gak bisa masak!"

"Makanya kalau disuruh nikah itu ya, nikah. Kalau punya istri 'kan gak bingung kamu. Ada yang masakin, ada yang beresin rumah, nyuciin baju kamu." Ini si ibu kalau sudah cuap cuap ngalor ngidul sudah seperti motor blong tanpa rem, tanpa titik koma. Dan tak menyadari anaknya sudah mengendap endap dan hilang dari jangkauan mata dalam sekejap. Saat tahu yang diomeli telah lenyap maka teriakan si ibu pun menggema di ruangan.

"Romiiii!"

Begitulah selalu perdebatan ibu dan anak itu. Dan berakhir dengan si anak yang mengalah membeli makanan matang.

Dan saat dalam perjalanan, ia tak sengaja melihat Yulia berjalan tergesa dari taman dekat warung makan yang ia tuju. Ia pun menghentikan laju sepedaya.

"Lagian kenapa sih belanja disitu tadi, kamu kan bisa tinggal ambil di toko ku, yang sebentar lagi jadi toko kita."

Busyeeettt, pede banget nih orang. Apa dia bakalan bikin Shila jadi senjata ya, kalau aku gak mau nikah sama dia?

"Saya gak suka produk instan. Rasa masakan lebih mantap kalau bumbunya bikin sendiri. Memang di toko punya Bos ada Bawang merah, bawang putih, kencur, lengkuas sama yang lainnya?"

Romi hanya diam saja. Tapi malah membuka topik lain.

"Hmmm, kamu... benar benar tak tahu ya, gimana Fani manggil aku?" menatap tajam pada Yulia, membuat Yulia salah tingkah dan melihat ke sembarang arah. Lalu menunduk meminum jeruk hangat dengan sedotan.

"Kamu diam, aku anggap kamu tahu. Kenapa, susah banget manggil aku begitu?" Huuuh, pandangannya setajam silet. Bisa bisa hatinya terbelah menjadi beberapa bagian jika berani menatapnya.

"Ya,,,gak enak hati aja. Kalau mbak Fani manggil bos Abang atau mas atau Aa atau apalah itu wajar saja. Kan masih sodaraan. Lah kalau aku, bisa jadi gosip miring di antara karyawan lain, bos!" jawaban Yulia membuat mata Romi menatap Yulia tak berkedip. Yulia yang salah tingkah mengaduk aduk minumannya, melirik kentang goreng keju kemasan yang ada di depan mata. Namun sungkan untuk meraihnya. Tiba tiba terlintas di pikiran Yulia apa yang menjadi tujuannya tadi duduk minum dengan Romi..

"Bos, tadi kan aku yang mau ngomong, kok jadi bahas hal lain sih!" mengalihkan perhatian Romi. Ia pun sepertinya tersadar. lalu meraih keripik dan dimasukkan pada mulutnya.

"Mau bahas apa tadi!"

"Tentang perkataan bos yang tadi malam." Ragu ragu Yulia menjawab. Tak ada suara dari Romi.

"Maaf, karena bos...."

"Panggil yang benar!" potong Romi yang sedari tadi gusar karena Yulia menyebut nyebut kata bos. Mulutnya mengerucut.

"Jangan cemberut seperti itu. Ku cium baru tahu rasa kamu!" Romi mendekatkan wajahnya ke muka Yulia seolah olah ingin menciumnya. Ingin rasanya Yulia mendorong kasar wajah itu.

"Bicara apa? cepatlah bicara."

"Tentang lamaran bos,, eh Bang Romi yang kemarin..." terbit senyuman tipis dari bibir Romi.

Hhhh, pengen dipanggil Abang rupanya. Seneng amat pake senyum lagi dipanggil Abang.

"Saat ini saya dalam masa Iddah, Bang!" Romi mengerutkan kening.

Iddah, apa itu? Romi.

"Iddah adalah sebuah masa di mana seorang perempuan yang telah diceraikan oleh suaminya, baik cerai karena suami mati, atau cerai hidup, untuk menunggu dan menahan diri dari menikah dengan laki-laki lain. Tujuan dari Iddah itu sendiri adalah untuk menjaga hubungan darah suaminya.

"Terus,,!"

"Wanita yang ada pada masa Iddah dilarang menerima pinangan!"

Krikk krik krik.

Hanya terdengar suara bising mobil dan motor berlalu lalang dijalan.

"Dan itu artinya, pembicaraan yang tadi malam dibatalkan!" ucap Yulia membuat Romi menegakkan duduknya.

"Mana bisa begitu!"

"Ya begitu, bang! pembicaraan yang tadi malam tidak bisa dibenarkan. Selama tiga kali suci dari haid, atau tiga bulan dari perceraian tidak dibenarkan wanita yang baru bercerai menerima pinangan laki laki lain."

Bahkan seharusnya keluar rumah pun tak boleh. Apalagi duduk berdua dengan laki laki seperti ini. Tapi mana bisa, karena aku harus kerja nyari uang. Apalagi ibu baru sembuh dari sakit. Yulia.

"Baiklah, aku memang gak tahu tentang hal itu. Ilmu agamaku memang masih sangat dangkal. Itu artinya aku harus menunggu jawabanmu setelah tiga bulan?"

"Betul begitu 'kan? Nggak harus dibatalkan?" Raut wajah Romi terlihat panik.

Jangan jangan ini cuma akal akalanmu saja. Gak akan pernah aku lepaskan kamu Yulia. Apapun alasannya.

"Ok, tak masalah, kalau hanya di tunda. Tapi setelah masa iddahmu selesai, aku tunggu jawabanmu. Dan selama itu pula, kita bisa saling mengenal dulu."

Mana bisa begitu.

*****

Romi mengantar Yulia sampai depan rumah, dan terlihat bu Kanti duduk di kursi kayu teras rumahnya. Dia tersenyum saat Romi turun dan mengucap salam mendekatinya.

"Nak Romi mau masuk dulu?"

"Terima kasih Bu! Saya harus pulang sekarang. Ibu dan Shila pasti sedang menunggu saya.

Permisi, Assalamu'alaikum."

Di saat itu Yulia keluar dari rumah.

"Bos,, eh Bang! Kemarin aku janji sama Shila, buatin sayur seperti yang kemarin. Aku udah buatkan, tolong bawa ya!" menyodorkan rantang stainless untuk dibawa pulang.

"Baiklah, terimakasih." ucap Romi sumringah.

Ada benernya sih kata ibu.....

\=\=\=\=\=\=

Maaf ya, ilmu othornya dangkal. Begitu bahas yang serius tentang iddah jadi bingung deh. Agak kurang paham pemahamannya. Jika ada yang tahu dan melengkapi atau meralat jika salah bisa tulis di kolom komentar.

Makasih. Love you all.....

1
Rika Hardiani
nBagus Rom, tegas jangan lemah nanti makin ngelunjak
nanik widyati
Luar biasa
Rika Hardiani
Edan itu ibu.....mulutnya kebanyakan cabe 🤣🤣🤣
Rika Hardiani
hi...hi...ke hotel lho...mau g mau harus mau /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rika Hardiani
Luar biasa
Rika Hardiani
Ngeri banget ucapannya seperti laki² tanpa iman /Sob/
Elok Pratiwi
seperti membaca sebuah buku biasa bukan membaca sebush cerita
Elok Pratiwi
tidak menarik datar cerita nya biasa saja
Rembulan Jingga
🌹
Rembulan Jingga
👍
AR Althafunisa
tadi dia pengen punya cucu, sekali punya cucu dia bgtu sikapnya. Empeng2 tak berakhlak 😩
AR Althafunisa
tega bangettt sih laki2 mulutnya 😭😭😭
Isna Niah
Sumi Ady
geregetan sma klakuannya dini,dino😠
Sumi Ady
betul thu romi
Sumi Ady
aduh rese bngt si dini
Sumi Ady
waduh romi gaswat
Isabell Serinah
buat seasson2 lagi plseeee 🤣👍😭
auliasilviana
lho? katanya tokonya romi warisan dari ayahnya
kok beda lagi?
🌟Sugali🌟
baru tau w ngerujak pake bawang putih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!